Nomor 4 dari kanan, Kepala Disbudparpora Kota Kediri, Zachrie Ahmad, mendampingi Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar, saat memberikan hadiah.

KEDIRI | duta.co – Kepala Disbudparpora Kota Kediri, Zachrie Ahmad, menjelaskan, dari total peserta yang mengikuti ajang lomba paduan suara ada 14 grup. Lalu, diseleksi oleh dewan juri melalui video yang dikirimkan dan terpilih 6 grup yang tampil di grand final, di Ballroom Lotus Garden, Jumat lalu (29/7). Di grand final, setiap grup menampilkan dua lagu yakni lagu wajib khas Kota Kediri dan lagu bebas.

“Lomba paduan suara ini tingkat umum tepatnya di tingkat SMA ke atas. Untuk pemenangnya ini ada yang spesial, yaitu akan kita tampilkan di resepsi peringatan HUT RI di Pemerintah Kota Kediri, dalam waktu dekat,” jelasnya, baru-baru ini.

Dalam ajang tersebut, kata dia, keluar sebagai juara I grup Tembang Kinasih, juara II Stikes RS Baptis, dan juara III paduan suara SMAN 2 Kediri. Untuk juara harapan I SMAN 1 Kediri, harapan II Gita Suara Kediri, harapan III PSM Umi Kulsum.

“Saat acara berlangsung, hadir guru seni musik dan guru paduan suara, serta tamu undangan lainnya,” tutupnya.

Dalam waktu yang sama, Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar, berharap, muncul banyak lagu easy listening dari Kota Kediri. Terutama lagu-lagu ciptaan dari generasi muda. Hal itu diungkapkan dalam grand final Lomba Paduan Suara Kota Kediri. Lomba ini merupakan rangkaian dari Hari Jadi Kota Kediri ke-1143.

“Paduan suara ini kita bisa latih kekompakan bersama untuk menghasilkan suara yang indah. Tantangan kita di sini kurang menciptakan lagu yang easy listening. Mudah-mudahan dari sini bisa muncul lagu dari generasi muda,” ungkapnya.

Pemerintah Kota Kediri mendukung ajang kompetisi seperti lomba paduan suara ini. Dengan ajang semacam ini dapat menumbuhkan daya saing generasi muda. Selain itu juga bisa menjadi ajang untuk menemukan talenta-talenta berbakat di Kota Kediri.

“Ini memang jadi ajang yang keren. Kita lihat bagaimana paduan suara ini ada perubahan yang lebih atraktif. Ke depan kita harus berkolaborasi dengan pihak lainnya agar ajang seperti ini semakin besar dan keren,” ujarnya.

Ia juga menambahkan mengenai bisnis Intellectual Property (IP) Right yang juga ada di dunia musik. IP Right sendiri sudah menjadi mata uang di era ekonomi kreatif. Selain mendorong masyarakat untuk terus berkarya dan berinovasi, IP Right juga mampu menggerakkan dan memberi nilai tambah perekonomian.

“Saya harap generasi muda paham hal ini. Sebab saya lihat bisnis IP Right ini menarik sekali dan hak cipta ini sangat dilindungi. Sudah banyak contoh lagu-lagu yang diciptakan dari daerah yang sukses. Di Kediri ada Nurbayan dan di Jawa Timur kita bisa lihat ada Denny Caknan,” pungkasnya. (bud)