TUBAN | duta.co – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa perkenalkan alsintan modern, Combine harvester, mesin yang populer digunakan oleh para petani jepang itu diperkenalkan kepada para petani Desa Ngadirejo, Kecamatan Widang  Kabupaten Tuban saat digelarnya panen raya, Rabu (8/3/2023).

Ditemui duta.co usai panen raya, saat didampingi Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky, Khofifah mengatakan, issu krisis pangan menjadi salah satu perhatian pemerintah, salah satunya dengan peningkatan produksi pertanian Penggunaan elsintan modern berupa combine harvester diharapkan mampu mendukung peningkatan produksi dengan semakin mengefesienkan waktu.

“Di mana mesin ini sekali beroperasi mampu melakukan tiga hal sekaligus yaitu menuai, merontokan, dan membajak sawah sekaligus. Hal ini  akan meminimalisir jumlah bulir gabah yang terbuang, sehingga akan meningkatkan nilai produksi petani,” kata Gubernur Jatim ini.

Wanita yang pernah menjabat sebagai Menteri Sosial ini juga menambahkan, selain dengan satu pengoperasian bisa melakukan tiga hal, dapat menekan angka biaya tenaga kerja dan mengefisiensikan usaha tani.

“Jadi, gabah yang dipanen tidak bertebaran namun langsung masuk ke dalam wadah atau karung,” terang Gubernur Khofifah.

Gubernur Jatim kelahiran 19 Mei 1963 ini menjelaskan jika menggunakan metode panen tradisional angka gabah yang hilang bisa mencapai 10 hingga 11 persen.

“Dari jumlah panen provinsi Jawa Timur sebanyak 9,8 juta ton, maka artinya angka gabah yang bisa diselamatkan sebesar 1 juta ton,” ujarnya

Menurutnya, Provinsi Jatim penghasil padi dan beras tertinggi nasional di tahun 2021 dan 2022, BPS juga telah memprediksi Jawa Timur akan surplus beras hingga 1,13 juta ton di periode panen Maret hingga April 2023 ini. Adapun di tahun 2022 angka surplus beras Jawa Timur mencapai 3,1 juta ton yang dipasok ke 16 provinsi di Indonesia bagian timur.

“Angka tersebut bukan perhitungan hasil produksi, namun adalah hasil perhitungan dari kebutuhan masyarakat Jawa Timur sebanyak 257.000 ton yang telah terpenuhi. Sisanya baru kita hitung surplus,” terang Khofifah.

Hal tersebut dapat dicapai dengan adanya monitoring dan intervensi, sehingga nilai produksi dapat terus ditingkatkan dan bisa menguntungkan petani serta menyediakan masyarakat beras yang terjangkau.

“Salah satunya juga dengan memperkenalkan alsintan modern ini, agar petani lebih mudah dalam proses panen dan menekan angka produksi,” ucap alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga, Surabaya ini.

Dalam kesempatan tersebut juga dilaksanakan dialog bersama Gubernur dan Bupati Tuban dengan gapoktan setempat, petani mengeluhkan tentang bantuan permodalan hingga harga pupuk yang mahal. Menanggapi hal tersebut, Gubernur Khofifah Indar Parawansa menyebutkan, Pemprov melalui Bank BPR Jatim memiliki program dengan total pinjaman maksimal Rp. 50.000.000 bunga 3% per tahun.

“Monggo, bapak ibu bisa memanfaatkan program ini,” harapnya Gubernur dihadapan para petani

Terkait harga pupuk yang mahal, alumni SMP Khadijah, Surabaya ini menerangkan jika hal tersebut terjadi sebagai dampak perang antar Ukraina dan Rusia, yang menyebabkan harga fosfat melambung tinggi, hal tersebut terjadi di seluruh dunia, dan memang imbasnya nilai rdkk untuk pasokan subsidi jenis pupuk fosfor atau fosfat berkurang. Namun demikian, ia menegaskan telah meminta pupuk jenis SP 36 untuk kembali di subsidi kepada presiden.

“Saya sudah ajukan permintaan kepada presiden tentang hal ini kita lihat nanti seperti apa kedepannya,” pintanya

Sementara itu, Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky di kesempatan yang sama juga mengungkapkan, peningkatan produksi pertanian Kabupaten Tuban di tahun 2022 mengalami peningkatan dua hingga empat persen, terutama untuk jagung.

Hal tersebut, kata dia, bisa dicapai dengan melaksanakan program peningkatan produksi yang terintegrasi dengan program provinsi dan nasional. Salah satunya dengan bantuan alsintan untuk meminimalkan biaya produksi petani.

Menurut Bupati yang sempat di idukan dekat dengan penyanyi Heppy Asmara ini menerangkan penggunaan combine harvester yang bisa digunakan untuk padi, gandum, jagung, kedelai dan lainnya, selain mempercepat proses pemanenan juga dapat mengurangi penyusutan hasil gabah.

“Jadi meminimalisir jumlah padi yang dibuang yang nantinya akan berpengaruh pada penambahan nilai produksi padi kita, dan Alhamdulillah petani kita sudah menggunakannya,” jelasnya.

Selain itu, Mas Lindra sapaan akrab Bupati kelahiran April 1992 ini juga menyampaikan perihal bantuan permodalan dari BPR Jawa Timur. Ia meminta agar petani bisa memanfaatkan program permodalan tersebut.

“Pemprov telah memberikan subsidi sebesar 6 % untuk program ini hingga bunganya tinggal 3% saja. Akan disosialisasikan terus dan mudah-mudahan bisa bermanfaat untuk  petani kita,” tutup Mas Lindra.

Panen raya yang dilaksanakan dipersawahan Desa Ngadirejo, Kecamatan Widang Kabupaten Tuban dengan Luas Panen 140 Hektare, dengan Pola Produktivitas 7,6 Ton/Ha Gabah Kering Panen(GKP) dengan kelompok tani Tawang Raya.  Varietas Padi yang ditanam adalah jenis INPARI 32 HDB.  Varietas  NPARI (Inbrida Padi Sawah Irigasi) 32 HDB memiliki Keunggulan yaitu hasil panen lebih tinggi bila dibanding varietas eksistensi, Rerata 6,30 ton/ha GKG, potensi hasil 8,43 ton/ha GKP, dan terkenal tahan penyakit Hawar Daun Bakteri (HDB). (sad)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry