Plt. Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin, usai penandatangan komitmen bersama penanganan Covid-19 di Gedung Negara Grahadi Surabaya. (FT/IST)

SIDOARJO | duta.co – Setelah melalui masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Kabupaten Sidoarjo kini memulai masa transisi New Normal setelah mendapat persetujuan dari Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.

Selama masa transisi New Normal, Pemkab Sidoarjo memberlakukan kebijakan dengan membuka seluruh aktivitas perekonomian hingga pukul 11 malam, kecuali tempat hiburan seperti karaoke yang masih belum diperbolehkan karena dinilai rentan menjadi akses penularan.

Plt. Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin mengatakan, pelaku usaha diminta menerapkan protokol kesehatan begitu juga dengan tempat wisata yang sudah diperbolehkan beroperasi. Ia menambahkan, terdapat pengecualian selain tempat karaoke yakni wisata air yang belum boleh beroperasi.

Cak Nur –sapaan akrab Plt. Bupati Sidoarjo mengatakan, jumlah pengunjung mulai dari restoran, mall, hingga tempat wisata dibatasi maksimal 50 persen dari kapasitas yang ada agar tetap menerapkan Physical Distancing. Begitu juga dengan ojek online sudah diperbolehkan mengangkut penumpang dengan maksimal 50 persen dari jumlah kursi penumpang.

“Aktivitas ekonomi kita buka semua sampai jam 11 malam. Untuk sementara, tempat hiburan malam seperti karaoke masih belum diperbolehkan karena sulitnya pengawasan dan rentan terjadi penyeraran Covid-19. Selain itu, tranportasi online seperti ojek online sudah boleh mengangkut penumpang. Semua sudah kami berikan keleluasaan tetapi penerapan terhadap protokol kesehatan tetap dilaksanakan dan akan kita awasi,” ujar Cak Nur usai penandatangan komitmen bersama penanganan Covid-19 di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis, (11/6/20).

Fokus Penguatan Kampung Tangguh

Cak Nur menyarankan, seluruh checkpoint di jalan-jalan protokol agar dihapus dan dialihkan ke desa-desa. Pemkab Sidoarjo akan memfokuskan pada penguatan Kampung Tangguh sebagai tempat edukasi masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan.

Transisi New Normal, lanjut Cak Nur, lebih ditekankan pada penerapan protokol kesehatan sebagai ujung tombak di Desa-desa. Saat ini, sudah ada 70 Kampung Tangguh yang terbentuk, nantinya, seluruh Desa akan dibentuk Kampung Tangguh.

“Transisi new normal ini bukan normal yang absolut ya, (bukan) normal yang kayak dulu. Tetapi normal dengan SOP protokol kesehatan. Oleh karena itu, kita harus memberikan pencerahan kepada masyarakat, dan memberikan edukasi kepada masyarakat. Tempatnya tidak lain adalah ada di Desa, ada di Kampung Tangguh. Jadi, kalau ada Kampung Tangguhnya, maka saya yakin sudah disitu paket kegiatannya pasti ada promotifnya, preventifnya, ada kuratifnya, karena disitu pasti ada Bidan Desa dan juga ada pastisipasi sosial karena banyak masyarakat yang terdampak secara ekonomi. Jadi, keempat faktor itu nanti harus ada di dalam program Kampung Tangguh,” urainya. (nzm/loe)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry