SHOW UNIT : Direktur Pemasaran PT Intiland Grande, Harto Laksono (tengah), dan Marketing Koordinator Graha Golf, Koemalawati Angkadjaja (kanan) meninjau salah satu show unit kondominium Graha Golf di Surabaya.  duta.co/wiwiek Wulandari

SURABAYA | duta.co – Tahun 2019 bisnis property belum pulih dan melambat dampak ekonomi makro dan mikro. Namun demikian pengembang properti PT Intiland Development Tbk mencatat kinerja bagus. Berdasarkan laporan keuangan tahunan yang berakhir 31 Desember 2019, Perseroan tercatat membukukan pendapatan usaha sebesar Rp2,7 triliun, atau naik 7,2 persen dibandingkan tahun 2018 yang mencapai Rp2,5 triliun.

Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland, Archied Noto Pradono menjelaskan naiknya pendapatan usaha di tahun 2019 terutama dari penjualan dari segmen pengembangan mixed-use and high rise dan kawasan perumahan. Kenaikan tersebut juga ditopang dari penjualan dari aset-aset noncore yang belum akan dikembangkan dalam waktu dekat pada kuartal keempat tahun lalu.

“Pendapatan usaha meningkat terutama adanya penyelesaian beberapa proyek baru, sehingga hasil penjualannya bisa diakui dan dicatatkan sebagai pendapatan usaha. Pembangunan proyek ini sudah tahap penyelesaian dan mulai serah terima ke konsumen seperti kondominium Graha Golf, The Rosebay, Spazio Tower dan 1Park Avenue,” kata Archied dalam keterangan tertulis, Minggu (5/4).

Menurut Archied, pendapatan pengembangan (development income) masih memberikan

kontribusi terbesar mencapai Rp2,1 triliun atau 77,2 persen dari keseluruhan. Dibandingkan tahun 2018 senilai Rp1,9 triliun, nilai pendapatan pengembangan meningkat sebesar 8 persen.

Pendapatan usaha berikutnya bersumber dari  pendapatan berkelanjutan (recurring income) kontribusi Rp623,1 miliar atau memberikan kontribusi 22,8 persen dari keseluruhan. Pendapatan usaha dari segmen properti investasi ini membukukan peningkatan 4,5 persen dibandingkan pencapaian tahun 2018 yang nilainya Rp596,4 miliar. Dari sumber pendapatan pengembangan, menurut Archied, segmen mixed-use & high rise tercatat memberikan kontribusi paling besar mencapai Rp1,1 triliun, atau 40,6 persen.

Kontribusi tersebut meningkat 30,9 persen dibandingkan 2018 sebesar Rp 819,5 miliar. Kontributor berikutnya pengembangan kawasan perumahan mencapai Rp942 miliar atau 34,4 persen. Dibandingkan pencapaian tahun 2018 sebesar Rp629,6 miliar, terjadi peningkatan sebesar 49,6 persen di tahun 2019.

“Segmen pengembangan kawasan industry menyumbang Rp60,3 miliar atau 2,2 persen dari total. Sebagian besar berasal dari penjualan lahan industri Ngoro Industrial Park di Mojokerto, Jawa Timur dan penjualan gudang logistik di Aeropolis, Tangerang,” ungkap Archied lebih lanjut.

Meningkatnya pendapatan usaha menyebabkan laba kotor perseroan juga mengalami kenaikan. Perseroan mencatatkan perolehan laba kotor tahun 2019 sebesar Rp1,1 triliun, naik 12,5 persen dibandingkan tahun 2018 yang mencapai Rp1 triliun. Sementara laba usaha perseroan juga melonjak 44,2 persen menjadi Rp603,5 miliar, dibandingkan tahun 2018 senilai Rp 418,7 miliar.

“Laba bersih Intiland tahun lalu Rp251,4 miliar, naik 23,5 persen dibandingkan tahun 2018 sebesar Rp203,7 miliar. Naiknya laba bersih ini juga disumbang dari hasil penjualan saham perseroan di National Hospital di Surabaya, pada akhir tahun lalu,” ungkap Archied.

Archied mengakui bahwa tantangan Industri properti cukup berat tahun ini. Kondisi darurat akibat pandemik penyebaran Covid-19 telah secara langsung menciptakan dampak negatif terhadap kondisi perekonomian dan bagi upaya pemulihan sektor properti nasional serta berdampak terhadap arus kas perusahaan.

Perseroan akan terus berupaya menjaga kinerja usaha tahun ini dengan strategi pengembangan fokus pada proyek-proyek eksisting atau proyek yang berjalan. Mencermati perkembangan situasi dan kondisi saat ini, perseroan cenderung menempuh langkah konservatif dalam memutuskan setiap pengembangan proyek baru.

“Peluncuran proyek baru tentu ada sesuai rencana pengembangan. Namun kami terus memantau situasi dan arah pergerakan pasar secara teliti dan hati-hati untuk mendapatkan momentum terbaik saat peluncuran,” kata Archied.

Untuk tahun ini, perseroan akan fokus pada upaya meningkatkan kinerja penjualan dari inventori atau stok produk di proyek-proyek berjalan. Perseroan terus mengeksplorasi semua peluang pasar, termasuk ke segmen konsumen menengah ke bawah yang masih cenderung bergerak dengan target utama para pembeli akhir (end user). Imm

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry