Mohammad Ghofirin
Dosen Fakultas Ekonomi Bisnis Teknologi Digital (FEB TD)

PESANTREN di era sekarang tidak hanya berfungsi sebagai lembaga dakwah, dan pengkaderan ulama, melainkan juga berfungsi sebagai lembaga pemberdayaan ekonomi umat. Namun, pandemi Covid-19 memaksa Pesantren tidak dapat menjalankan semua fungsi tersebut dengan maksimal.

Pesantren di Jawa Timur yang berjumlah lebih dari 6.000 pesantren dan 1 juta santri harus menahan diri dan beradaptasi dengan pandemi. Pesantren mengalami kondisi dilematis, ketika memutuskan santri harus kembali. Beberapa Pesantren bahkan melarang santri kembali ke pondok dengan alasan menghindari pandemi. Kondisi tersebut berdampak pada upaya pesantren melahirkan kader-kader dakwah sekaligus kader pemberdayaan ekonomi umat.

Setelah hampir satu tahun hidup di masa pandemi, pondok pesantren terus melakukan upaya-upaya adaptasi. Santri mulai diizinkan kembali belajar ke Pondok Pesantren dengan standar protokol kesehatan. Pola pemberdayaan ekonomi mulai dijalankan kembali. Pondok Pesantren kembali melakukan proses produksi dengan menggunakan digital teknologi.

Kebangkitan pesantren sudah saatnya didorong dan sejalan dengan kebangkitan Jawa Timur. Bangkit melalui Pemulihan Ekonomi, Pembangunan Manusia, Penyediaan Lapangan Kerja dan Pengentasan Kemiskinan.

1. Bangkit melalui Pemulihan Ekonomi
Pesantren dapat berperan dalam pemulihan ekonomi di masa pandemi. Melalui Program One Pesantren One Product (OPOP), Pesantren didorong untuk menjadi Produsen sekaligus Konsumen. Pesantren diharapkan melakukan transaksi bilateral antar pesantren. Jawa Timur gudangnya Pesantren, tentu menjadi gudangnya Produk-Produk, baik sektor mamin, pakaian, kerajinan, perikanan, pekebunan, pertanian, jasa dan digital teknologi. Hal ini menjadi kekuatan Jawa Timur untuk Bangkit. Pesantren dihubungkan oleh sistem yang memudahkan dalam berbelanja dan sekaligus menjual produk-produk Pesantren. Dengan demikian perputaran dan transaksi akan terjadi. Peningkatan kapasitas UMKM Berbasis Pesantren harus dilakukan melalui pelatihan, pendampingan, sertifikasi, dan standarisasi produk.

2. Bangkit melalui Pembangunan Manusia
Pesantren wajib segera melakukan upaya untuk meningkatkan kualitas Pendidikan dan kesehatan di Pondok Pesantren. Pola pembelajaran di Pesantren di dorong berbasis digital tekonlogi. Fasilitas kesehatan di Pondok Pesantren dan kesadaran pola hidup bersih dan sehat harus ditingkatkan.

3. Bangkit melalui Penyediaan Lapangan Kerja
Pesantren sebagai Lembaga Pendidikan hendaknya didorong untuk melakukan peningkatan produktivitas dan kompetensi tenaga kerja. Santri harus dibekali dengan ketrampilan dan jiwa wirausaha. Alumni Pesantren diharapkan bukan sebagai pencari kerja, namun sebagai pencipta lapangan kerja. Pesantren dengan potensi ekonominya didorong untuk dapat membuka lapangan kerja baru bagi alumni dan masyarakat sekitar.

4. Bangkit melalui Pengentasan Kemiskinan
Pesantren dan pengentasan kemiskinan dapat berjalan seiring dan seirama. Kantong-kantong kemiskinan dapat tersentuh secara konkrit dengan program- ekonomi Pesantren dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Program One Pesantren One Product (OPOP) dapat menjadi media pengentasan kemiskinan masyarakat berbasis Pesantren. Melalui pilar Sosiopreneur OPOP dapat mensinergikan potensi Alumni Pondok Pesantren dengan potensi ekonomi masyarakat dalam program pengentasan Kemiskinan di Jawa Timur. *

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry