BOJONEGORO | duta.co – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo), menggelar Forum Group Discussion Evaluasi Masterplan Smart City dan Penyusunan Draft Kebijakan Tentang SPBE. Acara tersebut dalam rangka menindaklanjuti Peraturan Bupati Bojonegoro Nomor 13 Tahun 2020 tentang Masterplan Smart City Kabupaten Bojonegoro Tahun 2019-2023.

Kabid Layanan e-Government, Helmi Ali Fikri menegaskan kembali dari 17 Program Prioritas Kabupaten Bojonegoro salah satunya adalah Mewujudkan Kabupaten Bojonegoro Green dan Smart City. Setiap OPD diminta mengisi kuisioner sebagai tindak lanjut evaluasi tahunan, di mana sejak tahun 2018, Bojonegoro masuk Percontohan Gerakan Menuju 100 Smart City di Indonesia.

“Dalam Master Plan Smart City terdapat roadmap, misal OPD A, 5 tahun terakhir kondisi exixting apa, kedepan merencanakan apa, semua sesuai OPD masing-masing. Dalam Master Plan mencakup 6 dimensi yaitu Smart Government, Smart Branding, Smart Economy, Smart living, Smart Society dan Smart Environment. Masing-masing kita evaluasi kembali tahun 2021 ini karena pasti ada perubahan. Sisi lain terkait arsitektur SPBE, Pemkab Bojonegoro memang belum memiliki, masih langsung merujuk pada Perpres 95 Tahun 2018 tentang SPBE,” jelasnya, Jum’at (10/12/2021).

Sementara itu, perwakilan PT. Tatacipta Teknologi Indonesia (TATI), Tony Dwi Susanto menjelaskan, bahwa tujuan kegiatan ini merumuskan Road Map Smart City Bojonegoro 2022-2023 dan salah satu outputnya Draft Peraturan Bupati tentang Smart City dan Pelaksanaan SPBE Kabupaten Bojonegoro. Tujuannya untuk membuat apa yang seharusnya dilakukan OPD untuk membangun Smart Regency Bojonegoro.

“Smart City adalah proses sebuah Kab/Kota melakukan inovasi, memanfaatkan teknologi dan melakukan kolaborasi antar pemangku kepentingan kota yaitu Pemkab, pihak Swasta, Masyarakat/komunitas, Akademisi, dan Media, untuk membangun Bojonegoro lebih efisien, lebih nyaman ditinggali, lebih kompetitif dari kabupaten lain dan lebih ada keberlanjutan berkembang untuk anak cucu,” ungkapnya.

Tony mengungkapkan, berbicara Smart City itu pada level kab/kota, SPBE adalah pembangunan sistem di level Pemerintah Kabupaten dengan inovasi teknologi dan kolabirasi. Jika Bojonegoro ingin membangun Smart City maka SPBEnya harus kuat, yaitu Smart Government-nya dan di Bojonegoro sudah dilakukan. Setelah Smart Government, yang kedua adalah Smart Branding. Membangun branding Bojonegoro dari sisi appearance (Dinas PU), Tourism (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata), dan Business, produk yang khas apa (Dinas Perdagangan, Kop dan UM).

“Saya lihat potensi besar Bojonegoro adalah pariwisata berbasis alam yang ini harus terus digali,” pungkasnya.

Perlu diketahui, PT Tatacipta Teknologi Indonesia  merupakan perusahaan yang  mempunyai kompetensi bisnis di bidang usaha Teknologi Informasi yang berpengalaman lebih dari 10 tahun di lebih dari 30 Pemerintah Kota/ Kabupaten   di Indonesia. Didukung metode Best Practice  Internasional & Kajian Ilmiah dengan Pakar, Peneliti & Profesional TI berpendidikan S2/ S3 luar negeri  dan bersertifikasi  internasional. (dah)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry