????????????????????????????????????

Dr. Eppy Setiyowati, M.Kes- Dosen Fakultas Keperawatan dan Kebidanan (FKK)

PHBS dalam Kehidupan Sehari – hari

ARTIKEL ini merupakan kelanjutan dari artikel yang telah kami tulis minggu tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Dalam tatanan rumah tangga dan tatanan sekolah merupakan tempat yang paling mudah dan strategis untuk mengenalkan tentang perilaku hidup bersih dan Sehat ini, yang di mulai dari tindakan yang paling sederhana yaitu cuci tangan dalam kondisi apapun.

Perilaku Hidup  Bersih dan Sehat di rumah tangga adalah  upaya  untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar mengetahui, mau dan mampu mempraktikkan  perilaku  hidup  bersih  dan  sehat  serta  berperan  aktif  dalam gerakan kesehatan di masyarakat.

Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS rumah tangga yaitu persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi ASI ekslusif, menimbang balita se tiap bulan, menggunakan air bersih,  mencuci tangan dengan air bersih dan sabun,  menggunakan jamban sehat, memberantas jentik di rumah sekali seminggu, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan tidak merokok di dalam rumah.

Menurut WHO pada data terakhir tahun 2011, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta orang di negara-negara berkembang terutama anak-anak  meninggal dunia akibat berbagai penyakit yang disebabkan oleh kurangya air minum yang aman, sanitasi dan hygiene yang buruk.

Terdapat bukti bahwa pelayanan sanitasi yang memadai,   persediaan   air   yang   aman,   sistem   pembuangan   sampah   serta pendidikan hygiene  dapat  menekan angka kematian akibat diare sampai 65%, serta penyakit-penyakit  lainnya  sebanyak  26%.  Berdasarkan  data diatas dapat dikatan bahwa peran PHBS dalam dasar ilmu kesehatan sangat berperan penting dalam menanggulangi penyakit-penyakit yang dapat timbul dikemudian hari oleh karnanya  peran  pemerintah,  petugas-petugas  kesehatan  dan  masyarakat  untuk lebih  berperan  dan  proaktif dalam  mengimplementasikan  dan  melaksanankan strategi PHBS di berbagai tatanan rumah tangga, sekolah, tempat kerja, sarana kesehatan  dan  tempat-tempat  umum,  untuk  kesehatan  masyarakat  yang  lebih sehat.

Perilaku sehat dapat terbentuk karena berbagai pengaruh atau rangsangan yang berupa pengetahuan,  sikap, pengalaman, keyakinan, sosial, budaya, sarana fisik, pengaruh atau rangsangan yang bersifat internal. Kemudian menurut Green dalam Notoatmodjo (2003:139-140) mengklasifikasikan menjadi faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan,yaitu:

  1. Faktor Predisposing (predisposing factor)

Merupakan faktor internal yang ada pada diri individu, kelompok, dan masyarakat  yang  mempermudah  individu berperilaku seperti pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai- nilai dan budaya. Faktor- faktor yang berhubungan dengan perilaku salah satunya adalah pengetahuan. Pengetahuan atau kognitif merupakan   domain   yang   sangat   penting   dalam   membentuk   tindakan seseorang atau over behavior (Notoatmodjo, 2003:139-140).

  1. Faktor pendukung (enabling factor), yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau saranasarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat steril dan sebagainya.
  2. Faktor pendorong  (reinforcing  factor)  yang  terwujud  dalam  sikap  dan perilaku  petugas kesehatan  atau petugas  lain,  yang  merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat

Perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah penggalaman yang dihasilkan  melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan sebagainya. Setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda, meskipun objeknya sama. Menurut Stooner dalam Notoatmodjo (2009:115) mendefinisikan bahwa motivasi adalah sesuatu hal yang menyebabkan dan yang mendukung tindakan atau perilaku seseorang.

Saparinah dalam Notoatmodjo (2003:133) menggambarkan hubungan individu  dengan  lingkungan sosial  yang saling  mempengaruhi setiap  individu sejak lahir berada dalam suatu kelompok, terutama kelompok keluarga. Kelompok ini akan membuka kemungkinan untuk dipengaruhi dan mempengaruhi anggota- anggota kelompok  lain.  Oleh karena pada setiap  kelompok  senantiasa berlaku aturan-aturan  dan  norma-norma  sosial tertentu,  maka  perilaku  setiap  individu anggota  kelompok   berlangsung  didalam  jaringan   normatif.   Demikian  pula perilaku tersebut terhadap masalah-masalah kesehatan. Gambaran hubungan individu dengan  lingkungan sosial yang  saling  mempengaruhi dalam perilaku yang berkaitan dengan kesehatan dapat diga mbarkan pada gambar 2.1  sebagai berikut:

PHBS  di Rumah  Tangga adalah  upaya  untuk  memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat  serta  berperan  aktif dalam  gerakan  kesehatan  di  masyarakat.  PHBS  di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat. Rumah tangga sehat berarti mampu menjaga,  meningkatkan, dan melindungi kesehatan setiap anggota rumah  tangga dari gangguan ancaman penyakit dan  lingkungan yang kurang kondusif untuk hidup sehat (Depkes RI, 2017). PHBS merupakan salah satu strategi yang dapat ditempuh untuk  menghasilkan kemandirian di bidang kesehatan baik pada masyarakat maupun pada keluarga, artinya harus ada komunikasi   antara   kader   dengan   keluarga/masyarakat   untuk   memberikan informasi dan melakukan pendidikan kesehatan (Depkes RI, 2017).

Manfaat Perilaku Hidup  Bersih  dan Sehat (PHBS) bagi rumah  tangga adalah setiap rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit, anak tumbuh sehat dan cerdas, produktivitas kerja anggota keluarga meningkat, dan dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang tadinya dialokasikan  untuk  kesehatan  dapat  dialihkan  untuk  biaya   investasi  seperti biaya pendidikan, pemenuhan gizi keluarga dan modal usaha untuk peningkatan pendapatan keluarga. *

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry