PENUTUPAN: Ning Ita (tengah) bersama Kepala Diskopukmperindag Ani Wijaya (kiri), narasumber (kanan), dan peserta pelatihan saat penutupan Pelatihan Design Fashion Batik. (DUTA.CO/YUSUF W)

MOJOKERTO | duta.co – Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari berharap muncul design batik yang menjadi ciri khas Kota Mojokerto. Sehingga kekhasan tersebut menjadi daya tarik yang banyak diminati pembeli.

Harapan tersebut disampaikan Ning Ita (sapaan akrab Wali kota Mojokerto Ika Puspitasari) saat penutupan Pelatihan Design Fashion Batik yang dilaksanakan Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopukmperindag) di ruang pertemuan Pemkot Mojokerto, jalan Gajah Mada 145, Kamis (2/3/2023).

“Melalui forum pelatihan seperti ini, bagaimana nantinya menciptakan suatu ciri khasnya kota Mojokerto, meskipun fashion itu mengikuti perkembangan-perkembangan yang sangat cepat dan sangat dinamis,” harap Ning Ita di hadapan narasumber dan peserta pelatihan.

Ning Ita menuturkan, dalam setiap pertemuan Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) selalu ada pameran produksi dari setiap daerah. “Yang paling banyak itu memang produk-produk ekonomi kreatif, termasuk batik di dalamnya,” ujarnya.

Ada satu daerah, lanjutnya, dari forum APEKSI ke forum APEKSI lainnya pasti yang dibawa daster dan piama yang dibentuk semenarik mungkin. “Ada bordirnya yang ditempel, ada variasi-variasi yang cantik,” tuturnya.

Setelah mencari tahu, masih tutur Ning Ita, ternyata produk tersebut dimasukkan di hotel-hotel, sudah punya web untuk memasarkan, dan sudah masuk E-Katalog. “Faktanya, dalam setiap forum APEKSI, produk tersebut pasti habis. Cari di butiknya, juga pasti habis,” katanya.

Menurutnya, hal itu sama persis dengan produk alas kaki yang selalu dibawa kota Mojokerto dalam APEKSI. “Terkadang produk alas kaki kota Mojokerto dalam sehari sudah habis, sehingga didatangkan lagi. Alas kaki kita pasti habis terjual karena harganya sangat terjangkau dengan model-model yang sangat variatif, itu yang menjadi daya tarik,” ungkapnya.

Itulah, tandasnya, cuma daster. Tapi memiliki pangsa pasar yang jelas karena semua kaum perempuan memakainya, punya ciri khas, dan pemasarannya dapat melalui digital dan konvensional.

“Untuk itu, saya bukan ahli design, monggo ibu-ibu diarahkan supaya kita punya ciri khas dalam fashion designnya Majapahit atau Kota Mojokerto seperti apa. Tidak ketinggalan zaman, tidak kuno, tapi syukur-syukur justru menjadi trandseter,” harapnya.

Sedangkan Kepala Diskopukmperindag Kota Mojokerto Ani Wijaya mengatakan,Pelatihan Design Fashion Batik kali ini dilaksanakan selama empat hari, dari tanggal 27 Februari sampai 2 Maret 2023. “Pesertanya, masyarakat Kota Mojokerto dengan kemampuan dasar menjahit sebanyak 30 orang,” katanya. (ywd)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry