SURABAYA I duta.co – Ada banyak gagasan menarik disampaikan pasangan nomor urut 2 Machfud Arifin-Mujiaman (Maju) dalam debat publik putaran kedua, Rabu (18/11) malam. Salah satu yang paling banyak mengundang reaksi positif adalah gagasan Machfud Arifin untuk berkantor di seluruh kelurahan di Surabaya secara bergiliran. Terutama di daerah yang jauh dari pusat kota serta daerah padat penduduk.

Gagasan itu bukan sekedar pencitraan. Tapi Machfud Arifin melihat selama ini masih banyak warga yang kesulitan mendapatkan berbagai akses pelayanan. Bahkan, yang paling baru dan viral adalah kasus Ibu Yaidah. Warga Lidah Wetan itu mengurus akta kematian anaknya hingga harus mengadu ke Kemendagri di Jakarta.

“Surabaya menjadi pembicaraan hampir seluruh masyarakat Indonesia karena Bu Yaidah harus mendatangi Kemendagri di Jakarta untuk mengadu kesulitan mengurus akta kematian anaknya,” kata Machfud Arifin.

Tak hanya itu, Mahfud Arifin juga menerima pengaduan satu keluarga miskin di Kejawan Lor yang lebih dari 30 tahun belum pernah menerima bantuan. “Saya tidak ingin yang seperti ini terjadi lagi. Tidak boleh lagi ada pelayanan publik yang diskriminatif dan berbelit. Oleh karena itu, kami akan memastikan pelayanan terbaik untuk masyarakat dengan berkantor di 154 kelurahan secara berkala,” ujarnya.

Menurut Machfud, pelayanan masyarakat yang baik akan berdampak pada kesejahteraan dan kemakmuran warga. Pelayanan yang baik ke masyarakat bisa dilakukan jika ASN, termasuk Tenaga Outsourcing, bisa sejahtera dan bahagia.

Oleh karena itu, Machfud Arifin ingin ASN bisa bahagia dengan memiliki waktu lebih bersama keluarga dan terjaga kesehatannya. “Untuk membuat ASN sejahtera, saya akan meningkatkan tunjangan mereka. Sebab itu semua bisa bermuara pada pelayanan yang semakin baik untuk warga kota,” kata Machfud.

Mujiaman menambahkan, jika terpilih maka pasangan MAJU akan menciptakan suasana kerja yang kondusif. Mereka ingin membuat ASN berkembang dari sisi kapasitas maupun karir. ASN mampu melahirkan ide dan inovasi, tanpa dihantui rasa takut.

Yang tak kalah menarik, sebagai mantan Kadiv IT Mabes Polri, Machfud Arifin juga punya gagasan terkait penerapan teknologi di Surabaya. Machfud risau selama ini Surabaya tak punya big data yang baik. “Kami akan membangun data center dan pengolahan big data yang terintegrasi,” ujarnya.

Dengan memiliki big data yang terintegrasi, pelayanan warga juga otomatis bisa tepat sasaran. Termasuk penyaluran bantuan-bantuan. “Kami akan memberikan BLT 1 juta per KK. Semua itu bisa dilakukan dan tetap sasaran kalau ada data center dan pengolahan big data yang terintegrasi,” ujarnya.

Machfud juga memastikan akan membuka 100 ribu lapangan kerja baru. Selain itu, pasangan yang didukung 8 partai ini memastikan pemberian stimulus UMKM Rp 50 miliar. “Kami juga akan memastikan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat berbasis RT sebesar Rp 150 juta,” imbuh Mujiaman. (azi)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry