H Nur Hadi ST, Ketua Umum PPKN. (FT/MKY)

SURABAYA | duta.co – Nama Lia Istifhama, putri KH Masykur Hasyim, tokoh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) diyakini menempati posisi strategis dalam Pilwali Surabaya. Menurut Ketua Umum Pergerakan Penganut Khitthah Nahdliyah (PPKN), meski PPP suaranya kecil, Lia bisa membuat pasangannya menjadi juara.

“Di samping dia keponakan Gubernur Bu Khofifah, Ning Lia memiliki daya dobrak membangun Kota Surabaya. Dialah yang bisa meneruskan gaya Risma,” demikian disampaikan H Nur Hadi ST, Ketua Umum PPKN kepada duta.co, Minggu (12/1/2020).

Menurut Cak Nur, panggilan akrabnya, PPKN tidak berkepentingan untuk memenangkan salah satu calon dalam Pilwali Surabaya. Tetapi, sebagai gerbong nahdliyin, diakui, bahwa, dirinya selalu menjadi jujugan orang untuk berdiskusi tentang masa depan Kota Surabaya.

Dalam pengamatannya, ada dua kemungkinan (terjadi) dalam perebutan Walikota Surabaya. Yaitu berlangsung seru atau sama sekali tidak menarik. Gajah versus gajah atau gajah versus semut. Ia melihat PDI-P masih menjadi faktor penentu. Belum terkalahkan. “Cuma siapa tokoh yang bakal diambil PDI-P, ini menjadi penentu berikutnya,” tegas pengusaha otomatif ini.

Keterangan foto parlemenjatim.com

Masih menurut Cak Nur, nama mantan Kapolda Jawa Timur, Machfud Arifin sebagai Bakal calon Walikota Surabaya cukup diperhitungkan. Begitu juga nama Wisnu Sakti Buana. Keduanya sedang berebut pengaruh di Bu Mega. “Pak Machfud memiliki keunggulan tersendiri. Selain partai-partai kecil, kabarnya dia sudah memegang restu dari Pak Prabowo,” demikian Cak Nur.

Sementara Wisnu Sakti Buana juga tidak bisa dianggap remeh. Ialah kader tulen PDI-P yang merasa paling layak mendapat tiket partai untuk maju sebagai pengganti Risma. “Masalahnya, internal PDI-P juga tidak semulus yang dibayangkan. Pertanyaannya adalah sejauh mana Wisnu ini memiliki kedekatan dengan Risma, ini sangat menentukan,” urainya.

Nah, akan menjadi seru, kalau keduanya mendapat tiket cukup untuk maju. Inilah yang disebut gajah versus gajah. Tetapi, kalau nanti hanya salah satu yang maju, maka, Pilwali Surabaya berlangsung antiklimaks. “Di sinilah sosok Lia Istifhama menjadi strategis dan menentukan,” tegasnya. (nzm)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry