Dr. Marsudi Lestariningsih MM, Dosen Tetap STIESIA Surabaya (duta.co/dok)

Di era digital perlu adanya  kekuatan jiwa agar dapat bertahan  menghadapi gejolak yang terjadi pada masyarakat. Berkaitan dengan  pemanfaatan Sumberdaya Manusia (SDM) yang mempunyai peranan sangat penting dalam suatu organisasi, perusahaan ataupun institusi yang akan menjalankan organisasi.

Setiap orang dilahirkan dengan karakter yang berbeda-beda, antara satu dengan yang lain  tidak ada yang mempunyai karakter yang sama persis dengan orang lain baik karakter psikologis maupun  secara fisik. Dengan performance dan fisik tidak ada yang sama, seperti halnya sidik jari yang ada pada setiap manusia, sehingga sidik jari digunakan sebagai salah satu karakter fisik  bagi seseorang.

Setiap profesi membutuhkan karakter yang berbeda, sehingga induvidu diharapkan memahami karakter masing-masing  sehingga dapat menentukan dan memilih  profesi yang paling cocok untuk  karakter yang dimilikinya  sehingga dapat  berkarya dan  dan  berprestasi secara maksimal. Perbedaan  karakter akan berimplikasi  pada perbedaan karier dan profesi. Salah satu  karakter yang harus dimiliki  yang akan menentukan kesuksesan seseorang adalah Self Efficacy.

Bandura (1982, 1997) mengajukan konsep bahwa Self Efficacy merupakan keyakinan pada kapabilitas diri sendiri untuk mengorganisasikan dan menjalankan tindakan untuk mencapai hasil tertentu. Self Efficacy merupakan aplikasi kompetensi diri, serta kemampuan dalam menghadapi tantangan di tempat kerja dan mewujudkan apa yang diinginkan dan diharapkan dan dicita-citakan.

Self Efficacy yang dikembangkan Bandura bersifat spesifik dan terkait dengan tugas tertentu yang disebut dengan task specific self efficacy. Sedangkan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kebutuhan manusia maka dilakukan pengembangan dan dilakukan penelitian pada rasa kompeten yang bersifat umum disebut dengan General Self Efficacy.

Hasil  penelitian (Lestariningsih, 2017, Yeo, et al, 2006)  menyatakan bahwa Self Efficacy berdampak signifikan dan positif  terhadap performance  dalam meningkatkan prestasinya.

Self Efficacy muncul apabila individu menyadari bahwa ada bukti nyata yang melandasi dan didukung oleh bahwa dia berhasil karena kerja usahanya didukung dengan tulus oleh rekan kerja dan manajemen dan individu tersebut merasakan bahwa dia mampu menghadapi tantangan masa depan karena mendapat dukungan penuh dari anggota lain maupun dari manajemen.

Self Efficacy mengacu pada keyakinan akan kekemampuan individu untuk menggerakkan motivasi kerja, kemampuan kognitif dan tindakan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan situasi seperti memenuhi tanggung jawab dalam mencapai Performance.

Self efficacy  pada setiap individu  satu dengan yang lain terdapat   perbedaan dimensi  yang meliputi:

1) dimensi tugas (works level) merupakan dimensi yang berkaitan dengan tugas, saat seseorang merasa mampu ketika mendapatkan tugas dan merasa mampu untuk dapat melaksanakan tugas tersebut. Apabila individu dihadapkan pada tugas maka akan disusun menurut tingkat kesulitannya, self efficacy akan terbatas pada tingkat mudah, sedang dan tingkat kesulitan yang tinggi sesuai dengan batas kemampuan yang dirasakan untuk memenuhi tuntutan perilaku yang dibutuhkan pada setiap tingkatan tugas. Dimensi ini mempunyai implikasi terhadap pemilihan tingkah laku yang dirasa mampu dilakukan dan menghindari tingkah laku yang berada di luar batas kemampuan yang dirasakan.

2) dimensi kekuatan (strength) berkaitan dengan tingkat kekuatan dan keyakinan atau penghargaan individu mengenahi kemampuannya. Pengharapan atau ekspektasi  yang  lemah akan mudah untuk digoyangkan, sedangkan untuk  pengharapan dan self efficacy yang tinggi akan  mantap mendorong  individu untuk tetap bertahan dan berusaha untuk mencapai harapannya. Dimensi ini berkaitan langsung dengan dimensi level yaitu makin tinggi kesulitan yang dihadapi makin lemah keyakinan untuk dapat menyelesaikan tugas yang dilakukannnya.

3) dimensi generalisasi (generality). Dimensi ini berkaitan dengan luas bidang mana tingkah laku yang individu merasa yakin akan self knowledge yang paling berpengaruh dalam kehidupan manusia. Hal ini disebabkan self efficacy yang dimiliki berperan mempengaruhi individu dalam menentukan tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan termasuk dalam memprediksi kejadian yang akan dihadapi, (Bandura, 1997:98).

Badura dan Woods menjelaskan bahwa Self Efficacy mengacu pada keyakinan akan kekemampuan individu untuk menggerakkan motivasi kerja, kemampuan kognitif dan tindakan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan situasi seperti memenuhi tanggung jawab dalam mencapai performance.

Ulupi, F. (1995), menyatakan bahwa fungsi dari self efficacy merupakan mekanisme yang memuat penjelasan bagaimana self efficacy berproses dalam diri seseorang dalam melaksanakan kegiatannya sehingga secara terperinci dapat dinyatakan bahwa:

a) pemilihan perilaku, hal ini merupakan faktor yang sangat penting dalam pembentukan self efficacy, fakta menunjukkan bahwa kesuksesan seseorang dalam menjalankan tugas dan atau kegiatannya dalam meningkatkan self efficacy dan ketidak berhasilan yang dilakukan berulang kali dapat menurunkan self efficacy seseorang.

b) besar usaha dan ketekunan. Kepercayaan diri dan keyakinan yang kuat pada efektivitas kemampuan seseorang akan akan berpengaruh dalam menentukan upaya dalam mengatasi situasi dan masalah yang sulit dalam kehidupannnya. Pertimbangan pada Self Efficacy juga menentukan seberapa besar usaha yang dilakukan dan waktu berapa lama untuk bertahan dalam kekuatan untuk menghadapai tantangan. Semakin kuat Self Efficacy maka akan semakin lama bertahan dalam usaha mengatasi masalahnya.

c) cara berpikir dan reaksi emosional. Untuk individu yang mempunyai Self Efficacy yang tinggi maka pada waktu menghadapi masalah dan kegagalan hidup maka akan melakukan evaluasi dan cenderung untuk mengatribusikan kegagalan pada usaha yang kurang dilaksanakan. Sedangkan pada individu yang mempunyai Self Efficacy yang rendah mereka cenderung untuk menganggap bahwa kegagalan berasal dari ketidak mampuan dirinya dalam menghadapi masalah. Han, (2010) menyatkan bahwa derajad self Efficacy yang tinggi dapat menunjukkan tingkat yang lebih tinggi pada komitmen terhadap karier. Semakin tinggi self efficacy seseorang maka  semakin tinggi komitmen  terhadap karir mereka termasuk dalam meningkatkan performance dosen.

Dalam rangka meningkatkan Self Efficacy dapat dikaji melalui beberapa sumber antara lain: a) pengalaman keberhasilan (mastery experience) mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam meningkatkan Self Efficacy,

b) melihat pengalaman orang lain (Vicarious experience), dengan melihat pengalaman keberhasilan orang lain  dalam melaksanakan tugas sebagai maka dapat meningkatkan Self Efficacy.

c) persuasi verbal (verbal persuasion) diarahkan dengan beberapa nasehat, bimbingan dan saran yang dapat meningkatkan kemampuan dosen dalam menencapai harapan dan tujuan yang diinginkan yang diyakinkan dapat memnerikan keyakinan kepada dosen  untuk dapat bekerja lebih keras  dalam mencapai keberhasilan.

d) kondisi Fisiologis (physiological state) dengan melihat kondisi physiology dapat  untuk menilai kemampuan Performance .

Oleh karena itu  setiap individu harus terus meningkatkan Self Efficacy agar dapat mendukung dalam meningkatkan performance individu dan dapat meningkatkan performance perusahaan. *

 

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry