SURABAYA l duta.co – Pembelajaran daring (online) di saat pandemic Covid-19 ini mau tidak mau harus diterapkan semua Lembaga pendidikan.

Namun, pembelajaran dengan tatap muda di dunia maya ini tidak semuanya menyenangkan. Bahkan cenderung membuat siswa jenuh.

Karenanya, ada beberapa hal yang perlu dipahami para pengajar sebelum melakukan pembelajaran daring. Salah satunya adalah pengajar harus bisa dan paham akan teknologi.

Hal itu diungkapkan Ketua Program Studi S2 Teknologi Informasi Institut Sains dan Teknologi Terpadu Surabaya (ISTTS), Dr IR Endang Setyadi, MT saat menjadi pembicara dalam seminar Webinar yang digelar Direktorat Sistem Informasi (DSI) Yayasan Perguruan 17 Agustus 1945 (YPTA) Surabaya, Sabtu (11/4/2020).

Dalam seminar yang digelar hingga Minggu (12/4/2020) dengan tema Guide to working from home, virtual classroom, distance learning dan tips membuat konten kreatif itu,  Endang mengatakan adanya pandemic Covid-19 ini memang memaksa pengajar yang sebelumnya gagap menjadi melek teknologi.

“Mau tidak mau memaksa pengajar untuk memahami teknologi dengan lebih baik lagi,” ujar Endang yang memberikan materi tentang Mudah Membuat Konten Kreatif SPADA dengan Platform Elitag.

Sebagai pengajar, di zaman seperti sekarang ini memang harus tahu karakter peserta didik yang berada di zaman milenial. Karena pembelajaran daring ini sebenarnya yang diharapkan para mahasiswa khususnya. Karena anak zaman sekarang tidak mau duduk manis di depan kelas kemudian mendengarkan dosen menjelaskan.

‘’Mahasiswa milenial lebih suka untuk mobile, dan menurut survei mereka itu bermain 80% dan belajar hanya 20%. Kemauan mereka itu kuliah sambil tiduran, sambal bermain tetapi bisa tetap mengikuti perkuliahan,’’ ucap wanita berhijab itu.

Sebagai pengajar di perguruan tinggi, lanjut Endang, ada lima hal yang bisa dipelajari dari mahasiswa milenial. Yakni  tidak bisa jauh dari gadget, tidak bisa jauh dari media social, lebih suka yang serba instant dan cepat, banyak melakukan transaksi secara cashless dan lebih suka berkomunikasi lewat grup.

‘’Sebagai Perguruan Tinggi harus benar-benar memanfaatkan dan memaksimalkan teknologi dan kita harus bisa mendalami karekter mahasiswa milenial ini,’’ tuturnya.

Agar konten pembelajaran tidak menjenuhkan, Endang menyampaikan tujuh tips membuat konten kreatif, yang harus dipahami pengajar. Yakni membuat konten yang orisinil, fokus ciptakan headline yang kuat, konten harus bisa memberikan solusi, akurat dalam melaporkan dan mengambil informasi, menciptakan engaging content, berkomunikasi lebih baik dengan menambahkan gambar dan video dan menulis konten pendek dan meruncing.

Konten harus padat, jelas, meruncing pada akar masalahnya dan jangan bertele-tele. Biarlah materi di ppt, pfd, e-book yang bicara banyak.  Dan materi yang kita sampaikan hanya sekilas dan yang penting-penting.

‘’Mudah-mudahan dengan tips ini ibu bapak dosen bisa menjadikan pembelajaran lebih kreatif, karena fasilitas kampus sudah lengkap serta materi sudah dapat,’’ harap penulis buku Teori Hidden Markov Model dan Aplikasinya itu. end/ril

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry