(foto: kemenag,go.id)

BANYUMAS | duta.co – Dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional (HGN) 2022, Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah menggelar International Symposium on Education (ISOE) ketiga. Uniknya, Kegiatan ini dilakukan secara online di dunia metaverse.

Kegiatan yang dihadiri puluhan peserta dan 20 pemakalah terbaik ini sudah digelar sejak Senin, 28 – 30 November 2022, berpusat di MAN 2 Banyumas dan MAN 1 Bojonegoro.

ISOE merupakan kegiatan ilmiah yang diselenggarakan oleh guru madrasah yang tergabung dalam Jurnal Madaris, Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Berbagi (GTKMB), dan Madrasah Land: Metaverse.

“Sejak tahun lalu, ketiga komunitas guru ini berkolaborasi untuk menyelenggarakan even internasional sebagai media bagi guru dan tenaga kependidikan madrasah untuk berbagi pengalaman dalam meningkatkan kualitas pendidikan madrasah,” ungkap Suyitman Guru MTsN 1 Kebumen yang juga merupakan salah satu Tim Madrasah Land: Metaverse, di Banyumas, Senin (28/11/2022).

Penyelenggaraan ISOE melalui metaverse, lanjutnya, merupakan upaya pemantik bagi guru dan tenaga kependidikan untuk melakukan akselerasi pemanfaatan teknologi digital. Metaverse merupakan dunia virtual yang menggabungkan antara virtual reality dan teknologi tiga dimensi.

Dengan menggunakan teknologi metaverse yang dikembangkan melalui teknologi Augmenthed Reality (AR) memungkinkan individu berinteraksi dengan individu lainnya secara virtual. Metaverse mempresentasikan kehidupan nyata dalam dunia virtual. Dalam metaverse, seseorang direpresentasikan dengan avatar yang dibuat menyerupai dirinya.

Sama halnya dengan Suyitman, Anggota Tim lainnya Syarifuddin dari MAN 1 Sleman mengungkapkan bahwa potensi Metaverse dalam perkembangan pembelajaran dengan metaverse sangat besar.

“Contoh saja guru geografi, ketika ingin menjelaskan bagaimana proses gunung berapi berekasi, dengan metaverse bisa langsung dibawa ke lokasi gungnnya, atau guru Bioligi yang ingin mengajarkan bagaimana cara membedah kodok, tak perlu lagi mencari kodok disawah, semua ada di Metaverse,” jelasnya.

Direktur GTK Madrasah  Muhammad Zain mengapresiasi kreativitas dan inovasi guru-guru madrasah. Ia berharap guru madrasah dapat memanfaatkan metaverse dalam pembelajaran.  “Guru dapat menciptakan dunia virtual yang memungkinkan untuk dikunjungi oleh peserta didik. Dalam pembelajaran fikih misalnya, guru dapat melatih peserta didik untuk melaksanakan haji dan umrah secara virtual,” ungkapnya.

“Apalagi saat ini pemerintah Arab Saudi sedang berinovasi menjalankan ibadah haji secara virtual melalui metaverse juga,” lanjutnya.

Ia juga mengatakan bahwa metaverse dapat mengatasi keterbatasan dalam dunia pendidikan, seperti keterbatasan media dan sumber belajar. Karena, media pembelajaran berbasis metaverse dibangun dengan teknologi augmented reality dan virtual reality sehingga dapat merepresentasikan bentuk nyata.

Selain itu, metaverse juga mampu menjadikan pembelajaran online lebih interaktif. “Belajar kapan saja, di mana saja, dan dikemas dalam sebuah game merupakan strategi pembelajaran yang menarik yang disukai siswa saat ini,” ungkapnya.

Terakhir, Zain berpesan pada guru dan tenaga kependididkan madrasah agar tidak lelah berinovasi untuk mendidik generasi agar lebih berprestasi. (kemenag.go.id)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry