Manajemen Bank BTPN melakukan pertemuan dengan media di Surabaya, Rabu (8/2/2022). (dok/duta.co)

SURABAYA | duta.co – Pasca merger PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) dan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI) di tahun 2019, Bank BTPN kian melebarkan sayap bisnisnya untuk bersaing di industry pebankan Indonenisa.Bank BTPN juga menjadi pelopor bank digital dengan produknya Jenius.

Bank BTPN kini tidak hanya berkosentrasi pada pembiayaan pensiun dan ritel, perusahaan perbankan yang didirikan pada tahun 1958 ini juga akan lebih serius menggarap pasar korporasi, khususnya di sejumlah sektor usaha yang berkelanjutan atau green finance. Langkah ini komitmen berkelanjutan Bank BTPN mendukung program pemerintah Indonesia dan global tentang concern terhadap lingkungan guna mempertahankan ekosistem selain potensinya memang terbuka luas.

Kinerja Bank BTPN tahun lalu total pembiayaan untuk korporasi hingga September 2022 menempati peringkat pertama dengan nilai kredit sebesar Rp 102,82 triliun dari total kredit sampai September 2022 sebesar Rp 155,43 triliun. Sedangkan untuk pembiayaan pensiun menduduki peringkat kedua dengan nilai Rp 28,58  triliun, selanjutnya UMKM sebesar Rp 10,34 triliun dan pembiayaan ritel diluar pensiunan mencapai Rp 820 miliar.

Untuk pembiayaan green finance atau proyek berkelanjutan, sampai bulan September 2022 mencapai Rp 6,7 triliun. Dengan perincian, untuk energi terbarukan sebesar Rp 1,97 triliun dan sumber daya alam hayati dan lahan berkelanjutan sebesar Rp 3,1 triliun. Kemudian disalurkan juga untuk membiayai transportasi ramah lingkungan sebesar Rp 340 miliar dan untuk properti hijau sebesar Rp 760 miliar.

Salah satunya untuk pembangunan Waduk Cirata sebesar Rp 1,4 triliun, sebagi bentuk komitmen BTPN membantu PLN  untuk melakukan transformasi energi ke energi terbarukan.

“Untuk target tahun ini pastinya lebih baik dari tahun lalu karena memang cukup potensial,” ungkap Executive Vice President Communications & Daya Head Andrie Darusman kepada wartawan di Surabaya, Rabu (8/2/2022).

Selain pembiayaan hijau jelas Andrie Darusman, BTPN juga akan berkomitmen pada pembiayaan UMKM atau Small Medium Enterprise (SME). Karena UMKM adalah sektor paling luat yang mampu menyelamatkan Indonesia di tahun 1998.

“UMKM adalah sektor yang sangat kuat, walaupun krisis tetap tahan banting dalam kondisi apapun. Sudah terbukti UMKM jadi penyokong ekonomi kita,” tegasnya.

Terkait ekonomi 2023, Andrie Darusman menegaskan tetap optimis akan tumbuh. Namun ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi. Tahun 2023 adalah tahun optimistis tetapi harus tetap waspada terhadap fenomena yang bakal terjadi, diantaranya resesi global. Harus dilihat efeknya terhadap Indonesia, apakah berdampak pada Indonesia. Jika berdampak, seberapa jauh dampaknya dan apa yang bisa kita lakukan.

“BTPN akan terus melihat secara detil pada semua segmen yang dilayani. Dampak terbesar ada di mana, dampak terkecil ada di mana dan opportunity juga ada dimana, termasuk di Jawa Timur,” tandasnya.

Sementara Regional Head BTPN Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Aida Belina Tenando menambahkan BTPN di Jatim juga tengah melirik sejumlah proyek hijau di Jatim yang cukup potensial untuk dibiayai.

“Di Jatim juga tengah melakukan analisa dan mapping secara menyeluruh jatim nanti akan kami konsolidasikan ke tingkat nasional. Belum bisa dijelaskan lebih rinci karena masih dalam tahap mapping,” jelas  Aida.

Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, hingga akhir tahun 2020, perusahaan ini memiliki 61 kantor cabang, 264 kantor cabang pembantu, 141 titik pembayaran, dan 216 ATM yang tersebar di seluruh Indonesia.

“Potensi Jatim Bali Nusra besar di semua sector. Inilah yang  menjadi tantangan bagi kami di tahun 2023,” pungkas Aida. Imm

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry