Ketua Harian Pergerakan Penganut Khitthah Nahdliyyah (PPKN), H Tjetjep Mohammad Yasien, SH, MH (FT/duta.co)

SURABAYA | duta.co – Beredar ‘Surat Terbuka’ (ST) atas nama Abdus Salam Shohib, Kamis (21/7/22). Judulnya ‘maut’, IRONI. Warganet (nahdliyin) yakin, bahwa, ST itu ditulis KH Abdus Salam Shohib, Wakil Ketua PWNU Jawa Timur.

Ada dua masalah yang disorot dalam ST itu. Pertama, kasus Bendahara Umum PBNU Mardani Maming. Kedua, soal polemik Konfercab NU Jombang. “Saya juga membaca surat terbuka itu. Isinya, logis, masuk akal. Meski terasa marah, substansi ST itu sangat penting bagi PBNU, minimal introspeksi,” demikian Tjetjep Mohammad Yasien, SH MH, Ketua Harian Pergerakan Penganut Khitthah Nahdliyin (PPKN) kepada duta.co, 21 Juli 2022.

Bagi kami, jelasnya, kasus Bendum PBNU dan polemik Konferensi NU Jombang, ini sudah sangat memalukan. Wartawan duta.co sendiri belum berhasil mengkonfirmasi kebenaran ST tersebut. “Terlepas benar dan tidaknya, isinya sangat menukik jatung NU,” tambahnya.

ST itu sudah beredar dari grup ke grup WA. “Saya Heran Dengan PBNU ( Ketum & Sekjend ), ketika Bendum Jelas-jelas bermasalah Hukum yang bikin Malu organisasi serta meruntuhkan Marwah Jamiyyah, Sama Sekali tidak ada upaya untuk menertibkanya. Apakah hanya dengan Sekedar  menonaktifkan sampai Masalahnya Selasai,” tulis penulis atas nama Abdus Salam Shohib.

Sementara dengan PCNU Jombang (Katib Demisioner / Cak Rizal) Ketum PBNU Merespon (Mencoret Cak Rizal dari IN seperti Video yang Beredar) dengan tuduhan yang Tendensius, Subyektif tanpa bukti dan penuh asumsi serta hanya berdasarkan info sepihak dari anak buahnya (Oknum Wasekjend Berinisial NH) yang tolol dan penuh Interes Pribadi,” tambahnya.

Tak kalah menarik, dalam ST itu juga menegaskan, bahwa, NU sekarang kelewat larut dalam pembelaan seseorang yang terlibat kasus hukum. Padahal, “Saya belum pernah mendengar Bendum PBNU yang dibela dengan mengatasnamakan PBNU berkontribusi dan Berkhidmah untuk NU secara Jamiyyah (Bukan kepada personal atau Oknum PBNU).”

Nah! “Melihat dari Fenomena ini, Saya Berkesimpulan bahwa PBNU dalam hal ini Ketum dan Sekjend memang berperilaku arogan, angkuh, sombong dan ceroboh. Saya khawatir Ini memang gaya kepemimpinan yang menjilat dan mengabdi kepada penguasa dan orang berduit tapi bertindak otoriter dan semaunya kepada Pengurus di level bawahnya,” kritiknya keras.

Semoga Mereka yang di PBNU tidak dibutakan dan ditulikan oleh kekuasaan.
Saya bukan penulis yang baik, taoi saya sungguh resah dengan situasi  yang terjadi.
Hormat Saya Abdus Salam Shohib,” pungkasnya.

Menurut Gus Yasien, panggilan akrab Tjetjep Mohammad Yasien, mengaku prihatin, karena PBNU sekarang sudah menjadi ring tinju. “Saya takut kasus Bendum PBNU itu bagian dari perpecahan kongsi bisnis. Mereka sedang gulat kepentingan, tetapi, diseret-seret ke PBNU. Akhirnya PBNU jadi ‘ring tinju’. Jika ini yang terjadi, maka, lembaga NU akan jadi korban,” tegas pengacara senior itu.

“Terlebih, sebagaimana dalam surat terbuka tersebut, bahwa, Mardani Maming itu memang bukan kader NU, juga belum pernah memberikan kontribusi pengabdiannya ke NU. Lalu, mengapa PBNU begitu semangat membela? Ini jadi pertanyaan publik,” pungkas alumni PP Tebuireng ini. (mky)

 

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry