MEMBORONG: Ning Ita bersama Camat Magersari Soegeng Rijadi Prajitno SH dan Lurah Gedongan memborong produk UMKM. (DUTA.CO/YUSUF W)

MOJOKERTO | duta.co – Kelurahan Gedongan, kecamatan Magersari, kota Mojokerto menggelar Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di Ruang Pertemuan Kelurahan Gedongan, Gedongan Gang 2 No. 43, Kamis (19/1/2023). Hadir dalam giat tersebut, antara lain Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari, Kepala Bapedalitbang Agung Moeljono, Kepala DPUPRPRKP Mashudi, Camat Magersari Soegeng Rijadi Prajitno SH, dan Lurah Gedongan Rizal Arsyad.

Pada kesempatan tersebut, juga digelar bazar produk UMKM. Produk UMKM yang digelar merupakan produksi dari KUBE Kelurahan Gedongan yang merupakan jebolan dari Inkubasi Wirausaha yang selama ini getol dilaksanakan Pemkot Mojokerto.

Dalam sambutannya Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari mengatakan, untuk meningkatkan perekonomian kota Mojokerto, yang paling tepat melalui sektor pariwisata. “Itulah kenapa kita berbenah untuk infrastruktur. Aksesibilitas atau keterhubungan dengan semua wilayah harus nyambung, mudah, dan layak,” katanya.

Selain aksesibilitas, lanjutnya, bagaimana ekosistem pariwisata terbentuk. “Masyarakatnya harus sadar betul. Sebagai daerah pariwisata itu harus bagaimana masyarakatnya. Harus bagaimana ketika banyak orang datang ke kota Mojokerto. Bagaimana menyambut mereka agar tidak kapok datang ke kota Mojokerto,” ujarnya.

Menurut wal kota yang akrab disapa Ning Ita, poin utama yang harus benar-benar dijaga adalah kebersihan. “Kebersihan tidak bisa hanya menjadi tugas pemerintah. Tetapi, harus disadari oleh seluruh masyarakat,” tandasnya.

Saat ini kot Mojokerto punya TPA Randegan dengan luas enam hektare. Namun TPA Randegan saat ini sudah hampir penuh. “Lalu kalau sudah penuh, kemana membuang sampah. Untuk perluasan, sudah tidak ada lahan lagi,” ungkapnya

Untuk mengatasinya, lanjutnya, pemerintah memfasilitasi masyarakat untuk bertindak. “Fasilitas yang diberikan pemerintah berupa anggaran,” imbuhnya.

Ning Ita mengingatkan jika Pemkot Mojokerto punya Program Bayar Pajak Pakai Sampah di Kota Mojokerto (Bapak Samerto). Program ini merupakan program yang sangat baik dalam mengatasi persoalan sampah. “Hanya saja dalam dua tahun pandemi Covid-19 ini terjadi penurunan,” ungkapnya.

Untuk itu, dalam kaitannya mewujudkan program pariwisata dimana TPA sudah penuh, Ning Ita meminta Program Bapak Samerto dihidupkan kembali. “Harus dipilah. Harus diaktifkan kembali Bank Sampah. Dari sampah anorganik inilah yang bernilai ekonomi untuk membay pajak,” pintanya.

Kemudian, sampah organik atau sampah basah ini yang selama ini dibuang ke TPA dapat dimanfaatkan untuk budidaya maggot. “Di kelurahan Prajuritkulon itu ada salah satu inovasi yang juara nasional, yang mengantarkan kota Mojokerto sebagai kota terinovatif, yakni budidaya maggot,” ungkapnya.

Terkait budidaya maggot, lanjutnya, selain bernilai ekonomi, adalah membantu pengurangan sampah organik karena makanan maggot adalah sampah basah. “Saya minta di kelurahan Gedongan ini juga digalakkan budidaya maggot. Apalagi maggot ini sebagai makanan unggas dan ikan. Jadi, sangat bermanfaat bagi KUBE budidaya ayam dan ikan,” pungkasnya. (ywd)