BLITAR | duta.co – Pembangunan RSUD Srengat di Kelurahan Dandong, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar sudah dimulai sejak 2018. Proyek pembangunan RSUD Srengat dilakukan secara multiyears. Anggaran yang digelontorkan mencapai sebesar Rp 180 milliar bersumber dari APBD.

Bahkan direncanakan pembangunan selesai dua tahun, mulai 2018 hingga 2019. Setiap tahun Pemkab Blitar menganggarkan Rp90 milliar.

Berkali-kali Pemkab Blitar memberikan pernyataan terkait target beroperasinya RSUD Srengat, dan terakhir ditargetkan pertengahan tahun ini bisa beroperasi.

Namun menginjak akhir semester pertama tahun 2020, tak ada tanda-tanda bahwa rumah sakit akan membuka pelayanan. Harapan masyarakat Blitar, khususnya bagian barat untuk mendapat pelayanan kesehatan terdekat dalam waktu dekat harus tertunda.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, Kuspardani mengaku belum siap untuk membuka pelayanan di RSUD Srengat. Pasalnya saat ini sedang berproses, baik secara administratif, persiapan alat, tenaga, hingga obat-obatan. Menurutnya sebagian alat memang sudah datang, namun perlu diuji fungsi.

“Demikian juga obat-obatan kan harus ditata karena akan diberikan kepada masyarakat, jadi harus jelas. Kemudian tenaga juga disiapkan sebaik mungkin agar pelayanan nanti tidak terkendala,” ujarnya, Kamis 25 Juni 2020.

Setelah semuanya siap, lanjut Kuspardani, baru pihaknya meminta rekomendasi Dinas Kesehatan Provinsi dan Persatuan Rumah Sakit Indonsia. Nantinya akan ada survey langsung dilapangan untuk mencocokkan, apakah semua syarat sudah terpenuhi sesuai aturan Menteri Kesehatan.

“Misalnya jumlah dokter spesialis, sesuai peraturan Menteri Kesehatan atau belum. Kalau rekomendasi turun dan dinyatakan siap, baru akan memberitahu Bupati untuk menandatangani surat izin operasional,” jelasnya.

Sementara itu untu Sumber Daya Manusia (SDM), Kuspardani menyatakan masih terpenuhi sekitar 65 persen. Saat ini masih mempunyai tiga dokter spesialis, yakni bedah, anak, dan anestesi. Padahal syarat rumah sakit kelas C harus mempunyai dokter spesialis penyakit dalam dan obgyn. Hingga kini pihaknya masih proses perekrutan kekurangan tersebut.

“Kalau tenaga non ASN kita sudah merekrut sekitar 160 orang. Kita sebenarnya sudah merencanakan jumlah SDM nanti sesuai aturan Permenkes, yakni 300. Kita sudah merekrut melalui CPNS, tapi sampai sekarang masih pending. Kemudian sudah merekrut tenaga non ASN, semua sudah masuk untuk mempersiapkan kebutuhan di rumah sakit. Nah saat ini kita tinggal menunggu CPNS untuk memenuhi seluruh kuota,” terangnya.(ndi)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry