BOJONEGORO | duta.co – Permohonan dispensasi menikah usia dini mengalami peningkatan pada bulan Ramadan tahun 2022. Pengadilan Agama (PA) Kabupaten Bojonegoro mencatat ada 96 anak usia di bawah umur yang mengajukan permohonan dispensasi nikah dini.
Sholikin Jamik, Kepala Panitera Pengadilan Agama Kabupaten Bojonegoro menyatakan, pada bulan puasa tahun 2022 ini terjadi peningkatan pengajuan dispensasi menikah dini, dan termasuk yang terbanyak tahun ini.
“Rata-rata dari mereka akan melaksanakan akad nikah pada malam ke-29 bulan Ramadan,” ucapnya, Jum’at (29/4/2022).
Malam ke-29 bulan Ramadan atau biasa disebut ‘malem songo’ masih diyakini sebagai hari baik untuk melangsungkan akad nikah oleh masyarakat di Bojonegoro.
“Hal ini sudah menjadi budaya di Bojonegoro,” lanjut Sholikin Jamik.
Dia juga mengkritisi fenomena nikah dini itu, menurutnya salah satu penyebab perceraian di usia muda yakni pernikahan dini itu sendiri. Sebab, pernikahan mereka tanpa dibekali dengan kesiapan ekonomi, psikologi, serta kesiapan lainnya dalam mengarungi bahtera rumah tangga.
“Pengadilan mencatat ada 371 perkara perceraian selama Ramadhan ini,” imbuhnya.
Sementara itu, Natasha Devianti, anggota Komisi C DPRD Kabupaten Bojonegoro, mengungkapkan keprihatinannya atas fenomena akad nikah pada malam ke-29 bulan Ramadan yang didominasi oleh anak di bawah umur. Pasalnya, kondisi seperti ini dapat menjadi penyebab perceraian saat usia mereka masih muda.
“Masih belum siapnya mereka di sektor perekonomian adalah salah satu enyebab perceraian usia dini,” ungkapnya kepada duta.co melalui pesan WhatsApp.
Sasa, sapaan akrabnya, menganggap peran orang tua sangatlah penting dalam memberikan edukasi seputar pernikahan kepada anak-anaknya agar dapat mencegah pernikahan dini, hal itu dapat dilakukan melalui diskusi yang mendalam antara orang tua dan anak, dengan harapan sang anak akan menyadari arti sebenarnya dari sebuah pernikahan.
“Bahwa banyak hal yang perlu dipikirkan tentang sebuah pernikahan,” pungkas Sasa. (abr)
