Penyerahan Berita Acara kegiatan full assesment LSP UINSA dari Ketua BNSP kepada Kerua LSP UINSA. (ft/ist)

SURABAYA | duta.co – Ahad (19/12/2021) Calon Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) UIN Sunan Ampel Surabaya memasuki tahap akhir. Yaitu tahap Penilaian Penuh, full assesment oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Kegiatan pembukaan berlangsung di Ruang Meeting Lt.9 Twin Towers A, hadir segenap Pimpinan universitas, fakultas, serta unit kerja pada UINSA Surabaya. Sementara kegiatan pemeriksaan dokumen bertempat di sekretariat LSP UINSA.

Prof Dr Hj Evi Fatimatur Rusydiyah, MAg, Ketua LSP UINSA, hadir bersama segenap pengurus LSP dan 24 tim asesor kompetensi. Rektor UINSA Surabaya, Prof H Masdar Hilmy, SAg, MA., PhD., selaku ketua dewan pengarah LSP, turut serta menyambut Tim Asesor dari BNSP bersama para Wakil Rektor.

Guru Besar UINSA pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan ini, berharap, kegiatan dapat berjalan lancar, serta membawa kemanfaatan bagi semua pihak. “Kami sangat tersanjung, senang atas kehadiran bapak/ibu sekalian. Mohon supaya kami mendapat arahan, sehingga LSP nantinya menjadi distingsi bagi PTKIN kita,” ujar Prof Masdar.

Menurut Rektor, UINSA Surabaya menjadi PTKIN Kedua dari 58 PTKIN Indonesia setelah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang memiliki LSP. Kendati baru pertama, Rektor percaya bahwa Tim LSP UINSA sudah bekerja maksimal dalam rangka menyiapkan segala sesuatu sesuai kebutuhan.

“Tidak ada alasan untuk mundur dari rancangan proses yang telah dilakukan di LSP. Mudah-mudahan ada jalan lapang untuk kita, dalam rangka sertifikasi khususnya untuk kebutuhan internal,” ucap Prof Masdar.

Terutama, lanjut Rektor, kaitannya dalam rangka membekali lulusan dengan skill atau keterampilan, serta sertifikasi yang mencerminkan keahlian yang dimiliki. “Bahwa itu nanti memiliki efek domino, yang jelas kami ingin bentuk kebutuhan internal direplikasi bukan hanya di FST tapi di fakultas lain juga. Hal ini merupakan amanat UU bahwa selain ijazah juga transkrip nilai, lulusan berhak pula sertifikat pendamping,” tegas Prof Masdar.

Memungkasi sambutannya, Rektor juga menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada tim LSP. Serta berharap agar semuanya dapat ditindaklanjuti dengan seksama dan penuh tanggung jawab.

Ruang kelas Tempat Uji Kompetensi (TUK).

Sementara, Miftahul Aziz, MH., Wakil Ketua BNSP mewakili tim BNSP menyampaikan, bahwa kegiatan full assesment ini merupakan proses tahap akhir dari pemberian lisensi bagi LSP. Hal ini, sebagaimana diamanatkan UU sebagai salah satu tugas BNSP dalam pelaksanaannya dikembalikan kepada masyarakat.

“Sehingga kami tugasnya adalah mengorkestrasi agar pelaksanaan sistem sertifikasi kompetensi kerja nasional ini tetap dalam kerangka penjaminan mutu,” ujar Miftahul Aziz, MH alumni IAIN Sunan Kalijaga ini.

Secara garis besar, dijelaskan Miftahul Aziz, MH, bahwa keberadaan LSP di perguruan tinggi memiliki dua peran besar. Pertama, sebagai penjaminan mutu dari pelaksanaan pendidikan. Mengingat, bahwa skema sertifikat disusun berdasarkan profil lulusan di masing-masing prodi.

Kedua, menjadi bagian penting dalam tracer study. “Bagaimana prakteknya? Karena di LSP itu ada kewajiban surveilance pemegang sertifikat,” imbuh Miftahul Aziz, MH.

Dokumen MUK Lengkap

Dimana, jelasnya, setiap pemegang sertifikat akan terus dievaluasi dan dilaporkan perkembangannya secara berkala. Hal itu penting guna memastikan, apakah keberadaan prodi dan atau perguruan tinggi masih relevan untuk dikembangkan atau tidak.

“Artinya bahwa kompetensi itu bisa didapatkan dari apa saja, dan saya kira yang khas dari pendidikan tinggi agama yaitu soft skill, akhlak bekerja,” tegas Miftahul Aziz, M.H.

Dalam sambutan penutupan, usai pelaksanaan asesmen, Miftahul Aziz, MH. juga menegaskan, bahwa secara umum tidak ada temuan kekurangan mayor saat sesi full assesment ini.

“Justru temuan positif diantaranya dokumen materi uji kompetensi (MUK) lengkap, Karena terkadang pada sejumlah calon LSP materi ini yang belum lengkap. Jika sejumlah kecil dokumen yang diminta perbaikan  bisa diperbaiki dalam satu dua hari ini, insyaallah sebelum ganti tahun lisensi LSP UINSA bisa di terbitkan dan diserahterimakan,” paparnya.

Sebagai informasi, sebagaimana dikonfirmasi Wakil Ketua LSP UINSA Surabaya, Yusuf Amrozi, MMT, saat sesi asesmen, Tim BNSP didampingi pengurus LSP UINSA. Diantaranya Ketua dan Jajaran Wakil Ketua LSP, para manajer bidang, asesor kompetensi berjumlah 24 orang dari 12 kompetensi yang di skemakan, serta sejumlah staf kesekretariatan.

Pengurus dan para manajer bidang pun menjawab pertanyaan yang diajukan Tim BNSP serta menunjukkan dokumen-dokumen LSP yang diminta sebagai syarat pendirian LSP UINSA Surabaya. (humas)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry