Para tim pengmas dan masyarakat di Kelurahan Kebonsari Surabaya berfoto bersama usai melakusan pengabdian masyarakat. DUTA/ist

Dukungan keluarga sangat penting bagi ibu primigravida ( yang baru pertama kali hamil), apalagi di masa pandemi Covid-19. Biasanya mereka bisa berkeluh kesah pada bidan dan dokter kandungan melalui konsultasi kunjungan, tidak bisa dilakukan karena kondisi pandemi. Sehingga tiga dosen dari Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) merasa perlu memberikan edukasi kepada para keluarga yang memiliki ibu hamil baru pertama kalinya di masa sulit ini.

Tiga dosen FKK Unusa itu Khairiyatul Afiyah, Farida Umamah dan Yanis Kartini melakukan pengabdian masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kebonsari, Kecamatan Jambangan, Kota Surabaya.

Selama tiga bulan yakni Juni, Juli dan Agustus 2020, mereka bertiga dibantu beberapa mahasiswa turun langsung menemui masyarakat dengan mengutamakan protokol kesehatan  yang ketat.

“Terkadang banyak yang tidak paham peran keluarga itu sangat penting bagi ibu hamil, terutama yang baru pertama kali hamil. Tanpa dukungan, ibu hamil akan bertambah stres,” ujar Khairiyatul atau Rere.

Karena diakui Rere, saat pandemi, ibu hamil tidak memungkinkan untuk kontrol ke fasilitas kesehatan. Rasa khawatir selalu menyelimuti mereka karena banyak fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatannya yang tertular Covid-19. Padahal, kontrol kehamilan itu sangat penting dilakukan.

Diakui Rere, pengetahuan dan pemahaman mengenai pentingnya peningkatan ketahanan dan kesehatan ibu primigravida di masa pandemi Covid-19 melalui dukungan suami dan keluarga sangat penting.

“Tidak pandemi saja, ibu hamil itu tingkat stresnya jauh lebih tinggi, apalagi pandemi seperti ini. Ibu hamil takut ketemu dokter, ketemu bidan. Kalau tidak takut, bidannya yang tidak berani praktik dan sebagainya,” jelas Rere.

Dijelaskan Rere, kehamilan diawali oleh peristiwa konsepsi hingga usia kehamilan mencapai 38- 42 minggu. Selama proses tersebut, ibu hamil mengalami perubahan sehingga dibutuhkan kemampuan adaptasi dengan perubahan yang terjadi selama masa kehamilan.

Perubahan itu akan terjadi baik pada ibu hamil yang berisiko tinggi maupun yang berisiko rendah terutama primigravida trimester pertama. “Kami ingin dengan edukasi ini ada kemampuan adaptasi pada ibu hamil risiko tinggi dan risiko rendah primigravida trimester pertama,” tuturnya.

Perubahan-perubahan yang dialami ibu hamil  itu bisa secara fisiologis, psikologis dan sosial. Perubahan fisiologis diperlukan guna melindungi fungsi normal ibu dalam menyediakan kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Perubahan ini menimbulkan gejala spesifik sesuai dengan tahapan kehamilan yang terdiri dari tiga trimester.

Periode yang membutuhkan perhatian khusus adalah selama trimester pertama karena masa ini merupakan masa transisi yang dapat menimbulkan masalah yang berbeda pada setiap ibu hamil.

 World Health Organization (WHO) tahun 2014 melaporkan bahwa kematian ibu diperkirakan sebanyak 500.000 kematian setiap tahun diantaranya 99% terjadi di negara berkembang.

Indikator derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat adalah menurunkan angka kematian maternal dan perinatal karena kesehatan adalah salah satu unsur dari masyarakat yang sejahtera.

Yaitu tercapainya hak atas hidup sehat bagi seluruh lapisan masyarakat melalui sistem kesehatan yang dapat menjamin terlindunginya masyarakat dari berbagai risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan dan tersedianya pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau dan merata terutama bagi ibu hamil.

Ibu hamil terutama yang memiliki pengalaman pertama dalam mengalami proses hamil (primigravida) diharapkan dapat menghadapi perubahan fisiologis secara realistis tanpa tekanan dengan beradaptasi terhadap perubahan tersebut dan berupaya untuk meningkatkan kesehatannya.

R. Khairiyatul Afiyah (berdiri) memberikan edukasi terkait ketahanan dan kesehatan ibu primigravida di masa pandemi Covid-19. DUTA/ist

Kemampuan adaptasi dan bertahan ibu ini merupakan proses  respon positif dimana salah satu indikatornya adalah ibu dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasa. Perlu dukungan keluarga terutama suami untuk meningkatkan kepercayaan diri ibu hamil sehingga ketahanannya dapat tercapai.

“Saat ini di Surabaya, kasus COvid-19 sangat tinggi. Sehingga adanya keterbatasan untuk pemeriksaan kehamilan. Padahal, ibu hamil itu banyak risikonya jika tidak memeriksakan diri, bisa pre eklmapsia, eklampsia serta gestasional diabetes mellitus,” jelas Rere.

Karena itu meningkatkan ketahanan dan proses adaptasi pada ibu primigravida melalui dukungan suami dan seluruh keluarga merupakan salah satu cara supaya ibu hamil sehat, bahagia, tidak terjadi komplikasi serta dapat menjalani proses persalinannya dengan aman.

“Dukungannya, misalnya si suami mencarikan informasi tentang konsultasi kehamilan bagi istrinya. Ibu atau orang  tua bisa memasakkan makanan bergizi dan sebagainya. Bagaimana caranya, ibu hamil itu tidak tambah stress dan imunnya tetap kuat,” tuturnya.

Sayangnya selama ini, belum banyak keluarga yang mendukung ibu hamil untuk ketahanan kesehatan ibu primigravida di masa pandemi Covid-19 ini.

Juga tingkat pengetahuan ibu primigravida tentang peningkatan ketahanan saat pandemi Covid 19 masih kurang optimal sehingga berisiko terhadap kondisi kehamilannya.

Edukasi masalah kesehatan bagi ibu merupakan hal penting yang harus dilakukan terutama di masa pandemi Covid-19. DUTA/ist

Beruntung tim FKK Unusa itu memiliki kader posyandu yang sangat aktif dan sejak 2019 bekerjasama dalam kegiatan inovasi yaitu Program GERTAK KITA yang  bertujuan  meningkatkan kesehatan ibu dan balita.

Sehingga program edukasi ini bisa berjalan dan bisa dilaksanakan oleh para keluarga yang memiliki ibu hamil di dalamnya. end/ril

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry