FRANKFURT | duta.co –Potensi diaspora Nahdliyyin se-Eropa selama ini sangat besar, mereka menjadi pakar dan periset di pelbagai lembaga internasional.

Potesi besar inilah yang saat ini coba dimaksimalkan oleh Pengurus Cabang Istimewa Nahdlayul Ulama se-Eropa, pada Halal bi Halal Nahdliyyin Eropa bersama Ketua Umum PBNU, Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj,  Ahad (14/06/2020) pukul 13.30-16.30 CEST/18.30-21.30 WIB kemarin.

Dalam agenda ini, hadir Duta Besar Republik Indonesia untuk Jerman, HE. Arif Havas Oegroseno; Guru Besar ITS Prof. Dr. Agus Rubiyanto, Rais Syuriah PCINU United Kingdom Didiek S Wiyono, Ph.D, serta beberapa pakar dan profesional Nahdliyyin dari berbagai negara Eropa.

Agenda silaturahmi ini dilanjut webinar yang membahas kebijakan new-normal, dengan narasumber Dr. Wahyu W Hadiwikarta (Bioinformatikawan di Pusat Riset Kanker DKFZ Jerman), Bakhtiar Hasan, Ph.D (Biostatikawan di European Platform of Cancer Research Belgia), Afrizal Afandi (kandidat Ph.D bidang hukum Leiden University, Belanda), dan Shandy Adiguna (konsultan IT e-trading Bank of America di London, Inggris Raya). Webinar ini dipandu host Akrimi Matswah (Universitas Freiburg, Jerman).

Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj (Ketua Umum PBNU), mengungkapkan dukungan atas pengabdian Nahdliyyin di Eropa. “Ini merupakan bentuk jihad, karena berada di Eropa untuk studi maupun bekerja profesional masih bisa mengabdi untuk syiar Nahdlatul Ulama,” ungkap Kiai Said.

M. Rodlin Billah, Ketua PCINU Jerman, mengungkapkan betapa potensi besar diaspora penting untuk Indonesia.

“Diaspora nahdliyin sesungguhnya telah banyak memiliki keahlian dari berbagai latar belakang dan tersebar di banyak negara. Ini merupakan potensi besar yang dapat dengan segera dimanfaatkan pemerintah Indonesia dan PBNU untuk memaksimalkan, khususnya dalam rangka menghadapi new normal,” ungkapnya.

Menurut Rodlin, yang juga sedang riset program S-3 di Jerman, menyampaikan betapa peran serta para pakar dari Nahdliyyin dapat menyumbang gagasan dan strategi untuk penanganan Covid-19.

Sistem dan Data Base

Munawir Aziz, Sekretaris PCI Nahdlatul Ulama United Kingdom, menyampaikan bahwa diaspora Nahdliyyin ini harus dikoneksikan untuk memberi sumbangsih untuk Indonesia.

“Kami sedang membuat sistem agar potensi-potensi diaspora Nahdiyyin dapat berkontribusi langsung untuk Indonesia dan pesantren. Saya menghitung, ada ribuan profesional dan pakar dari Nahdliyyin yang selama ini berkiprah di pelbagai negara, di lembaga-lembaga riset internasional,” jelasnya.

Sementara, Afnan Anshori, Ketua PCINU Belanda mengharapkan potensi besar diasora bisa disatukan untuk memberikan perspektif dan strategi, misalnya dalam konteks penanganan Covid19. “Penting untuk bagaimana PCINU se-Eropa mampu memberikan perspektif dan kontribusi atau sharing strategi bagaimana Indonesia juga NU, serta lembaga pesantren dan madrasah mampu menghadapi era new-normal sebaik mungkin,” terang Afnan.

Selanjutnya, PCINU se-Eropa dan negara-negara lainnya akan mendorong pembentukan sistem dan data base Diaspora Nahdliyyin Se-dunia, untuk memaksimalkan potensi dan pengabdian pakar dan profesional. (*)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry