Aktivitas pemberikan pembejalan pembelajaran Pendidikan Agama Islam kepada para guru dari RS TAAM Adinda. DUTA/ist

Pandemi Covid-19 membuat pembelajaran bagi siswa harus dilakukan secara daring atau jarak jauh. Karena pembelajaran tatap muka dikhawatikan akan menjadi klaster baru penularan virus yang berasal dari Wuhan China itu. Karena itu, Namun, ada banyak kendala saat pembelajaran daring yang dialami tidak hanya orang tua dan siswa tapi juga guru atau pengajar. Dan tidak sedikit guru yang mengalami kesulitan pembelajaran daring itu, karena tidak familier dengan teknologi.
—-
RA Taman Asuh Anak Muslim (TAAM) Adinda merupakan salah satu lembaga pendidikan anak usia dini yang berada di desa Kepatihan kecamatan Menganti kabupaten Gresik. Pendidikan agama Islam di lembaga ini menjadi sebuah prioritas utama dalam pembelajaran. Materi agama yang diajarkan tidak hanya sekedar berbentuk teori semata, namun juga diajarkan secara praktis agar nilai-nilai Islam tertanam pada peserta didik.

Para pendidik di RA TAAM Adinda merasa bingung dengan metode pembelajaran yang digunakan saat pandemi ini. Hampir semua pendidik di RA ini belum menguasai pembelajaran daring atau online, sehingga pembelajaran PAI di lembaga ini tidak bisa berjalan dengan baik dan sesuai dengan harapan.
Karena itu, dua dosen Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Muhammad Syaikhon dan Nanang Rokhman Saleh memberikan pembekalan bagi para pendidik di RA TAAM Adinda di Desa Kepatihan Menganti Gresik, beberapa waktu lalu.

Pembekalan ini dilakukan karena tidak semua guru di taman kanak-kanak dan pra sekolah memahami bagaimana memberikan pembelajaran secara daring atau online. Apalagi, kebanyakan guru di pra sekolah itu sudah berumur.
Selama tiga bulan dua dosen itu memberikan pelatihan dan pembekalan khususnya untuk pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Mei hingga Juli 2020.

Muhammad Syaikhon mengatakan pembekalan ini diberikan dengan metode tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat. “Karena kalau daring kami anggap tidak efektif,” ujar Syaikhon.
Para pendidik RA Taam Adinda diberikan pelatihan bagaimana bisa memberikan Pembelajaran PAI secara online kepada anak didiknya. Pelatihan dilakukan melalui ceramah, demonstrasi, tanya jawab, dan praktik.

Sebelumnya, kedua dosen melakukan pre test untuk mengetahui tingkat pengetahuan para pendidikan di sekolah itu terutama tentang Pembelajaran PAI secara online. Berdasarkan hasil pre test yang diikuti oleh lima responden dapat didapat hasil tingkat pengetahuan responden mengenai Pembelajaran PAI secara online di RA Taam Adinda sebesar 20 persen. Artinya hanya satu pendidik yang mengerti tentang Pembelajaran PAI secara online.

Pemberikan pembekalan ini agar anak didik merasakan manfaatnya selama pembelajaran daring. DUTA/ist

“ Pas setelah pelatihan atau post test yang kami lakukan, tingkat pengetahuan meningkat menjadi 80 persen, artinya ada empat pendidik yang mengerti tentang Pembelajaran PAI secara online,” jelas Syaikhon.

Dengan pelatihan ini, diharapkan para pendidik itu bisa lebih meningkat pengetahuan, pemahaman dan keahliannya untuk memberikan Pembelajaran PAI secara online terutama di masa pandemi ini. ril/end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry