SURABAYA | duta.co – Sesungguhnya, Kota Surabaya dalam pengawasan ketat.  Tidak boleh ada kegiatan malam. Apalagi melibatkan massa. Tetapi, DZIKIR RUTIN (Jumat Lagi) yang digelar Komite Khitthah Nahdlatul Ulama 1926 (KKNU-26), Kamis (9/4/2020) sampai Jumat (10/4) dini hari, berjalan dengan tertib.

“Tadi, memang ada beberapa Pak Polisi, mengabarkan, bahwa, kegiatan malam diistirahatkan sementara di Surabaya. Tujuannya menghentikan penyebaran virus Corona. Alhamdulillah, Surabaya sepi,” demikian disampaikan KH Abdullah Muchit, kiai sepuh NU yang rajin memimpin dzikir rutin di Masjid Ampel Surabaya untuk kesematan bangsa dan NU dalam menghadapi Muktamar ke-34 kepada duta.co, Jumat (10/4/2020).

Tapi, jelas Mbah Yai Muchit, dzikir rutin Jumat Legi untuk bangsa agar (juga) terbebas dari Corona, tetap jalan, tentu, dengan mempertimbangkan kondisi yang ada. “Dengan sedikit serius, saya matur ke Pak Polisi, saya sampaikan salam hangat untuk berdzikir, agar bangsa ini segera terbebas dari Corona. Pak Polisi juga boleh ikut sampai selesai,” tambah Mbah Yai Muchit yang mengakhiri dzikir itu pada pukul 02.00 dini hari.

Diuji Oleh Allah SWT

Sejumlah polisi ikut memperhatikan beberapa kiai yang hadir sebagai peserta dzikir. Mereka datang dari berbagai daerah dengan memperhatikan prosedur tetap, seperti physical distancing, menggunakan masker, dll. Pak Polisi pun paham.

“Malam Jumat legi kali ini, dzikir terasa semakin nikmat. Karena tidak ada lalu-lalang peziarah. Alhamdulillah, semoga Allah SWT sesegera mungkin mengangkat Covid-19 dari bumi Indonesia, dan NU ditata secara apik oleh Allah SWT. Oknum NU yang menjadikan organisasi ini sebagai alat politik akan mendapat pengadilanNya,” jelas KH Abdul Malik dari Sidoarjo.

Dzikir diakhiri dengan salat 4 rakaat, seraya memohon kepada Allah SWT agar tokoh-tokoh bangsa ini kompak dalam menghadapi problem serius bangsa. Begitu juga tokoh-tokoh NU, semakin kuat berpegang kepada qonun asasi, demi kemaslahatan dan kemakmuran bersama.

“Kita diuji oleh Allah SWT dengan virus Corona, tetapi, kita juga diuji apakah kita bisa bersatu, bisa kompak menghadapi semua itu,” tegas Mbah Yai Muchit sesepuh KKNU26 yang selama 4 jam mengawal jalannya acara sampai selesai. (mky)