SANTRI : Sarasehan bersama Syaikh al Habib Dr. Samir bin Abdurrahman al Khouli al Rifa'i al Husaini (Muhamad Mahbub / duta.co)

KEDIRI | duta.co – Sejumlah agenda kegiatan memperingati Hari Santri Nasional dipersembahkan PCNU Kabupaten Kediri, diawali dengan Sarasehan Mubbaligh kemudian apel santri bertempat di Stadion Canda Bhirawa Pare hingga ditutup Musabaqoh Tilawatil Qur’an. Disampaikan KH. M. Ma’mun Dzajuli, tahun ini peringatan berlangsung lebih meriah sesuai tema Santri Unggul Santri Makmur.

Sarasehan bertempat di Kantor PCNU Kabupaten Kediri, Jl. Imam Bonjol Kota Kediri, dihadiri sosok ulama besar dari Negeri Lebanon, Syaikh al Habib Dr Samir bin Abdurrahman al Khouli al Rifa’i al Husaini. Sosok mendapat julukan Hurrasul Aqidah (penjaga aqidah, red) mengajak seluruh peserta dan undangan yang hadir. Untuk selalu berpegang teguh menjaga aqidah Ahlussunnah wal Jamaah

Selaku penanggung jawab acara, Asy’ari Mashudi, Ketua Lembaga Dakwah NU Kabupaten Kediri  menyampaikan, menggelar dua kegiatan sarasehan mubalig. “LDNU memiliki dua jenis binaan mubalig yang pertama itu PKM pendidikan kader mubalig. Yang kedua RMNU Robiatul Mubalighin NU. Hari ini acaranya Rabithah Al Muballighin untuk itu mengundang mubaligh sudah berkiprah di masyarakat baik itu di Muslimat dan Banom NU,” terangnya.

Tujuannya, jelas Asy’ari, untuk menambah semangat terutama dalam ke-aswajaan. “Selama ini pengajiannya hanya membahas masalah fadilah amal, sekarang kita tambahi tentang keaswajaan. Karena memang pada zaman sekarang itu banyak kelompok-kelompok yang menyimpang dari Ahlussunnah wal Jamaah, sehingga para mubalig itu memilih peran yang sangat kuat untuk melindungi warga

Syaikh al Habib : Pegang Teguh Ahlussunnah wal Jamaah

SANTRI : Foto bersama Syaikh al Habib Dr. Samir bin Abdurrahman al Khouli al Rifa’i al Husaini (Muhamad Mahbub / duta.co)

Menginggat pentingnya sosok mubalig, untuk itu LDNU bekerjasama dengan Aswaja NU Center Kabupaten Kediri, dipimpin Ustad David Fuadi. Memasuki acara pokok, Syaikh al Habib diterjemaahkan Asy’ari Mashudi meminta seluruh hadirin untuk mematikan tanda panggil segala bentuk telepon genggam.

Ada wasiat diberikan beliau, agar selalu berpegang tegung kepada aqidah, untuk selalu menjaga agama Allah, tidak bergabung dengan kelompok yang beraliran sesat. “Perkuatlah ilmu agama, kuasailah dalil untuk membantah penyimpangan dari kelompok tersebut. Kita semua kelompok yang benar, selalu beryukur dan menjadikan Islam sebagai agama yang mulia,” terangnya.

Panjang lebar, Syaikh al Habib menyampaikan materi, termasuk memberikan ijazah wirid agar dibaca selepas Salat Maghrib dan Subuh. “Ajarkan kepada anak-anak kita, kepada murid-murid kita, membaca Rodhitu Billahi Robba Wabil Islami Dina Wabimuhammadin Nabiyya Warosula Robbi Zidni Ilma Warzuqni Fahma sebanyak tiga kali,” ucap beliau. Acara pun ditutup dengan foto bersama, dan Syaikh al Habib tidak berkenan untuk berjabat tangan. (bub/nng)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry