INSPIRAS : Panglima Besar Jenderal Soedirman saat memimpin perang gerilya (istimewa / duta.co)

KEDIRI | duta.co – Menggelorakan semangat untuk tunas – tunas bangsa selalu berjuang mengisi kemerdekaan, merupakan harapan Pemerintah Kota Kediri melalui Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora).

Ditemui di ruang kerjanya, Nur Muhyar, Kadisbudparpora berharap dengan digelarnya agenda tahunan ini, merupakan bagian wujud nyata mengenang sejarah dan sarana edukasi kepada generasi muda.

“Tanpa terasa kegiatan ini telah digelar selama 38 kali setiap tahun dengan menempuh jarak 37 kilometer. Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung acara ini dan apresiasi luar biasa kepada para peserta,” ungkapnya, kemarin.

Agenda Napak Tilas Rute Gerilya Panglima Besar Jenderal Soedirman, tentunya perlu dikenang kembali sosok pahlawan nasional tercatat sebagai salah satu jenderal perang terbaik sepanjang sejarah.

Bahwa Jenderal Soedirman, bahkan Presiden RI Ir. Soekarno pun sangat menghormatinya. Bahkan dijadikan tangan kanannya dalam berjuang menyelamatkan negeri ini dari Kolonial Belanda yang ingin kembali menjajah dibantu dengan para tentara sekutu. Sang Jenderal meski dalam kondisi sakit, berjuang mati-matian untuk membuat Indonesia terus merdeka dan diakui dunia internasional.

“Jasa beliau patut dikenang, jasa untuk bangsa dan negara ini agar tidak kembali direbut penjajah, meski merdeka di tahun 1945. Namun Belanda kembali ingin menguasai negeri ini. Bukan hanya perjuangannya, namun kisah kehidupan beliau patut dijadikan teladan buat kita semua,” terang Nur Muhyar.

Beliau adalah sosok pemuda cerdas yang hidup jauh dari orang tua dan ikut orang tua angkatnya Raden Cokro Sunaryo merupakan saudara dari ibunya. Gelar raden diberikan karena, masyarakat menggetahuinya jika Soedirman adalah anak kandung Cokro Sunaryo yang saat itu menjabat camat.

Rasa nasionalisme pada dirinya tak perlu lagi diragukan, karena ketaatannya menjalankan ibadah secara tepat waktu. Kemudian Jenderal Soedirman mendapat julukan haji oleh teman-temannya. Yang bersekolah di sekolah pribumi, Hollandsch Inlandsche School. Ketaatan ini terus meningkat seiring dengan pengetahuan baru dan juga bimbingan dari guru-gurunya.

“Inilah kenangan yang patut diingkat dan semoga menjadikan generasi kita termotivasi. Meski Jenderal Soedirman saat itu tidak memiliki uang untuk melanjutkan kuliah, namun justru ilmu yang dimilikinya dipergunakan untuk mengajar di salah sata sekolah di Cilacap,” terang Nur Muhyar. (nng)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry