SURABAYA | duta.co – Kendati sudah banyak yang memprediksi, jika Wagub Jatim Emil Elistianto Dardak sudah lama digadang-gadang menjadi penerus Soekarwo (Pakde Karwo) menjadi Ketua DPD Partai Demokrat Jatim. Namun publik masih bertanya-tanya, kenapa baru sekarang mantan Bupati Trenggalek itu mau menerima amanah menjadi Plt ketua DPD Partai Demokrat Jatim.
Pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surokim Abdus Salam menilai jika Wagub Jatim Emil Elistianto Dardak saat ini mau menerima amanah menjadi Plt Ketua DPD Partai Demokrat Jatim menggantikan posisi yang ditinggalkan Renville Antonio itu karena situasi yang saling membutuhkan dan punya potensi saling menguatkan.
 “Demokrat butuh tokoh dan penguatan citra. Sementara Mas Emil juga butuh penguatan daya tawar untuk Pilgub Jatim Tahun 2023,  sebab bagaimanapun parpol tetap masih menjadi jalan ideal untuk kontes politik. Jadi Demokrat butuh Emil, Emil juga butuh Demokrat,” kata Surokim saat dikonfirmasi Jumat (25/9/2020).
Dengan menjabat Plt Ketua DPD Partai Demokrat Jatim, lanjut Dekan FISIB UTM, posisi tawar Emil Elistianto Dardak juga akan lebih kuat baik dihadapan parpol maupun Gubernur Khofifah Indar Parawansa. Terlebih Emil juga membutuhkan pangung politik di luar birokrasi untuk menguatkan peredaran nama beliau dalam kontes politik.
“Minimal dengan dukungan Fraksi Partai Demokrat di DPRD Jatim, Mas Emil mempunyai modal untuk bisa  ikut menentukan kontelasi arah dukungan politik khususnya parpol di Jatim,” jelas Surokim Abdus Salam.
Di tegaskan Surokim, relasi – relasi kuasa itu akan saling tarik ulur (interplay) yang juga akan menentukan posisi dan daya tawar dalam politik. “Saya pikir Mas Emil akan punya banyak nilai tambah plus dengan menjadi PLt Ketua DPD Partai Demokrat Jatim, jika dibandingkan sisi minusnya,” katanya.
Ia juga memahami jika peran Wagub Jatim selama ini kurang terekspose sehingga muncul persepsi publik ada upaya sengaja dipinggirkan. Karena itu Emil mau menerima jabatan Plt Ketua DPD Partai Demokrat Jatim dengan harapan bisa meningkatkan bergaining di Pemprov Jatim.
“Memang akan sangat situasional dan tergantung komunikasi kedua pimpinan tersebut. Tapi dengan menguatkan posisi di parpol yang juga punya fraksi di DPRD Jatim akan bisa menguatkan bargain dan komunikasi politik Emil,” bebernya.
Lantas bagaimana dengan Gubernur Khofifah Indar Parawansa terkait jabatan baru Wagub Jatim? Dengan lugas Surokim menyatakan bahwa kemungkinan pada awal-awal akan memberi tekanan dan juga menjadi pertimbangan. Tetapi jika bisa dimanfaatkan akan bisa menjadi jalan mencairkan komunikasi antar keduanya.
“Saya pikir sangat situasional dan akan juga tergantung relasi keduanya jika bisa positif maka akan memberi manfaat untuk keduanya sebagai jalan menuju lebih harmonis, jadi sangat situasional dan tergantung pada respons Bu Gubernur,” beber akademisi asal Lamongan.
Emil Resmi Jabat Plt Ketua DPD PD Jatim
Terpisah, DPP Partai Demokrat melalui telekonferen mengumumkan Surat Keputusan (SK) DPP Nomor 117/SK/DPP.PD/DPD/IX/2020 tentang Penunjukan Pelaksana Tugas Ketua DPD Partai Demokrat Jatim kepada Emil Elistianto Dardak menggantikan Renville Antonio ditandatangani Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Sekjend DPP Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya per 25 Sempetember 2020.
Tugas utama Plt Ketua DPD Partai Demokrat adalah memimpin Demokrat di Jawa Timur hingga pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) Demokrat Jatim.
Usai diumumkan, Emil yang ikut menyaksikan di Kantor DPD Partai Demokrat Jatim menyatakan ada sejumlah target ke depan. Ia akan melanjutkan tugas Plt Ketua Demokrat Jatim sebelumnya, Renville Antonio yang kini menjadi Bendahara Umum DPP Partai Demokrat.
“Pada intinya, kami bertugas setelah Mas Renville mendapatkan tanggungjawab sebagai Bendahara Umum. Beliaunya juga sebagai Plt, melanjutkan Pakde Karwo,” kata Emil ketika dikonfirmasi di DPD Partai Demokrat Jatim, Jalan Kertajaya Surabaya.
Didampingi Plt Sekretaris DPD Demokrat Jatim, Bayu Airlangga, Emil Dardak menjelaskan alasannya bersedia melaksanakan tugas tersebut. “Karena kedekatan kami dengan Partai Demokrat, kami menerima amanah yang disampaikan,” dalih suami artis Arumi Bachsin ini.
“Kami mengawal Partai Demokrat di Jatim hingga Musda berikutnya. InsyaAllah dengan kebersamaan, bisa melanjutkan tugas ini dilakukan dengan baik,” jelas Wagub Jatim ini.
Dengan tanggungjawab tersebut, mantan Bupati Trenggalek ini optimis tak akan menggangu kinerja pemerintahan. “Instruksi dari DPP, kami mengutamakan tugas kami sebagai Wakil Gubernur,” tegas Emil.
Kerja konsolidasi internal dipersiapkan untuk menyongsong target Partai lainnya, termasuk menghdapai Pilkada serentak 2020. “Kami semaksimal mungkin, meyakinkan kepada seluruh kader untuk mengawal pasangan calon yang diusung Demokrat,” katanya.
“Sebisa mungkin, para calon bisa mendapatkan dukungan dari jaringan Partai. Baik dari struktur, maupun kader,” pinta Emil.
Menurutnya, di dalam pilkada semua daerah menjadi atensi pihaknya. “Target kami maksimal. Kalau ada daerah tertentu yang ditargetkan tidak menang, sepertinya tidak tepat kalau harus begitu,” dalihnya.
Pertimbangan lainnya, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPD Demokrat Jatim yang kini dipimpin Zainal Abidin telah memulai kerja pemenangan. “Bappilu di bawah arahan Pak Zainal akan berjalan dengan fokus. Rakornas telah menegaskan bahwa Bappilu berperan untuk menyelaraskan mesin partai dan elektabilitas calon,” kata Emil.
Partai akan berjalan dengan memaksimalkan peran Bappilu. “Kami juga akan komunikasi dengan para calon,” katanya. Pihaknya akan berkomunikasi untuk mendengar aspirasi. Bagaimana peran kami? Kami akan menyesuaikan,” jelasnya.
Pelaksanaan Pilkada di masa pandemi akan tetap dengan menerapkan protokol kesehatan. Meminimalkan tatap muka, calon akan lebih banyak turun menyapa warga.
“Saat ini para calon tengah melaksanakan kampanye di tengah pandemi dengan sangat sulit. Mereka tak bisa mengumpulkan banyak calon sehingga, harus berkeliling melalui kelompok kecil,” pungkasnya. (ud)
Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry