dr Daniel Lim (tiga dari kiri) didampingi Andi Solaeman (dua dari kiri) dan owner NH, Alexander (dua dari kanan) foto bersama usai acara Organo Stem Cell, Rejuvenation Therapy di NH Surabaya, Selasa (23/5/2023) malam. DUTA/ist

SURABAYA | duta.co – National Hospital (NH) Surabaya memfasilitasi ahli stem cell dari Jerman untuk memberikan edukasi bagi masyarakat tentang terapi tersebut, Selasa (23/5/2023) malam.

Seperti diketahui stem cell menjadi perbincangan hangat akhir-akhir ini sebagai terapi yang bisa menjadikan tubuh manusia kembali ‘remaja’.

Ahli stem cell Jerman, dr Daniel Lim hadir memberikan pencerahan panjang lebar terkait stem cell dalam acara Organo Stem Cell, Rejuvenation Therapy. Bagaimana terapi ini hingga pada regulasinya. Memang di Indonesia bahkan di Asia masih terbentur regulasi terkait stem cell ini.

Andi Solaeman, Representatif Terapi Stem Cell Jerman di Indonesia, mewakili dr Daniel mengatakan edukasi pada masyarakat terkait stem cell ini dilakukan agar mengetahui bagaimana dan apa fungsi terapi ini.

Pada dasarnya stem cell ada dalam tubuh manusia. Di mana kanak-kanak bahkan saat bayi baru lahir, ada banyak sekali stem cell. Sebagai contoh ketika anak-anak mengalami luka, bisa cepat sekali sembuh karena stem cell itu bisa membuat daya tahan tubuh menjadi lebih kuat. “Kadang kalau anak kecil luka, dikasih ludah saja sudah sembuh. Itu karena stem cell mereka banyak,” jelas Andi.

Seiring berjalannya waktu, tubuh menjadi besar dan dewasa bahkan menua, jumlah stem cell dalam tubuh juga mengalami penurunan signifikan. Jika terjadi luka misalnya maka akan lama sembuhnya.

“Karena itu, terapi stem cell ini untuk menambah jumlah stem cell dalam tubuh yang sudah berkurang itu,” tandas Andi.

Sekali dilakukan terapi stem cell dengan suntikan, akan ditambahkan 200 juta stem cell. Stem cell-nya sendiri kata Andi diambilkan dari stem cell anak domba. “Setelah dilakukan banyak penelitian, stem cell anak dombalah yang cocok. Bahkan di Jerman sudah ada peternakan domba khusus untuk diambil stem cell-nya,” tuturnya.

Terapi ini sudah banyak disukai masyarakat di Eropa. Walau bukan untuk pengobatan tapi ini menjadi alternatif  baru agar tubuh menjadi lebih kuat dan memiliki daya tahan.

“Bahkan ini bisa dilakukan siapa saja. Tidak harus menunggu sudah menua. Jika dirasa memiliki alergi misalnya, bisa dilakukan. Kalau orang-orang yang lansia misalnya juga sangat bisa melakukan ini,” kata Andi.

Untuk bisa melakukan terapi stem cell ini dibutuhkan dana USD 20 ribu atau sekitar Rp 300 juta. Terapi ini sudah termasuk suntikan stem cell dan perawatan selama lima hari di rumah sakit untuk diobservasi pra dan pasca terapi.

National Hospital pun akan memfasilitasi masyarakat yang ingin melakukan terapi ini. ril/end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry