SURABAYA | duta.co – Dibalik peristiwa Wisuda 982 Calon Prajurit dan Bhayangkara Taruna (Prabhatar) Akademi TNI dan Akpol tahun 2021 yang bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda ke-93 tahun 2021 di Lapangan Sapta Marga, Akademi Militer, Magelang, Kamis, (28/10/21) lalu, menyisakan cerita haru dan bangga keluarga Kopral TNI AL yang anaknya lolos menjadi Taruna AAL Angkatan ke-70.

Bak Mutiara dari Bintan, sosok Rifki Ahmad Darmawan, selepas Upacara Wisuda selesai, menjadi incaran orang tuanya, Koptu Lis Chaerul (47) dan Yuniar Hasimah (41), dan Adiknya Aruf Arrahman (14). Seperti hal orang tua lainnya yang berburu dan mencari anak-anak mereka yang berdiri tegak di tengah lapangan Sapta Marga untuk melepas kangen setelah 3 bulan tak bertemu, karena menjalani Pendidikan Dasar Prajurit di lembah Tidar.

Setelah beberapa saat pencarian, akhirnya buahkan hasil. Pertemuan yang dirindukan itu tiba juga. Rifki yang mengenakan PDU 1 Taruna Akademi TNI tampak bersujud di kaki Ibu Yuniar, mencium tangannya, setelah itu berganti kepada Bapaknya, Kopral Chaerul. Ia juga bersimpuh dan mencium tangan orang tua yang membesarkannya sambil berlinang air mata bahagia.

Terdengar di belakang, depan, kiri dan kanan mereka, tangis, senyum, tertawa bahagia tampak tumpah di lapangan Sapta Marga oleh 982 orang Prabhatar dan keluarganya, sehingga menjadi moment istimewa yang juga mereka abadikan melalui video dan foto mereka.

Kopral Chaerul, Istri dan keluarga besarnya tentu berharap besar. Momen bahagia menyaksikan Rifki diwisuda Phabatar oleh Panglima TNI dan Kapolri ini bisa berlanjut. Ia bisa menjalani pendidikan tahap 2 di Mencandra dan pendidikan kematraan di Kampus AAL Surabaya, hingga nantinya menyaksikan ia di wisuda dan dilantik menjadi Letnan Dua oleh Presiden RI empat tahun mendatang.

Chaerul menuturkan, bahwa ia selalu teringat bait Gurindam 12 Pasal yang ketujuh “Apabila anak tidak dilatih, Jika besar bapanya letih”. Menurutnya sair itu memiliki makna mendalam dan menjadi motivasi untuk mendidik, melatih dan mengarahkan anak sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki seorang anak.

“Setiap orang tua tentu menginginkan anak-anaknya lebih baik dari dirinya, dengan penuh kasih sayang, diasuh, dibimbing, dididik, didoakan yang terbaik untuk kemudian dititipkan dalam bimbingan yang lebih baik,” terangnya.

Disisi lain Koptu Chaerul juga mengungkapkan rasa bangganya atas keberhasilan yang diraih putra sulungnya tersebut. “Tidak sia-sia saya dan ibunya mendidik Rifki. Kiranya Tuhan Yang Maha Kuasa selalu mengabulkan doa-doa kami. Semoga selalu di berikan kesuksesan dunia dan akhirat,” ungkapnya.

Ia juga berpesan agar Rifki setelah menjadi seorang Taruna, bisa lebih membanggakan lagi, belajar dan berlatih dengan sungguh-sungguh agar menjadi taruna yang tanggon, tanggap dan trengginas, berguna bagi agama, bangsa dan negara serta tetap rendah hati.

“Semoga Rifki kedepannya, selalu loyal serta tetap taat dengan ibadahnya.” Mata sang ayah tampak jelas berkilatan seolah gemuruh itu kian runtuh. Tak dapat lagi dibendung air mata kebahagiaannya. “Nak… Kamu adalah kado paling istimewa buat Ayah Ibumu,” ucapnya.

Meski Kopral Chaerul berasal dari Cirebon, Jawa Barat, namun ia begitu mendalami budaya Bintan, asal istrinya, sehingga ia juga menyitir kembali syair Gurindam 12 Pasal yang kesepuluh yang penuh makna yaitu, Dengan bapa jangan durhaka, Supaya Allah tidak murka. Dengan ibu hendaklah hormat, Supaya badan dapat selamat. Dengan anak janganlah lalai, Supaya boleh naik ke tengah balai. Dengan kawan hendaklah adil, Supaya tangannya jadi kapil.

Sementara itu “Si Mutiara dari Bintan”, Rifki Ahmad Darmawan yang memiliki tekad ingin berkarir seperti Sang Ayah di TNI ini, adalah anak kelahiran Tanjung Pinang, 19 April 2002 yang sejak TK, SD, SMP dan SMA ia jalani di Kecamatan Bintan Utara, Kabupaten Bintan.

Mengingat ayahnya seorang prajurit TNI-AL yang berdinas di Fasharkan Mentigi, Tanjung Uban, kedisiplinan dalam kemiliteran sang ayah, ia kecap lebih awal dalam kehidupan di dalam keseharian keluarga, sehingga disiplin waktu, ia rasakan mulai dari belajar agama Islam, beribadah, sekolah, bermain, belajar, termasuk disiplin latihan di cabang olahraga renang yang ia tekuni sejak kecil.

“Dalam keseharian, ayah selalu memantau dan selalu menanamkan dan memotivasi saya untuk giat beribadah, belajar, serta berlatih berenang yang saya senangi di Tanjung Uban. Dari seluruh pertandingan yang ada di Provinsi Kepri mulai dari tingkat umur, Alhamdulillah saya selalu mendapat juara 1, 2, dan 3,” terangnya.

Menurut anak sulung dari dua bersaudara ini, buah kedisiplinan dan latihan keras yang dijalaninya, ketika SMA ada beberapa kejuaraan tingkat provinsi dan internasional yang ia ikuti diantaranya peserta renang laut Koarmada 1 tahun 2016, 02SN Renang SMA tingkat Provinsi 2017 (Juara 3), O2SN Renang SMA tingkat Provinsi 2018 (Juara 3), International Bintan Triathlon tahun 2017 kategori sprint distance (Juara 1), International Bintan Triathlon tahun 2018 kategori sprint distance (Juara 1), Olimpic distance (Juara 1), International Bintan Triathlon tahun 2019 kategori sprint distance (Juara 2), Olimpic distance (Juara 2), peserta Bintan Ironman tahun 2019 dan peserta tour de Bintan 2019.

Menjadi Paskibraka Kabupaten Bintan tahun 2019, juga menjadi modal dan kebanggaan tersendiri bagi alumni SMAN I Bintan Utara, Kabupaten Bintan ini. Sehingga Ia semakin melambungkan asa dan mimpinya untuk bergabung dengan Sekolah Ketarunaan seperti Akademi TNI atau Akademi Kepolisian.

Belajar dari kerasnya kompetisi dan lomba tingkat lokal, nasional dan internasional yang sering ia ikuti. Lulusan SMA tahun 2020 ini terus mencoba memperbaiki dan meyiapkan lebih baik lagi persyarat yang dibutuhkan untuk menjadi Taruna AAL.

Ketika pendaftaran Taruna AAL mulai dibuka secara online, ia langsung mendaftarkan diri dan registrasi langsung di Panda Lantamal IV Tanjung Pinang. Rangakaian tes Ia jalani dengan ihtiar keras dan doa, mulai tahap daerah, Pantukhir TNI AL di Malang dan Pantukhir Pusat di Magelang.

Dari enam orang perwakilan Panda Tanjung Pinang kata Rifki, lima orang dinyatakan lulus seleksi Pusat di Malang, sedangkan satu kawannya tidak lolos dan harus kembali, dan selanjutnya mengikuti Pantukhir yang dipimpin Panglima TNI di Magelang dan dinyatakan lulus.

“Syukur Alhamdulillah, saya dan kedua orang tua saya merasa senang dan sujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas nikmat dan berkah yang diberikan ini, saya lulus dan bertekad lebih keras lagi belajar dan berlatih dengan sungguh-sungguh untuk meyelesaikan pendidikan di Akademi Angkatan Laut,” terang Rifki. (*)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry