SURABAYA | duta.co – Pesawat terbang menjadi moda transportasi favorit bagi banyak orang. Bukan tanpa alasan, burung besi ini membuat perjalanan Anda menjadi lebih singkat daripada pilihan kendaraan umum lainnya, sehingga Anda akan sampai di tujuan lebih cepat. Tak hanya itu, rute yang disediakan juga sangat beragam dengan banyak pilihan maskapai, salah satunya Citilink.

Beberapa maskapai penerbangan menawarkan direct flight atau perjalanan langsung, ada pula perjalanan transit untuk rute penerbangan tertentu. Biasanya, harga perjalanan transit cenderung lebih terjangkau daripada perjalanan langsung ke destinasi. Sebab, perjalanan langsung tidak memakan waktu yang lebih singkat.

Efek Penerbangan Terlalu Lama untuk Tubuh

Namun, ada beberapa hal yang perlu Anda ketahui saat memilih penerbangan langsung. Meski lama perjalanan menjadi jauh lebih singkat, ternyata hal tersebut menyebabkan tubuh terasa sangat lelah.

Namun, ternyata kelelahan bukan menjadi efek samping tunggal yang dirasakan tubuh saat melakukan penerbangan dalam waktu yang lama. Berikut efek samping lain yang mungkin terjadi:

Dehidrasi

Dehidrasi menjadi masalah kesehatan yang umum terjadi jika Anda melakukan penerbangan langsung pada jarak jauh. Inilah sebabnya, Anda mungkin akan merasakan hidung, tenggorokan, dan kulit menjadi lebih kering ketika sedang berada dalam kabin.

 Semakin jauh rute perjalanan dan semakin lama waktu penerbangan, tentu semakin besar pula risiko Anda mengalami dehidrasi. Ketika berada di dalam kabin, tekanan udara akan menjadi lebih rendah daripada di darat. Tak hanya itu, sebagian besar udara yang mengalir dan berputar dalam kabin diambil dari udara luar.

 Belum lagi dengan tidak banyaknya uap air dalam ketinggian di udara. Tubuh akan lebih berisiko mengalami dehidrasi serius apabila tidak mendapatkan cukup asupan cairan. Jadi, apabila Anda melakukan penerbangan jarak jauh dalam waktu lama, sebaiknya penuhi asupan cairan tubuh, baik sebelum berada di pesawat maupun selama dalam perjalanan.

Gangguan pada sinus, usus, telinga, dan sulit tidur

Ketika tekanan udara pada kabin mengalami perubahan, gas yang ada pada tubuh menunjukkan reaksi yang sesuai dengan perubahan tersebut. Gas tubuh akan cenderung mengembang ketika pesawat naik dan tekanan menurun, begitu pula ketika pesawat turun.

 Kondisi ini bisa mengakibatkan beberapa gangguan umum pada tubuh, misalnya sakit telinga. Selanjutnya, saat tekanan udara pada dua bagian gendang telinga tidak sama, maka akan muncul tekanan pada area gendang telinga. Selain itu, Anda juga bisa merasa sakit kepala karena udara yang terperangkap pada sinus yang meluas

 Sementara gangguan pada usus akan muncul dengan gejala perut kembung dan buang angin lebih banyak. Anda pun bisa merasa lebih mengantuk, karena tubuh tidak dapat menyerap oksigen dari udara kabin sama dengan udara di darat. Jadi, melambat menjadi upaya tubuh untuk melindungi diri, dan hal inilah yang membuat Anda merasa mengantuk.

 Sisi positifnya, sebagian besar keluhan ini belum tentu akan terasa lebih signifikan ketika Anda memilih penerbangan dalam waktu yang lebih panjang. Umumnya, Anda akan merasakan hal tersebut ketika pesawat sedang naik dan bersiap mendarat.

Potensi terjadi pembekuan darah

Gumpalan darah yang dihubungkan dengan keadaan tubuh yang tidak bergerak banyak dalam waktu yang lama umumnya menjadi tantangan tersendiri untuk beberapa orang yang naik pesawat. Ini termasuk gumpalan yang terbentuk pada bagian kaki atau trombosis vena bagian dalam).

 Sayangnya, gangguan kesehatan ini bisa menyebar hingga ke paru-pari, yang kemudian lebih dikenal dengan istilah emboli paru. Risiko ini akan semakin tinggi pada penumpang lansia, orang dengan kondisi obesitas, adanya riwayat penggumpalan darah pada keluarga, ibu hamil, hingga pengidap kanker.

 Semakin lama seseorang berada dalam pesawat, dalam hal ini melakukan penerbangan jarak jauh, maka semakin tinggi juga risiko terjadinya gangguan pembekuan darah. Tingkat risikonya mencapai 26 persen lebih tinggi untuk setiap durasi dua jam perjalanan udara, dimulai setelah empat jam penerbangan.

Jet lag dan paparan radiasi

Jet lag juga menjadi kondisi yang umum terjadi pada beberapa orang. Biasanya, kondisi ini ada hubungannya dengan waktu biologis atau sesuai perkiraan tubuh dan waktu sesuai dengan kondisi setempat. Terutama jika Anda melakukan perjalanan penerbangan ke destinasi dengan zona waktu yang berbeda.

 Umumnya, jet lag akan terasa jauh lebih parah ketika tubuh melintasi tiga zona waktu atau lebih, terlebih saat destinasi Anda menuju ke arah timur. Selain itu, tubuh juga dihadapkan pada radiasi. Apabila Anda sering terbang dalam jarak jauh, sangat masuk akal untuk beranggapan bahwa semakin lama tubuh ada di udara, semakin tinggi risiko radiasi kosmik.

 Radiasi kosmik sendiri adalah bentuk radiasi yang berasal dari luar angkasa. Radiasi ini akan membuat Anda memiliki risiko lebih tinggi untuk mengidap kanker dan gangguan reproduksi.

 Itu tadi beberapa efek samping yang bisa dialami oleh tubuh ketika melakukan perjalanan dengan pesawat terbang dalam waktu yang lama. Jika memang memungkinkan, Anda sebaiknya pilih penerbangan transit, sehingga memungkin tubuh istirahat sejenak di darat. Apalagi jika Anda bepergian dengan rute ke luar negeri.

 Cek pilihan maskapai penerbangan yang menawarkan transit ke berbagai rute dan destinasi dari Traveloka. Nikmati berbagai promo dan penawaran menarik untuk setiap transaksi Anda dengan berbagai pilihan pembayaran.  Imm

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry