Pasangan  Somidi dan Su'udiyah yang berhasil memiliki anak di usia yang tidak lagi  muda, saat ditemui di klnik MorulaIVF Surabaya, Jumat (11/12/2020). DUTA/endang

SURABAYA | duta.co – Pasangan dari Sumenep Madura, Somidi dan Su’udiyah  memang bukan pasangan muda. Usia Somidi 51 tahun dan Su’udiyah 44 tahun. Sudah 21 tahun keduanya menikah namun belum dikasih keturunan.

Namun pada 1 Desember 2020 lalu, Su’udiyah melahirkan bayi perempuan yang diberinama Aisyah Naziah Almahiro yang berarti wanita yang beruntung dan penuh inspirasi.

Tidak semudah itu, keduanya bisa mendapatkan momongan. Usaha dan doa dilakukan. Periksa ke dokter juga tak putus dijalani. Bahkan obat-obatan herbal juga dikonsumsinya. Sampai akhirnya bayi tabung menjadi jalan terakhir pasangan ini untuk memiliki momongan.

 “Kami tidak berhenti ikhtiar untuk mendapatkan anak. Alhamdulillah ada jalannya untuk melakukan bayi tabung. Dan kami direkomendasi ke dokter Benny (dr Benediktus Arifin SpOG)di MorulaIVF,” kata Somidi ditemui di Klinik MorulaIVF Bogowonto Surabaya, Jumat (11/12/2020).

Perjuangan untuk bertemu dengan dr Benny tidak mudah. Apalagi, Somidi mengaku tidak pernah ke Surabaya. Dia minta diantar sopir travel yang disewanya dari Sumenep ke National Hospital di kawasan Surabaya Barat. “Baru pertama kali pula lihat rumah sakit kok bagus sekali. Saya merasa beruntung, bisa bertemu dokter-dokter ahli terutama dokter Benny,” jelas Somidi.

Perjuangan dan keinginan kuat untuk memiliki anak membuat pasangan ini mematuhi segala yang diucapkan dokter. Mulai tidak boleh berhubungan suami-istri selama proses bayi tabung, tidak boleh makan makanan tertentu dan sebagainya.

Karena, sebenarnya secara usia, keduanya termasuk dalam katagori pasangan yang tidak berkualitas baik sel telur maupun spermanya  karena faktor usia. Sehingga memang banyak pantangan yang harus dijaga keduanya agar bisa berhasil melakukan program ini. Apalagi, biaya untuk program bayi tabung tidaklah murah. “Awalnya dikasih tahu Rp 70 juta. Uang segitu saya punya. Tapi kekurangannya kami dapat dari hasil berjualan keripik singkong di Asta Tenggi (kawasan wisata religi di Sumenep,red). Dan Alhamdulillah semua bisa teratasi,” tutur Somidi.

Pasangan ini termasuk beruntung. Apalagi, mereka langsung berkonsultasi dengan tim dokter dari MorulaIVF yang memiliki alat canggih untuk bisa membantu sperma dan sel telur yang kurang berkualitas agar bisa menjadi embrio yang baik dan bisa berkembang dalam rahim.

Pasangan Somidi dan Su’udiyah bersama tim dokter MorulaIVF. DUTA/endang

Dokter Benny yang ditemui bersama pasangan ini mengaku, memang proses untuk program pasangan Somidi dan Su’udiyah ini lebih lama dari pasangan lainnya. Selain karena faktor usia, juga karena ada kendala pada Su’udiyah yang harus diatasi dulu sebelum tanam embrio. Seperti adanya kista, juga faktor lainnya.

“Kalau pasangan umumnya bisa dua atau tiga bulan bisa tanam embrio, pada Bu Su’udiyah hingga 14 bulan. Cukup lama. Tapi pasangan ini sabar banget,” jelas dr Benny.

Tim dokter yang diketahui dr Benny berhasil membentuk tiga embrio dari sel telur dan sperma pasangan ini. Pertama tim dokter menanam dua embrio namun yang berhasil hanya satu embrio hingga lahir bayi perempuan yang diberinama Aisyah itu. Sementara yang satu lagi kita simpan di Bank Embrio.

“Tapi, ketika kontrol ke saya, Bu Su’udiyah sudah tidak sabar mau segera tanam embiro yang kedua. Tapi saya bilang nanti dulu, ketika sudah satu tahun,” tukas dr Benny.

Su’udiyah memang sudah tidak sabar untuk bisa segera memiliki momongan lagi. Apalagi, usianya sudah tidak lagi muda. “Harus ngebut, mumpung masih bisa kata dokternya. Pokoknya saya terserah dokter kapan bisanya, saya siap,” tukas Su’udiyah.

Satu embrio yang masih disimpan di Bank Embrio MorulaIVF itu kata dr Benny, dibekukan hingga nanti kondisi rahim di si ibu siap untuk ditanami. Dan untuk proses tanam embrio selanjutnya tidak harus melalui pemeriksaan seperti awal program bayi tabung. “Nanti kita cairkan kembali embrionya lalu kita tanamkan ke rahim ibu Su’udiyah kalau sudah siap, ya nunggu setahun,” tukas dr Benny. end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry