Direktur Utama BEI Inarno Djajadi saat melakukan peletakan batu pertama pembangunan gedung BEI di Surabaya didampingi anggota DPR R1 Komisi XI Indah Kumia dan Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional IV J awa Timur Heru Cahyono  Senin (6/1). DUTA/endang

SURABAYA l duta.co –  Perusahaan-perusahaan di Jawa  Timur tidak perlu khawatir kekurangan modal. Karena saat ini ada banyak sumber alternatif pembiayaan selain perbankan.

Salah satunya adalah pasar modal. Karena kebutuhan dana akan dipenuhi maksimal dan perusahaan bisa semakin profesional ketika menjadi perusahaan publik dengan pembiayaan dari investor di pasar modal.

Hal tersebut diungkapkan Anggota Komisi XI DPR RI, Indah Kurnia saat ground breaking gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Kantor Perwakilan Jawa Timur di Surabaya, Senin (6/1/2020). Dikatakan Indah, pasar modal adalah pahlawan dari sumber pembiayaan yang selama ini tidak pernah dipikirkan masyarakat luas.

“Saat ini ada 2,4 juta investor pasar modal dengan dana yang  terkumpul Rp 7 ribu triliun. Ini dua kali dari likuiditas perbankan. Apalagi saat ini likuiditas perbankan sudah semakin menipis, maka sumber pembiayaan lainnya adalah pasar modal. Ini harus terus disosialisasikan agar ekonomi di Jatim bisa tumbuh,” ujar Indah.

Hal senada juga diungkapkan Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kanwil  4 Jawa Timur, Heru Cahyono.  Dikatakan Heru, pihaknya turut bangga ketika banyak perusahaan di Jatim yang go public. Dengan begitu, perusahaan bisa berkembang pesat dan perekonomian bisa tumbuh.

“Saya pernah bicara langsung dengan Bu Gubernur Khofifah. Saya katakan, tidak perlu resah kalau kekurangan modal, karena semua bisa ditangani di pasar modal. BUMN dan BUMD yang tidak bisa lagi dibiayai dari APBN dan APBD cukup dengan menjadi perusahaan publik, semua masalah permodalan bisa teratasi,” jelasnya.

Karena itu, dengan dibangunnya gedung BEI, Heru berharap nantinya jumlah perusahaan go public di Jawa Timur semakin bertambah. “Kalau tidak salah pada 2019 lalu ada tiga perusahaan  yang sudah go public. Tahun ini ada sebuah bank lokal yang juga akan IPO, kita doakan semoga terus bertambah,” tukasnya.

Heru pun menegaskan, bahwa potensi perusahaan yang go public di Jatim masih sangat besar. “Dan BEI memang harus bekerja keras untuk menyosialisasikan produk pasar modal,” katanya.

Sementara itu, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Inarno Djajadi mengatakan gedung kantor perwakilan BEI Jawa Timur merupakan gédung kelima yang dimiliki langsung oleh BEI. Dan merupakan gedung KP BEI pertama yang dibangun mulai dari awal. Selain di Jawa Timur, KP BEI yang berstatus milik sendiri dan bukan sewa berlokasi di J awa Barat, DI Yogyakarta, Sumatera Utara dan Bali.

Gedung KP BEI Jawa Timur yang baru nantinya akan terdiri dari 5 lantai, berdiri di lahan seluas 55 8 meter persegi, dan rencananya akan dibangun dalam waktu 11 bulan.

“Potensi yang luar biasa terhadap perkembangan Pasar Modal di Indonesia menjadi alasan utama pembangunan Gedung Kantor Perwakilan BEI ini, sekaligus bentuk komitmen BEI terhadap pengembangan pasar modal khususnya di wilayah Jawa Timur, baik dari sisi permintaan (investor) maupun penawaran (Perusahaan Tercatat),” ujar Inarno. S

aat ini di Jawa Timur terdapat 59 Anggota Bursa yang tersebar di beberapa kota yakni 40 anggota bursa di Surabaya, 15 di Malang dan satu aAnggota bursa masing-masing di Kediri, Jember, Situbondo dan Blitar.

Total ada 34 Perusahaan Tercatat yang berlokasi di J awa Timur dan j umlah investor di Jawa Timur per November 2019 mencapai 137.816 Single Investor Identification (SID).

Terdapat pula 60 Galeri Investasi BEI, tennasuk di dalamnya 6 Galeri Investasi Syariah BEI, tersebar di berbagai kota di Jawa Timur yang turut memudahkan masyarakat mengakses informasi seputar pasar modal. end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry