PONOROGO | duta.co – Untuk mempercepat penanggulangan dan pencegahan penyebaran covid19, maka Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni, Kamis (9/4)  mengikuti  rapar koordinasi dengan Gubernur Jawa Timur  Khofifah Indar Parawansa .

Rapat koordinasi yang dilakukan di Ruang Pesat Gatra Polres Ponorogo, Bupati didampingi oleh Kapolres Ponorogo AKBP  Arif Fitrianto dan Dandim 0802 Ponorogo Letkol Inf Sigit Sugiharto.

Dalam rakor dengan cara video conference ( vidcon) itu , Gubernur Jatim yang didampingi oleh Kapolda Jatim  dan Pangdam Brawijaya, membahas tentang persiapan menyambut  pemudik dini menjelang Bulan Ramadhan dan juga Idul Fitri.

Dalam mempersiapkan bagi pemudik dini ini, diantarannya adalah menyiapkan  ruang isolasi di desa desa, tenaga medis dan jaring  pengaman sosial terhadap  warga terdampak  covid -19.

Untuk menyambut arus pemudik ini, Kabupaten Ponorogo membutuhkan 1000-1.500 ruang isolasi. Gedung yang akan digunakan ruang isolasi di desa-desa adalah gedung ( sekolah) yang sudah tidak aktif. Jika ini masih mengalami kekurangan, maka akan digunakan gedung yang masih aktif digunakan.

“Mengikuti arahan Ibu Gubernur, kami sudah memerintahkan desa- desa untuk menyiapkan ruang isolasi bagi pemudik. Ruang isolasi  bisa menggunakan gedung- gedung yang selama ini tidak terpakai atau  kalau masih kurang, bisa menggunakan gedung yang masih aktif terpakai. Setidaknya kami butuh 1000-1500 ruang isolasi. Saat ini persiapan di desa-desa sudah hampir 50 persen,” terang Bupati Ipong usai mengikuti vidcon.

Harus Ada Edukasi

Terkait penolakan beberapa desa yang gedung sekolahya akan digunakan isolasi, Bupati mengaku akan memberikan sosialisasi dan edukasi. Sebab ruang isolasi itu sangat penting, dari pada pemudik yang belum tentu sakit, kalau dibiarkan begitu saja malah akan berbahaya.

Apalagi gedung sekolah yang akan dipakai ruang isolasi adalah gedung tidak aktif, sehingga penolakan warga itu tidak beralasan.

“Saya tidak akan  tanggapi penolakan itu. Pokoknya rencana C yaitu membangun sekolah untuk isolasi tetap jalan. Bahwa ada masyarakat  yang tidak setuju, tugas kita adalah  sosialisikan dan edukasi. Kalau sebuah program belum jalan sudah ditolak, ya ga jalan,” terang Bupati.

Menurutnya edukasi bagi masyarakat itu penting yang tidak hanya dilakukan oleh pemerintah tapi juga oleh media. Sehingga diharapkan jika terjadi penolakan di masyarakat, media dapat memberi jawaban jelas , bahwa semua demi keamanan masyarakat.

“Apa mau datang banyak, lalu isolasi gak cukup, lalu diterlantarkan di jalan? Bantuan media untuk edukasi kalau ada masyarakat, begitu dikasih edukasi itu untuk  (keamanan) masyarakat saya yakin selesai.Penularan penyakit tidak mungkin lewat gedung, selama tidak kontak . Lagipula yang diisolasi belum tentu sakit. Tapi karena protokolnya 14 hari, ya harus diikuti,” tandas Bupati. (sna)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry