JAKARTA | duta.co – Capres Prabowo dan Cawapres Sandiaga Uno menonton  bareng pembacaan putusan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres 2019 di kediaman Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, Jalan Kertanegara IV, Kebayoran Baru, Jakarta, Kamis (27/6) bersama tokoh parpol mitra koalisi. Suasana nobar sangat gayeng menyenangkan dan sejuk.
“Suasana di dalam sangat menyenangkan ya, situasi sejuk, tenang, koalisi sangat kompak dan nanti kita akan makan malam bersama,”  kata  Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Andre Rosiade kepada wartawan di sela acara nonton bareng.
Kendati Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan pamit duluan, Andre mengatakan semua mitra koalisi ada di dalam untuk mendampingi Prabowo dan Sandi menantikan putusan MK.
“Di dalam masih ada Pak Eddy Soeparno mewakili PAN, lalu Partai Demokrat ada Bang Hinca, lalu juga PKS masih ada mas Sohibul Iman, lalu dari Berkarya ada Mas Prio Budi Santoso,” jelasnya.
Andre memastikan apapun hasil putusan MK nanti, Prabowo dan Sandi akan menerima. Keduanya akan menyampaikan juga pidato singkat kepada masyarakat.
“Apapun keputusan yang diambil, kami, pak Prabowo dan bang Sandi tentu akan memberikan pidato nanti malam setelah keputusan resmi diambil di MK,” tukas caleg DPR terpilih ini.
Sementara itu Partai Amanat Nasional (PAN) menyerahkan kepada Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto untuk menentukan masa depan Koalisi Adil Makmur yang mengusung Prabowo bersama Sandiaga Uno.
Ketua Umum DPP PAN, Zulkifli Hasan hanya menyebutkan, sebelum keputusan diambil, akan dilakukan rapat bersama seluruh mitra koalisi.
“Itu nanti lah soal itu kita rapat dulu. Soal bagaimana koalisi nanti tentu pimpinan koalisi Partai Gerindra, Pak Prabowo akan menyampaikan,” ujar Zulkifli di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara IV, Kebayoran Baru, Jakarta, Kamis (27/6). Zul pamit meninggalkan lokasi nobar untuk bertemu ulama.
Rekonsiliasi atau Kursi
Ribuan massa yang mengawal sidang MK akhirnya membubarkan diri dengan tertib. Namun mereka tetap belum puas dengan putusan MK. Bahkan mereka tetap tidak mengakui kemenangan Jokowi dan meminta Prabowo tetap jadi oposisi.
Mantan penasihat KPK yang kini aktif mengikuti aksi kawal MK, Abdullah Hehamahua, menilai rekonsiliasi antara Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto sebagai hal yang baik. Namun bila Prabowo mengakui kemenangan Jokowi hanya demi mendapatkan kursi jabatan, itu tak patut.
“Kalau rekonsiliasi dalam pengertian negara aman dan damai sah-sah saja,” kata Abdullah di kawasan Patung Kuda (Arjuna Wijaya), Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (27/6/2019).
“Tapi kalau rekonsiliasi Prabowo-Sandi mengakui kemenangan Jokowi sehingga kemudian mendapatkan beberapa kursi, itu namanya pelacur,” kata Abdullah.
Abdullah baru saja mengikuti aksi mengiringi persidangan dengan agenda putusan untuk gugatan hasil Pilpres 2019 yang diajukan Prabowo-Sandiaga Uno. Dia merupakan koordinator aksi Gerakan Kedaulatan Rakyat (GKR) di aksi ini.
Sebagaimana diketahui, dorongan rekonsiliasi Jokowi-Prabowo sudah menguat. Rekonsiliasi diharapkan bisa mengakhiri ketegangan kedua kubu pendukung capres itu.
Pelaksanaan rekonsiliasi dikatakan kedua pihak masih terus diusahakan. Seiring bergulirnya isu rekonsiliasi, menggelinding pula isu kemungkinan Prabowo bergabung ke Jokowi. Isu itu diembuskan oleh politikus PAN Prabowo, Faldo Maldini.
“So, mungkin nggak yang 12% gabung sama Jokowi? Gue nggak bilang sih, kalau Gerindra gabung ke Jokowi itu buruk. Itu realistis. Itu pilihan bagi parpol, berada dalam lingkaran kekuasaan tentu lebih baik,” kata Faldo dalam videonya, Minggu (23/6).
Namun, lanjut Faldo, hal sebaliknya juga mungkin terjadi. Saat ini, hasil Pilpres 2019 masih menunggu keputusan persidangan sengketa hasil pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK). Menurut Faldo, jika Prabowo dinyatakan menang pilpres, Jokowi bisa saja bergabung dengan pemerintahan eks Danjen Kopassus itu.
“Balik lagi kalau misal Pak Prabowo Subianto memilih gabung dengan Pak Jokowi kalau misal Pak Jokowi terpilih. Atau entah siapa pun yang menang. Misal Pak Jokowi gabung ke Pak Prabowo. Pak Prabowo jadi wantimpres atau Pak Jokowi jadi penasihat presiden, Kiai Ma’ruf jadi menteri atau penasihat presiden, Bang Sandi jadi menteri mungkin,” sebutnya.
(rmol/det)
Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry