KULIAH : Dosen FEB UB, Didiet Afandi yang menempuh S3 di Huazhong University of Science and Technology di Wuhan China. (duta.co/dedik ahmad)

MALANG | duta.co – Penutupan akses di beberapa wilayah di China menghambat perkuliahan sejumlah mahasiswa, termasuk mahasiswa Universitas Brawijaya (UB).

Dosen Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) Didiet Afandi yang sedang menempuh S3 di Huazhong University of Science and Technology di Wuhan, Republik Rakyat Tiongkok (China) mengatakan seharusnya minggu kemarin kembali ke Huazhong China untuk kembali kuliah. Namun karena akses ditutup oleh pemerintah setempat, maka sistem perkuliah diundur sampai batas waktu yang tidak ditentukan.

Saat ini, kata dia, sebagian dosen dan mahasiswa UB yang studi di China sedang mengambil liburan semester di Indonesia dan belum kembali ke China, dan dalam kondisi aman.

“Saya masih di China dari Desember sampai awal Januari. Enam mahasiswa UB masih  di Indonesia dan belum kembali ke China,” kata Didiet.

Didiet mengatakan bahwa awal-awal tahun sebelum dirinya kembali ke Indonesia, kondisi di China sedang musim dingin dan tidak banyak aktivitas keluar.

“Waktu awal-awal tahun kemarin baru ada dua warga yang terindikasi virus Corona. Saat itu, kondisi sedang musim dingin dan tidak banyak aktivitas karena saya pikir para warga lagi liburan dan pulang ke desa merayakan imlek. Kebetulan saya tinggal di pusat kotanya,”kata Didiek.

Dia menceritakan, saat ini pemerintah setempat sedang memprotect Wuhan dari seluruh kegiatan agar virus Corona tidak menyebar kemana-mana.

“Terakhir teman-teman disana koordinasi dengan KBRI dan bebrapa ingin pulang namun pemerintah setempat sedang menutup akses agar tidak menyebar. Disana bis dan kereta api tidak jalan. Aktivitas sementara hanya didalam ruangan saja,” katanya.

Sementara itu dokter FK UB, Dr. Kurniawan Taufiq Kadafi, M.Biomed, Sp.A(K) menjelaskan bahwa jika berdasarakan riset dan laporan dari www.thelanset.com, Corona Virus sempat berkembang beberapa tahun lalu dalam bentuk SARS dan MERS lalu saat ini disebut sebagai 2019-Novel Corona Virus (2019-nCov). Pada tanggal satu Januari sebuah sebuah minimarket pasar ikan ditutup karena diduga ada kontamniasi hewan dengan coronavirus.

Perjalanan virus ini cukup cepat karena pasien yang terinfesi virus Corona akan masuk ICU dalam jangka waktu lima hari.

“Masa inkubasinya dua sampai enam hari, lalu pada hari ke sembilan mengalami sesak nafas lalu memberat dan ada ancaman gagal nafas, hari kesepuluh masuk ICU, dan rata-rata mengalami gejala penumonia (radang paru) yaitu batuk sesak dan kemudian ada demam,”katanya.

Virus yang paling banyak menyerang warga usia 25 sampai 49 tahun tersebut, bisa diantisipasi dengan beberapa hal berikut tidak boleh panik, tetap waspada, menjaga kebersihan tangan dalam waktu 20 detik, menghindari mengusap mata, hidung atau muluit setelah memegang  dengan pasien, menutup mulut dan hidung menggunakan tissue setelah bersin, menggunakan pake masker bila mengalami gangguan saluran napas.

“Untuk mengantisipasi menyebarnya virus corona, Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) juga akan mengadakan simulasi penanganan pasien yang terinfeksi virus tesebut,” jelasnya. dah

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry