SURABAYA | duta.co – Seluruh Perwira Menengah berpangkat Kolonel yang berada di jajaran Kodam V/Brawijaya mulai dikerahkan oleh Kodam dalam upaya percepatan penanggulangan pandemi Covid-19 di Jawa Timur.

Melalui video conference dengan para Kabalak, Danrem hingga para Dandim se-Jawa Timur, Pangdam V Brawijaya, Mayjen TNI Suharyanto, memerintahkan para Kolonel TNI untuk melakukan intervensi penanganan Covid.

Bukan hanya itu saja, pembahasan soal penanganan pandemi itu juga berlanjut di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis, (29/7/21) petang.

Dalam rapat terbatas itu, Mayjen TNI Suharyanto juga membahas soal sinergitas antara Forkopimda seluruh Jawa Timur untuk bersinergi melaporkan setiap data yang berkaitan soal Covid di berbagai daerah yang ada di Jawa Timur.

“Per tanggal 28 Juli 2021, sesuai data nasional yang sudah di rekapitulasi, pasien sembuh sebanyak 74,33 persen, 19,09 persen masih dirawat dan 6,58 persen dinyatakan meninggal dunia,” ungkap Pangdan.

Dirinya membeberkan, saat ini terdapat 34 Kota/Kabupaten yang berstatus zone merah. Sedangkan, untuk daerah yang berstatus zona oranye ada 4 dan zona kuning masih nol.

“Ketika melakukan traching, dan hasilnya positif maka perlu segera dilakukan isoter kepada yang bersangkutan minimal 10 hari. Tapi jika hasilnya negatif, segera lakukan karantina selama 5 hari. Selesai itu baru bisa dinyatakan bebas dari paparan Covid,” jelasnya.

Bahkan, Pangdam pun menginstruksikan seluruh pihak untuk segera membawa warga yang terpapar pandemi ke tempat isoter. Isolasi terpusat atau isoter, jelas Pangdam, merupakan salah satu cara terampuh yang mampu menekan jumlah kematian akibat pandemi.

“Sasaran isoter ini yaitu pasien Covid yang masuk dalam kategori orang tanpa gejala (OTG, red). Isoter juga bisa memudahkan evakuasi apabila pasien tersebut mengalami penurunan kondisi,” ungkap Mayjen TNI Suharyanto. (nzm)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry