SURABAYA | duta.co – Beredar, potongan video wawancara khusus kumparan dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, tentang uji coba vaksin Sinovac dari Tiongkok untuk penanganan pandemi virus corona atau COVID-19 di Indonesia.

“Sekarang mencari relawan 1.620 orang yang diharapkan akhir bulan Agustus sudah terkumpul. Dan setelah itu, kita cobakan di awal bulan September,” tegas Erick Thohir dalam program ‘to the point’.

Ini pertanyaan nakal kumparan: Termasuk Pak Arick?. “Tidak etis kalau saya (duluan), lebih baik relawan-relawan yang memang sesuai dengan tadi (prototype) yang sedang dicari,” jelas Erick dalam video berdurasi 01 menit 09 detik yang terlihat duta.co, Sabtu (8/8/2020).

Lalu? Kata Erick, “Saya rasa, bukannya saya takut, tidak mau disuntik ya. Tapi ya.. kayaknya sebagai Menteri BUMN disuntiknya agak belakangan lah. Kalau rakyatnya sudah disuntik, baru kita lah. Masak kita duluan disuntik, ya.. nggak lah. Bukan berarti tidak berani ya, kalau dari BUMN, jubir saya disuntik duluan, silakan. Sebagai pemimpin belakangan lah, bukan berarti karena takut loh,” tegasnya.

Kalau Mulus

Seperti diberitakan, vaksin Sinovac dari Tiongkok, masih menjadi perdebatan. Pemerintah sendiri mencari sebanyak 1,620 orang sebagai relawan uji coba suntik vaksin Sinovac dari Tiongkok untuk penanganan pandemi virus corona atau COVID-19 di Indonesia.

Bio Farma mempercayakan Lembaga yang bertanggungjawab dalam uji klinis fase tiga ini yaitu Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. Head of Corporate Communication Bio Farma, Iwan Setiawan menjelaskan jumlah relawan yang dibutuhkan untuk uji coba dipastikan sudah mewakili seluruh karakter dan populasi warga Indonesia.

“Itu ada hitungannya secara statistik secara ilmiah, mestinya sudah mewakili. Bahkan tidak hanya di Indonesia, ini kan multicenter global,” ujar Iwan, Selasa 28 Juli 2020.

Iwan menilai vaksin dari Tiongkok yang tiba di Indonesia sudah melalui satu tahap uji klinis fase tiga. Ini menjadi keuntungan karena sudah melalui tahapan klinis di luar negeri.  “Cuma kita diuntungkan, dengan uji klinis ini kita memastikan bahwa si vaksin ini protektif terhadap orang Indonesia, kalau ini mulus,” katanya.

Bahkan, vaksin Sinovac dinilai jadi keberuntungan bagi Indonesia untuk memutus mata rantai penularan COVID-19 dalam waktu cepat. “Artinya kita sudah tidak ragu lagi bahwa vaksin ini memberikan kekebalan terhadap orang Indonesia. Kan tidak ada efek samping,” terang Iwan.

“Kita punya akses mendapatkan vaksin itu karena sekarang di dunia belum ada vaksin, nah satu satunya yang lulus fase 3 ini hanya Sinovac jadi kita berpacu dengan waktu, ini pun kita rebutan,” imbuhnya.

Sebelumnya, pelaksana uji vaksin Bio Farma fase 3 sekaligus Principal Investigator Penelitian Vaksin COVID-19, Profesor Kusnandi Rusmil mengungkapkan pihaknya membutuhkan 1,620 orang untuk menjadi subyek penelitian dalam uji klinis tiga vaksin dari Sinovac Tiongkok.

Vaksin tersebut direncanakan akan diproduksi pada 2021 dengan jumlah mencapai 250 juta dosis untuk penanganan virus corona atau COVID-19.

“Kita akan rekrut kurang lebih 1,620 subyek penelitian dari berbagai tempat,” ungkap Kusnandi di Bandung Jawa Barat, Jumat 24 Juli 2020 seperti diwartakan viva.co.id.

Subyek penelitian itu, lanjut Kusnandi, akan menjalani penelitian di beberapa tempat, diantaranya, komplek fakultas kedokteran Universitas Padjajaran, di Universitas Padjajaran Dipatiukur. (net,viva.co.id)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry