BOJONEGORO | duta.co – Daun pandan banyak dimanfaatkan untuk bahan baku tikar (kloso, red). Namun di tangan, Agus Priyanto, anyaman pandan bisa berubah menjadi kerajinan nan cantik.

Bersama sang istri, Sulastri, pria yang sebelumnya sebagi Site Manager Proyek ini, anyaman pandan bisa dijadikan aneka kerajinan seperti tas hingga dompet.

“Kita sudah sejak awal 2020 menjalankan usaha ini. Karena saya juga istri nememukan kenyamanan. Apalagi  setelah mulai dikenalm  banyak peminat yang berdatangan ke rumah untuk melakukan pemesanan,” tegas Agus.

Agus lantas bercerita awal tergerak memproduksi kerajinan dari anyaman pandan saat Bupati Bojonegoro, Anna Mu’awanah berkunjung ke Kedungadem. Banyaknya daun pandan membuat Bupati ingin meningkatkan ekonomi dengan memanfaatkannya menjadi kerajinan khas Bojonegoro.

“Dari sinilah, saya yang kebetulan bisa menjahit lantas berkreasi hingga menjadi beberapa produk nan cantik,” sela Sulastri.

Baik Sulastri dan Agus tidak sendirian dalam memproduksi, untuk meningkatkan ekonomi perajin kloso, dia bekerjasama, dengan membeli kloso dari perajin kemudian dia tinggal menyulapnya menjadi aneka kreasi.

“Karena kalau kita membuat sendiri anyaman dari pandan rumit. Belum lagi nanti mengolahnya menjadi aneka kerajinan juga makin rumit. Jadi kita kerjasama saja dengan perajin kloso,” tegasnya.

Kreasi kerajinan dari anyaman pandan membutuhkan kejelian juga kesabatran. Mengingat dari lembaran kloso inilah baru potong sesuai pola dan dijahit. Selain itu juga ditambah beberapa bahan agar baik tas atau dompet bisa bertahan lebih lama.

Sekali produksi, Sulastri memerlukan 15 tikar pandan ukuran besar untuk di sulap menjadi 80 tas. Ia mengatakan harga tas tersebut mulai Rp50.000.

“Saya produksi tas Kloso ini sesuai dengan pesanan orang. Namun ada juga beberapa stok kreasi kerajinan anyaman pandan ini di outlet. Salah satunya outlet CEC wilayah Pacul,” imbuhnya.

Lantas bagaimana dengan permodalan? Sulastri mengaku untuk menyulap kloso menjadi aneka kerajinan cantik cukup modal Rp1,5 juta.

“Ya kalau ditanya omzet saya bingung jawab. Soalnya nggak pasti juga. Tapi Alhamdulillah peminat tas dari anyaman pandan ini cukup banyak. Bahkan hingga saya kuwalahan dan ada beberapa pemesan yang saya tolak karena kendala dari bahan yang minim,” tandasnya.

Untuk itulah, tambah Agus, butuh kerjasama dengan pemerintah daerah untuk membesarkan kerajinan anyaman pandan kreasinya. “Semoga saja ada perhatian dari pemerindah daerah, agar produk-produk kita dibantu dalam pemasaran juga permodalan,” harapnya. rum

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry