Miskan (55), warga Dusun Krajan, Desa Sukorejo, Kecamatan Bangsalsari, Jember yang menderita stroke dan sekitar 20 tahun tinggal di kamar mandi. (FT/detik)

JEMBER | duta.co – Siapa yang tak miris melihatnya? Miskan (55), warga Dusun Krajan, Desa Sukorejo, Kecamatan Bangsalsari, Jember yang menderita stroke dan sekitar 20 tahun tinggal di kamar mandi.

Miskan terus berjibaku melawan sakit. Penyakit stroke membuatnya sulit berdiri. Pernah ia memaksakan diri, namun terasa sakit sekali dan jatuh lagi. Alhasil dia memilih berjalan dengan jongkok.

“Pernah dipaksa berdiri, ternyata sakit sekali,” demikian disampaikan Miskan saat ditemui di kamar mandi tempat tinggalnya, Minggu (5/3/2017) dengan wajah penuh pasrah.

Lelaki ini kemudian menuturkan, istrinya sendiri pergi, tak kuat menanggung beban setelah tahu dia menderita stroke. Padahal, sebelum menderita stroke, Miskan sehari-hari masih bisa bekerja sebagai tukang becak di Surabaya.

Kini ia tinggal di sebuah kamar mandi berukuran 2×1,5 meter. Makan, tidur, mandi dan buang hajat, dia lakukan di tempat itu. Bau menyengat sudah biasa baginya.

“Setelah saya begini, istri saya pergi meninggalkan saya, mungkin tidak kuat,” kenang Miskan dengan berkaca-kaca. Sementara anak laki-lakinya yang kini bekerja di Malaysia, hanya sesekali memberikan kiriman uang.

“Dalam kondisi yang seperti ini, saya bisa apa? Saya ingin sehat kembali dan punya tempat tinggal yang layak,” harapnya.

Dia pun masih mengaku beruntung, karena Misnati, tetangganya mau memberinya tempat tinggal di dalam kamar mandi itu. Padahal, Misnati sendiri juga tergolong tidak mampu. Janda ini hidup dengan mengais padi sisa-sisa panen.

Mendengar itu, Misnati tak kuasa menahan tangis. “Saya sebenarnya pingin membawa Pak Miskan berobat. Tapi mau gimana lagi, saya sendiri untuk hidup harus ngasak (mencari sisa-sisa) padi,” ungkap Misnati, di lokasi yang sama.

Seingatnya, hanya sekali Miskan dibawa berobat oleh anaknya beberapa tahun lalu. “Akhirnya ya saya berikan kamar mandi ini untuk Pak Miskan,” jelasnya.

Bupati Jember dr Hj Faida MMR. (FT/timesjember)

Siapa yang peduli? Bupati Jember dr Hj Faida MMR ditunggu jawabannya. Bupati wanita yang dikenal suka ‘blusukan’ ke masyarakat diharapkan bisa membawa Miskan ke rumah sakit.

Sementara, Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas tak bosan-bosan menjenguk warganya. Minggu (5/3/2017) kemarin ia menjenguk sejumlah warga yang sakit dan kurang mampu. Anas sekaligus mengecek pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat.

Anas berkeliling ke rumah warga yang sakit sejak Minggu (5/3/2017) sore. Selain itu juga mengecek alokasi anggaran desa kepada masyarakat yang kurang mampu, yang dilakukan tataran desa dan kecamatan.

“Ini sekaligus saya mengecek penanganan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, memastikan langsung bahwa setiap laporan ke SMS Center dan media sosial tertangani baik,” ungkap Anas kepada wartawan, Minggu (5/3).

Kunjungan pertama Anas adalah ke rumah Ibu Nuraini Ekayanti di Desa Genteng Wetan yang mengalami kanker indung perut. Nuraeni telah dirujuk ke RSUD Genteng dan segera dikemoterapi di rumah sakit milik Pemprov Jatim, RSUD dr Soetomo di Surabaya.

Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas. (FT/detik)

Selanjutnya Anas menjenguk Beny Susanto, bocah 9 tahun di Desa Kaligondo yang menderita hidrosefalus. Setelah mendapat perawatan dan dioperasi, kondisi Beny makin membaik dan telah aktif bersekolah setelah sebelumnya terhambat. Satu bulan yang lalu dia telah dioperasi di RSUD Blambangan.

Anas juga mengunjungi RM (14) yang menderita tuna rungu dan kini sedang hamil karena mengalami kasus asusila. Permasalahan ini ditemukan setelah warga melapor ke call center Banyuwangi Children Center (BCC). Tim BCC yang juga melibatkan aparat hukum segera bergerak.

Anas mengatakan, selama ini Puskesmas-Puskesmas sudah menjalankan program jemput bola ke rumah warga yang sakit, terutama warga miskin dan lansia.  “Jadi dokter dan perawatnya yang datang ke warga, bukan sebaliknya,” ujar Anas. (dtc)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry