Para pembicara dalam virtual conference yang digelar PT Uni-Charm Indonesia. DUTA/ist

SURABAYA  | duta.co –  Pandemi Covid-19 membuat jumlah penderita kanker payudara stadium 3 dan 4 di Indonesia meningkat. Hal itu karena seluruh organisasi profesi termasuk ahli bedah onkologi membuat kebijakan agar masyarakat menunda untuk datang berobat jika tidak ada keluhan.

Karena diakui dr Walta Gautama, SpB(K)Onk selaku Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (PERABOI), para dokter termasuk ahli bedah onkologi merasa gagap mengatasi pandemi Covid-19. Juga masyarakat merasa takut untuk datang ke layanan kesehatan.

“Karena ketakutan massal itu sehingga terjadi kebablasan. Karena prinsipnya, penanganan kanker itu tidak boleh ditunda. Begitu ada keluhan, mau datang ke rumah sakit, takut corona. Mereka tahan keluhan hingga satu tahun, begitu corona menurun mau berobat. Akhirnya yang semula seharusnya di kondisi stadium 1 atau 2, naik jadi stadium 3 dan 4,” ujar dr Walta saat jadi pembicara dalam virtual conference peluncuran Charm Extra Maxi Pink Ribbon, Rabu (6/10/2021).

Kondisi inilah kata dr Walta yang saat ini mempengaruhi penanganan. “00Kalau masih stadium rendah bisa ditangani dengan mudah, tapi kalau sudah lanjut, lebih sulit,” katanya.

Selain itu, hal lain yang membuat penanganan kanker itu sulit karena alur pengobatan yang ribet dan panjang. Dari seseorang ada keluhan benjolan hingga berani datang ke dokter membutuhkan waktu 1-3 bulan. Selain itu untuk terapi butuh waktu 8 hingga15 bulan.

“Makanya semula stadiumnya rendah, dengan alur yang panjang bisa nambah ke stadium akhir. Ini butuh peran banyak pihak agar alur lebih disederhanakan,. Tapi, ada pula yang memang datang ke layanan kesehatan sudah dalam keadaan parah,” katanya.

Untuk mengatasi semua itu kata dr Walta dibutuhkan kerjasama semua pihak. Salah satunya yang dilakukan PT Uni-Charm Indonesia Tbk yang bekerjasama dengan Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI). Selain memberikan edukasi kepada masyarakat agar memahami risiko kanker payudara, kali ini keduanya membuat kampanye memperingati Bulan Kesadaran Kanker Payudara Sedunia sepanjang Oktober ini.

Melalui produk Charm Extra Maxi Pink Ribbon Special Edition, sebagian penjualannya disumbangkan untuk mendukung kegiatan YKPI.

Presiden Direktur PT Uni-Charm Indonesia Tbk, Yuji Ishii mengatakan, Charm berusaha memenuhi tanggung jawab dalam meningkatkan kualitas hidup perempuan Indonesia dan untuk meminimalkan angka kematian akibat kanker payudara. “Kami akan terus mendukung aktivitas Pink,” ungkapnya.

Ketua YKPI, Linda Agum Gumelar mengapresiasi PT Uni- Charm Indonesia Tbk yang mendukung kegiatan YKPI. “Ini akan dimanfaatkan YKPI untuk mendukung program-program YKPI khususnya sosialisasi skrining dan deteksi dini kanker payudara sekaligus mengkampanyekan SADARI dengan tujuan menurunkan angka kejadian kanker payudara stadium lanjut sesuai dengan visi YKPI yaitu Indonesia Bebas Kanker Payudara Stadium Lanjut,” katanya. ril/end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry