BOSDA CAIR:  Plt Walikota Batu Punjul Santoso menyerahkan secara simbolis BOSDA kepada 300 sekolah di Kota Batu yang cair. (duta/rio hendra)

BATU | duta.co– Setelah menunggu hampir empat bulan akhirnya  Bantuan Operasional Sekolah Daerah ( BOSDA) Kota Batu bisa dicairkan. Pencairan  Bosda tahap kedua diberikan kepada 300 sekolah di Kota Batu.

Sebelumnya, keterlambatan Bosda sempat di keluhkan beberapa sekolah di Kota Batu. Keterlambatan pencairan Bosda disebabkan oleh tertundanya penandatanganan PAK  sebab Bosda  masuk ke salah satu anggaran dalam PAK.

Kadindik Batu, Mistin mengatakan pihaknya meminta maaf kalau memang ada keterlambatan dari pencairan Bosda.

“Sekarang setiap sekolah bisa menggunakan Bosda dengan sebaik-baiknya, bisa untuk mengatasi kekurangan dalam setiap kebutuhan setiap sekolah,” kata Mistin saat penyerahan Bosda, Kemarin.

Dikatakannya, Bosda  yang dicairkan kali ini di harapkan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sekolah seperti membayar biaya operasional sekolah untuk murid, mengajak wisata di kota batu, dan sebagainya, asalkan tidak digunakan untuk pembangunan.

Mistin menambahkan kalau setiap sekolah menerima besaran Bosda berbeda-beda. Semisal besaran Bosda untuk SMK dan SMA. Di SMK ada yang menerima Bosda hingga Rp 1 Miliar.

“Memang setiap sekolah besaran yang diterimanya berbeda beda, ada yang menerima sampai nominal 1 Miliar rupiah karena jumlah siswanya yang banyak,” imbuh Mistin.

Untuk pencairan Bosda ini, tetap akan berlangsung hingga tahun berikutnya terutama untuk SMA/SMK. Meskipun dialihkan ke Provinsi. Hal ini tentu Pemkot Batu berkeinginan untuk mewujudkan pendidikan di Kota Batu yang bermutu serta wajib sekolah dua tahun.

Sementara itu Plt Wali Kota Batu, Punjul Santoso menambahkan dalam R-APBD 2018 ini, kenaikan Bosda tetap akan jadi pembahasan prioritas. “Masih dibahas dalam R-APBD 2018. Yang jelas anggaran untuk Pendidikan tahun 2018 naik sekitar 10 persen,” kata Punjul.

Punjul menambahkan, tujuan pemberian Bosda ini untuk memberikan bantuan operasional bagi KB/SPS, TK/RA/ABA Negeri dan swasta. Lalu juga Membebaskan pungutan bagi seluruh siswa SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK dan SLB terhadap biaya operasional sekolah. Meningkatkan kualitas gizi peserta didik TK/RA/ABA, SD/MI, SMP/MTs melalui tambahan nutrisi susu, dan makanan sehat.

“Juga membebaskan pungutan bagi seluruh siswa miskin, baik disekolah negeri maupun swasta,” imbuh Punjul.

Dari data total pemberian Bosda tahun 2017 yaitu Rp 40 miliar terbagi menjadi dua tahap. Tahap pertama 30 Januari, dan tahap dua 23 November. Jumlah sekolah di Kota Batu yang menerima dana Bosda Kelompok Belajar/Satuan PAUD Sejenis (KB/SPS) sebanyak 93 unit, masing-masing unit diberikan biaya operasional sebesar Rp 3 juta selama setahun.

“TK Negeri Pembina sebanyak tiga unit diberikan biaya operasional sebesar Rp 24 juta selama satu tahun dan tambahan nutrisi susu sebesar Rp 3.200 per siswa yang diberikan maksimal 36 kali dalam satu tahun,” jelasnya.

Lalu selanjutnya TK/RA/KB swasta sebanyak 90 unit, masing-masing unit diberikan biaya operasional sebesar Rp 6 juta satu tahun dan tambahan nutrisi susu sebesar Rp 3.200 per siswa yang diberikan maksimal 36 kali dalam satu tahun.

SD/MI Negeri dan Swasta sebanyak 89 lembaga, masing-masing diberikan biaya operasional pembelajaran sebesar Rp 20.000 per siswa setiap bulannya selama satu tahun dan tambahan nutrisi susu sebesar Rp 3.200 per siswa yang diberikan maksimal 36 kali dalam satu tahun serta tambahan makanan sehat sebesar Rp 5.000 per siswa yang diberikan maksimal 36 kali dalam satu tahun.

Untuk SMP/MTs sebanyak 30 unit masing-masing diberikan biaya operasional pembelajaran sebesar Rp 30.000 per siswa setiap bulannya selama satu tahun dan tambahan nutrisi susu sebesar Rp 3.200 per siswa yang diberikan maksimal 36 kali dalam satu tahun serta tambahan makanan sehat sebesar Rp 5.000 per siswa yang diberikan maksimal 36 kali dalam satu tahun.

Untuk SMA/MA/SMK Negeri dan Swasta sebanyak 27 unit. Masing-masing SMA/MA diberikan biaya operasional pembelajaran sebesar Rp 120.000 per siswa, sedangkan masing-masing SMK diberikan biaya operasional sebesar Rp 225.000 per siswa setiap bulannya selama satu tahun. SLB Negeri sebanyak 1 unit diberikan biaya operasional sebesar Rp 89 juta rupiah per tahun sudah termasuk makanan tambahan. Sedangkan SLB Swasta sebanyak 1 unit diberikan biaya operasional sebesar Rp 53 juta per tahun sudah termasuk makanan tambahan.

Khusus sekolah terpencil, SMP akan mendapatkan Rp 25 juta per tahun, sedangkan SD mendapatkan Rp 10 juta per tahun. Khusus sekolah yang memiliki kelas olahraga, SMP akan mendapatkan Rp 50 juta per tahun dan SMA akan mendapatkan Rp 75 juta per tahun. PKBM akan mendapatkan Rp 97 juta per tahun.

Kepala SMKN 2 Pamor Patriawan, mengatakan pihaknya sudah mempersiapkan kebutuhan yang memang harus dibayar. “Ya seperti hutang-hutang itu. Terus dengan komite sekolah dari program yang sudah dijalankan tetapi menggunakan anggaran lain,” kata Pamor. (rio)

 

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry