SURABAYA | duta.co – Gelaran Piala Dunia U-20 di Indonesia terancam gagal. Penyebabnya banyak elemen masyarakat yang menolak tim nasional Israel ikut bertanding dalam turnamen, yang akan digelar pada 20 Mei – 11 Juni 2023 tersebut.

Buntut dari penolakan Israel ini, gelaran Piala Dunia U-20 kini berada di ujung tanduk. Bahkan informasi terbaru dari PSSI, FIFA membatalkan agenda drawing Piala Dunia U-20 yang akan diselenggarakan di Bali pada 31 Maret 2023.

Menanggapi ancaman gagalnya Piala Dunia U-20 di Indonesia ini, Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin yang juga merupakan kader PDI Perjuangan, menyatakan akan terus sejalan dengan perjuangan Bung Karno memerdekakan bangsa-bangsa. Tidak terkecuali Palestina.

Secara hubungan diplomatik Indonesia dan Israel tidak terhubung, dari sisi sejarah Bung Karno beberapa kali menolak bertanding dengan Israel baik digelaran olimpiade maupun kualifikasi piala dunia.

“Puncaknya Bung Karno menyelenggarakan GANEFO (Games Of New Emerging Forces) sebagai ajang silaturahmi dan konsolidasi perjuangan kemerdekaan bangsa-bangsa Asia-Afrika dan belahan lainnya yang masih dalam belenggu imperialisme kala itu,” kata Mas Ipin, dikonfirmasi, Senin (27/3/2023).

Namun Mas Ipin yang juga hobi bermain bola ini juga tidak ingin gelaran Piala Dunia U-20 gagal diselenggarakan di Indonesia. Karena, sepak bola dapat menyatukan bangsa dan memupuk semangat nasionalisme. Akan tetapi kemanusiaan harus diatas segalanya.

Dia lantas menawarkan tiga opsi, agar Piala Dunia U-20 tetap terselenggara di Indonesia.

“Sekarang kita jangan membahas soal penolakan. Tapi yang harus kita bicarakan adalah solusi agar Piala Dunia U-20 bisa terselenggara di Indonesia. Turnamen ini turnamen bergengsi dan memiliki dampak luar biasa bagi Indonesia. Sayang jika harus gagal,” ungkapnya.

Tiga opsi yang ditawarkan Mas Ipin yakni pertama; melobi FIFA agar membanned Israel sama seperti FIFA melakukan hal tersebut kepada Russia.

Kedua; Timnas Israel main dengan menanggalkan segala atribut kenegaraan. Mulai dengan tidak membentangkan bendera Israel, tidak menyanyikan lagu kebangsaan Israel.

“Yang ada hanya bendera dan logo PSSI-nya Israel. Tidak ada sama sekali atribut yang membawa bendera Israel. Mereka datang tidak membawa nama Israel, tapi atas nama lembaga PSSI-nya Israel,” ungkapnya.

Opsi ketiga adalah dengan menggandeng negara lain sebagai co-host. Jadi Israel akan bertanding di negara lain, tidak di Indonesia. Negara terdekat yang paling mungkin dijadikan co-host adalah Singapura.

“Singapura memiliki infrastruktur yang paling siap. Lokasinya juga tidak terlalu jauh dengan Indonesia, hanya sekitar satu jam perjalanan pesawat udara. Jadi satu tim yang ada Israelnya bermain disana. Bahkan termasuk seandainya Israel mampu mencapai final. Indonesia harus legowo final tidak diselenggarakan di Indonesia, karena sepakbola Israel U-20 sekarang sedang bagus-bagusnya,” ungkapnya.

“Sehingga dalam hal ini secara geopolitik Indonesia disegani karena memiliki konsistensi dalam bersikap, menjalankan amanah konstitusi dan sejarah perjuangan bangsa. Tanpa harus mengorbankan prestasi dan reputasi sepakbola Indonesia,” pungkasnya. Zal

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry