BAHASA ISYARAT: Peserta mempraktIkkan bahasa isyarat disabilitas dibimbing instruktur, Masykurun, Ketua DPD Gerkatin Jatim (duta.co/nanang)

KEDIRI|duta.co-Bencana kata yang sering didengar namun suatu hal yang pasti tidak diinginkan oleh semua orang, bahkan kapan dan di mana tempatnya terjadinya tidak ada yang mengetahui. Maka dari itu, harus bersiap siaga dalam mengantisipasi terjadinya bercana tersebut.  Oleh karenanya, Badan penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kediri menggelar Bimbingan Teknis Pemberdayaan Masyarakat dalam Tanggap Darurat Bencana di Ruang Joyoboyo Balaikota Kediri, Senin (20/3).

Namun ada yang berbeda dalam pelatihan kali ini, BPBD Kota Kediri secara khusus memberikan pelatihan kepada para penyandang disabilitas, relawan dan para jurnalis di Kota Kediri. Pelatihan ini juga dihadiri secara khusus oleh Wakil Wali Kota Kediri, Hj Lilik Muhibbah, Sekretaris Daerah Budwi Sunu HS, Kepala Pelaksana BPBD Samsul Bahri, Ketua DPD Gerakan Kesejahteraan Untuk Tuna Runggu (Gerkatin) Jawa Timur, Maskurun dan perwakillan siswa–siswa SD Negeri Inklusi Betet I.

Ning Lik, sapaan akrab wakil wali kota yang membuka langsung acara ini menyampaikan, bahwa Bimtek Pemberdayaan Masyarakat dalam tanggap darurat bencana di Kota Kediri ini, untuk mengurangi risiko bencana sehingga dengan kondisi bencana, masyarakat dapat melakukan penanganan bencana sendiri sebelum bantuan datang.

“Dengan kondisi seperti ini dan cuaca seperti ini maka ketika ada bencana bukan kita menolak bencana, tapi memang kita bisa menghadapi risiko sedini mungkin, karena ilmu yang sudah didapatkan dalam mengatasi bencana,” ujarnya.

“Para penyandang disabilitas harus diperlakukan sama dan wajib diberi pelatihan dalam penanggulangan bencana, karena penyandang disabilitas memiliki hak yang sama dengan orang normal pada umumnya, dalam rangka untuk mengurangi risiko bencana agar mereka siap menghadapi,” ujar Ning Lik.

Ke depan harapan Wakil Wali Kota Kediri ini, dengan adanya pelatihan ini para penyandang disabilitas bisa tahu cara menghadapi risiko bencana. “Ketika ada bencana mereka sudah tidak merepotkan orang normal lagi, dan siap untuk menghadapi risiko dari bencana itu,” harap Ning Lik. (nng)

 

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry