Fitria Dwi Anggraini –  Dosen Prodi D3 Kebidanan, Fakultas Keperawatan dan Kebidanan

MASA balita merupakan periode emas karena pada usia 0-5 tahun terjadi peningkatan pesat pada pertumbuhan dan perkembangan balita.

Usia ini merupakan fase awal tahap tumbuh kembang anak dan akan berpengaruh pada fase selanjutnya. Di masa ini harus semakin cermat untuk mendapatkan hasil optimal dan mencegah terjadinya kelainan sedini mungkin.

Tumbuh kembang anak terbagi menjadi dua. yaitu umbuh (growth) adalah perubahan fisik yang dapat diukur secara antropometri, kembang (development) adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks.

Pertumbuhan balita 1-5 tahun dapat dipantau melalui pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar kepala, dan ukuran lainnya sesuai usia dengan standarisasi alat ukur tertentu.

Pemantauan pertumbuhan, minimal berat dan tinggi badan setidaknya dilakukan minimal 8x dalam 1 tahun baik dilakukan secara mandiri oleh orangtua ataupun pada fasilitas pelayananan kesehatan seperti posyandu, puskesmas ataupun pelayanan kesehatan lainnya.

Perkembangan anak terkait dengan kemampuan anak untuk dapat melakukan sesuatu, misalnya si Kecil dapat berjalan, memegang sesuatu, berbicara dan berinteraksi dengan lingkungan. Perkembangan dapat diamati dari cara ia merespon orang lain, bermain, belajar, berbicara, dan bersikap.

Info Lebih Lanjut Kunjungi Website  Resmi Unusa

Pemantauan perkembangan idealnya dilakukan beriringan dengan pertumbuhan anak atau minimal dilakukan setiap 3-6 bulan, namun seringkali hal ini terabaikan karena orangtua lebih fokus pada pertumbuhan anak dan disisi lain beberapa penelitian saat ini menunjukkan kejadialan keterlambatan perkembangan anak cenderung meningkat.

Ada anggapan bahwa setiap anak memiliki waktu yang berbeda pada setiap perkembangan dan nanti akan bisa pada waktunya. Iya, memang perkembangan setiap anak berbeda-beda antar satu sama lainnya dan tidak disarankan serta merta membandingkan perkembangan anak 1 dengan lainnya.

Namun, orangtua dihimbau untuk memantau dengan serius, perkembangan otak sekaligus kemampuan fisik anak selama fase masa pertumbuhan.

Jika perkembangannya sedikit tertinggal dari anak yang lain atau lebih lambat daripada umumnya, orangtua masih dapat menganggapnya wajar, dikarenakan setiap anak memiliki perbedaan dan keterlambatan berskala kecil normalnya hanya terjadi sesaat atau dalam kurun waktu tertentu dan bisa berubah seiring berjalannya waktu.

Akan tetapi, kedua orangtua harus menganggap serius apabila keterlambatan/delay terjadi dalam waktu yang lama dan ditambah keterlambatan di aspek yang lain, kondisi ini dapat menyebabkan masalah untuk diri sang anak di kemudian hari.

Keterlambatan perkembangan bisa disebabkan oleh berbagai faktor termasuk faktor keturunan, masalah yang dihadapi sang ibu selama periode kehamilan dan kelahiran premature atau kelainan fisik pada anak yang berkaitan dengan kemampuan sensori motoriknya atau juga faktor lingkungan dan stimulasi.

Mengetahui pentingnya kondisi tersebut untuk dipulihkan secara optimal, alangkah baiknya apabila kedua orangtua menidentifikasi adanya keterlambatan untuk segera berkonsultasi dengan dokter anak untuk diagnosis dan mengatasinya.

Ini penting karena intervensi dini yang tepat bisa membantu mencegah kondisi tersebut dari potensi menjadi semakin berat dan sulit diatasi. Terapi dan stimulasi yang tepat ditujukan untuk mengejar keterlambatan di setiap jenis perkembangan pada anak. Sebagai upaya pencegahan orang tua harus menambah wawasan sehingga dapat melakukan deteksi dan stimulasi agar tumbuh kembang anak bisa optimal. *

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry