Ketua Umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto (kiri) bersama Duta Besar New Zealand untuk Indonesia Kevin Burnett dan Konsul Kehormatan New Zealand di Surabaya Harry Sunogo saat berkunjung di Kantor Kadin Jatim, Surabaya, Selasa (18/10/2022) lalu. DUTA/ist

SURABAYA | duta.co –  Pemerintah New Zealand berencana untuk memperkuat kerjasama ekonomi dengan Indonesia, khususnya Jawa Timur di bidang perdagangan dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) serta penerapan teknologi agricultural atau agritech.

Hal itu diungkapkan Duta Besar New Zealand untuk Indonesia Kevin Burnett saat bertemu dengan Ketua Umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto, Selasa (18/10/2022) lalu.

“Kita baru saja keluar dari pandemi Covid-19. Dan New Zealand baru membuka pembatasan orang asing untuk masuk ke New Zealand. Ini yang sedang kita jalani. Dan keadaan yang terjadi di Benua Eropa saat ini sangat mempengaruhi ekonomi secara keseluruhan. Oleh karena itu kami sangat menghargai perdagangan dengan negara tetangga dan lainnya sehingga kami eksis menjajaki dan memperkuat hubungan perdagangan,” ungkap Kevin Burnett.

Lebih lanjut ia mengungkapkan, New Zealand adalah negara kecil dengan jumlah penduduk sebesar 5 juta jiwa, tetapi ekonomi New Zealand sangat stabil. Saat ini tiga industri utama di New Zealand adalah industri susu, perhutanan, dan perikanan.

Dua sektor lain yang juga berkontribusi besar adalah pariwisata dan pendidikan. Oleh karena itu, ia optimis kerjasama dengan Kadin Jatim akan bisa segera direalisasikan karena salah satu fokus Kadin Jatim adalah peningkatkan SDM.

“Peningkatan SDM itu juga menjadi fokus kami sehingga kami setuju untuk bekerjasama karena saya juga percaya bahwa untuk meningkatkan ekonomi itu dengan meningkatkan SDM,” tandasnya.

Di sektor argicullture dan energi baru terbarukan (EBT) New Zealand telah memiliki pengalaman sejak lama, sekitar 50 tahun dan saat ini juga tengah mengembangkan sektor science. “Di New Zealand ada suku pedalaman Maori yang populasinya mencapai 15 persen. Orang asli New Zealand inilah yang banyak menguasai bidang agrobisnis serta kehutanan,” ungkapnya.

Kevin juga menyatakan ketertarikannya tentang   pengembangan UMKM karena ia juga memiliki tugas untuk meningkatkan kinerja industri menengah kecil disana. Ia berharap untuk bisa saling bertukar pengalaman bagaiman cara membantu dan melalukan pendampingan UMKM.

Menanggapi keinginan tersebut, Adik Dwi Putranto menyatakan sangat berterimakasih dan Jawa Timur terbuka dalam hal kerjasama perdagangan, pertanian, SDM dan UMKM. Terlebih Jatim adalah provinsi dengan segudang potensi yang didukung oleh kelengkapan infrastruktur seperti pelabuhan dan akses jalan tol.

“Jatim memiliki banyak pelabuhan, infrastruktur semua telah terhubung dengan jalan tol. Kami punya laut, gunung dan kami juga memiliki beberapa tambang. Meski situasi saat ini agak kelabu dan banyak negara mengalami krisis, tetapi Jatim masih sangat menarik untuk investasi. Beberapa waktu yang lalu ada pabrik kaca dari China terbesar se Asia Tenggara, masuk mendirikan pabrik di Gresik dengan nilai investasi Rp 40 triliun,” terang Adik.

Dari sisi ekonomi, ada tiga sektor yang menjadi kontributor terbesar, yaitu manufaktur, perdagangan dan ketiga pertanian. Potensi pertanian di Jatim juga sangat bagus. Saat ini Jatim menjadi penyangga 19 provinsi di Indonesia untuk komoditas pangan. Di sektor pariwisata, Jatim memiliki tempat spesial seperti gunung Bromo, gunung Ijen dan juga Gili Iyang Madura yang memiliki oksigen terbersih kedua di dunia.

“Karena potensi Jatim sangat besar, maka program utama Kadin Jatim adalah meningkatkan SDM sebab semua itu tidak lepas dari SDM, agar  kita bisa bersaing dengan negara lain serta bisa menguasai pasar Indonesia dengan produk Indonesia sendiri. Dalam hal ini, Kadin telah bekerjasama dengan sejumlah lembaga luar negeri, yaitu IHK Trier, GIZ, PUM Netherland dan terakhir dengan Swiss Contact,” terang Adik.

Melalui pertemuan ini Adik berharap bisa meningkatkan nilai perdagangan dan investasi, juga bisa saling tukar-menukar teknologi, khususnya terkait teknologi susu dan pertanian. “Kemungkinan siswa dari Jatim bisa magang di sana agar nantinya pengetahuan yang diperoleh bisa diterapkan di sini,” katanya.

Kabid Perdagangan Internasional Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim, Lucky menambahkan bahwa perkembangan dan pertumbuhan perdagangan new Zealand dengan Jatim sejak 2018 lebih banyak devisit.

Pada tahun 2018 neraca perdagangan Jatim dengan New Zealand devisit US$73,25 juta dengan perincian ekspor Jatim ke New Zealand mencapai US$ 68,43 juta sementara impor Jatim dari New Zealand sebesar US$ 141,69 juta. Dan terakhir pada tahun 2021 devisit sebesar US$ 86,48 juta, ekspor mencapai US$ 93,40 juta sedangkan impor dari New Zealand mencapai US$ 179,88 juta.

“Ada 10 komoditas unggulan Jatim yang diekspor ke New Zealand, diantaranya tembakau, perabotan rumah, kayu dan barang dari kayu, kendaraan, kertas, pupuk, ampas industri, alas kaki dan plastik serta barang dari plastik,” ungkap Luky.

Adapun 10 komoditas impor Jatim dari New Zealand diantaranya adalah susu, mentega, telur, bubur kayu, ampas industri makanan, kayu dam barang dari kayu, perekat, enzim, sayur, olahan tepung, produk hewani, besi dan baja serta buah-buahan. ril/end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry