Lomba Barongsai di Kemenag, senin (2/1/2023). (foto: kemenag.go.id)

JAKARTA | duta.co – Pemandangan sedikit berbeda tampak hari ini, Senin (2/1/2023), di kantor pusat Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin, Jakarta. Di area lobby, terlihat beberapa barongsai beratraksi dengan iringan musik khas Tionghoa yang menambah kemeriahan susana.

Tepuk tangan para penonton yang hadir menambah keriuhan. Ini kali pertama Kemenag menggelar perlombaan Barongsai Tradisional. Perlombaan ini digelar dalam rangka memperingati Hari Amal Bhakti (HAB) ke-77 Kementerian Agama, oleh Pusat Bimbingan dan Pendidikan Agama Khonghucu.

Kepala Bidang Bimbingan dan Kelembagaan Agama Khonghucu Mohammad Farid Wajdi mengatakan, lomba barongsai tradisional digelar guna melestarikan tradisi seni dan budaya umat Khonghucu.

“Festival Barongsai Tradisional ini juga merupakan bentuk penguatan moderasi beragama. Karena di dalamnya memuat pesan-pesan keberagaman seperti toleransi, anti kekerasan, komitmen kebangsaan, serta kebersamaan,” ungkap Farid.

Sebanyak 11 tim dari berbagai daerah di Indonesia memeriahkan perlombaan ini. Jumlahnya dirasa masih kurang. Untuk itu, perlu ditingkatkan baik dari segi teknis maupun pelaksanaannya ke depan.

“Ini akan menjadi agenda tahunan. Tahun depan akan dipersiapkan sebaik-baiknya, sedetil-detilnya, tentu dengan persyaratan oleh FOBI (Federasi Olahraga Barongsai Indonesia), baik dari segi tempat, teknis, dan lainnya,” ungkap Farid.

Ia pun mengatakan juara pada perlombaan ini akan ditampilkan pada acara puncak HAB pada 14 Januari 2023 mendatang. Selain tampil, saat itu dilakukan penyerahan hadiah oleh Mentei Agama.

“Meski pada dasarnya tidak ada yang kalah dan menang, ini bagian dari proses sosialisasi barongsai di Indonesia. Semoga barongsai di Indonesia semakin berjaya,” tutupnya.

Wakil Ketua PB FOBI Haris Chandra mengucapkan terima kasih kepada panitia dan Kementerian Agama yang telah menyelenggarakan acara ini. Ia pun berpesan kepada peserta agar mampu memanfaatkan event ini. Ia berharap para peserta tetap berlomba sebaik-baiknya.

“Barongsai harus mempunyai etika positif, tidak bakal sempurna kalau tidak memiliki basis etika. Mulai dari pertandingan, kita harus menunjukkan sopan santun. Karena tanpa sopan santun tidak akan menjadikan pemenang,” ungkapnya.

Ia pun mengatakan bahwa barongsai sendiri sudah menjadi cabang olah raga yang akan dipertandikan di Pekan Olahraga Nasional (PON). “Kini FOBI sudah punya cabang di 26 provinsi di Indonesia. Karenanya  manfaatkan event-event seperti ini,” tutupnya. (kemenag.go.id)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry