SIDAK :  Wabup Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin menggelar inspeksi mendadak (Sidak) ke ruang UKS SDN Tropodo, Kecamatan Krian, Sidoarjo yang lantainya mengaluarkan panas dan memerintahkan lantai dibongkar, Jumat (03/01/2020). (duta.co/yudi irawan)

SIDOARJO | duta.co – Inspeksi mendadak (Sidak) dilakukan Wakil Bupati (Wabup) Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin didampingi Kepala Dinas DLHK  Ir. Sigit Setiawan  memerintahkan Kepala SDN Tropodo, Kecamatan Krian, Sidoarjo, Prasida Katmi membongkar lantai di depan ruang Unit Kesehatan Siswa (UKS)

Hal ini agar bisa segera diketahui penyebab panas lantai sekolah mencapai 42 derajat selsius dan saat lantai keramik dibongkar naik menjadi 52 derajat selsius. “Saya minta dibongkar langsung lantainya agar segera diketahui penyebab panas di lantai ruang UKS itu,” kata Wabup Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin Jumat (03/01/2020).

Lebih jauh, Wabup yang akrab dipanggil Cak Nur ini mengungkapkan setelah digalih dengan kedalaman sekitar 20 sentimeter, hasilnya mengeluarkan asap. Selain itu ada area yang saat tersentuh logam mengeluarkan percikan api. Rencananya bakal dibongkar sampai diketahui pasti sumber panasnya dari mana.

“Kami perintahkan Dinas Lingkungan Hidup dan Keberasihan (DLHK) dan Sumber Daya Mineral (SDM) untuk memastikan sumber panas lantai UKS itu. Selain itu agar diketahui aman atau tidaknya serta agar tidak jadi berita simpang siur,” imbuhnya.

Jika sumber penyebab panas itu diketahui, maka kata Cak Nur bisa segera diambil keputusan usai berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait. Termasuk sumber panas di sumur di Desa Watutulis, Kecamatan Prambon juga bakal ditelitih dengan melibatkan tim ahli.

“Saya berharap bisa dibuka dan bisa tahu secara kasat mata panasnya dari mana sumbernya dengan melibatkan tim ahli dan pakar. Ini harus diketahui sumbernya karena ada di lingkungan sekolah,” tegasnya.

Sementara Kepala SDN Tropodo, Prasida Katmi menjelaskan panas di lantai depan UKS itu kali pertama diketahui guru yang menempati ruang itu. Saat itu, ada kesetnya tapi terasa panas. Kemudian saat keset diambil terasa semakin panas. Peristiwa itu diketahui 31 Desember 2019 kemarin.

“Karena takut terjadi apa-apa langsung kami laporkan ke pihak desa dan dilanjutkan ke Babinkamtibmas dilanjut ke Polsek dan Koramil. Kami pun mengamankan lokasi dengan memberi tali rafia dan bangku agar anak-anak yang masuk sekolah tidak mendekat,” ungkapnya.

Sementara Wakapolsek Krian, Kompol Suwarto menegaskan pihaknya ditugaskan mengamankan TKP. Yakni dengan memberi police line agar TKP tak didekati warga yang penasaran mau melihat dari dekat.

“Karena kami belum tahu panasnya sumbernya dari apa. Makanya TKP kami amankan sgar masyarakat tidak mendekat,” tandasnya. (yud)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry