Tampak Gatot Nurmantyo dan Prof Rochmat Wahab melakukan pengukuhan KAMI NTB (foto atas) dan Hersubeno Arief (foto bawah) (FT/FNN)

SURABAYA | duta.co – Ada catatan penting bagi para pendemo acara KAMI (Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia) yang dipimpin  Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo (GN), Prof Dr KH Rochmat Wahab dan Prof Dr Din Syamsudin. Anda, para pendemo, akan mendapat senyum manis dari para presidium KAMI. Mengapa?

“Saya selalu mengatakan, kalau kita punya acara, kita selalu berdoa, seperti yang terjadi di Pesantren (Al Ishlahudiny, Kediri, Lombok Barat) tadi. Kok (tiba-tiba) dibatalkan, saya tetap tersenyum. Mengapa? Karena manusia hanya bisa bedoa, kalau tidak dikabulkan, itu bukan berarti Allah swt marah. Justru Allah punya rencana yang lebih indah,” demikian disampaikan Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo sebagaimana diunggah Hersubeno Arif, di Forum News Network (FNN), Rabu (30/9/2020).

GN kemudian memberikan contoh, betapa indah skenario Allah SWT. Waktu acara deklarasi di Bandung, misalnya, rencananya berlangsung di Gedung Balai Sartika. Tetapi seminggu sebelum acara, dibatalkan. Panitia kemudian memindahkan ke Hotel Grand Pasundan. Tetapi juga dibatalkan.

“Apa yang terjadi? Justru lebih indah. Akhirnya justru ada dua kegiatan. Deklarasi berlangsung di rumah Bang Jumhur (Jumhur Hidayat red), sementara aksi KAMI berlangsung di Gedung Sate. Kan indah,” jelas GN didampangi Prof Dr Rochmat Wahab ketika berada di Rumah Makan Ayam Taliwang, Selasa  sekaligus mengukuhkan KAMI Nusa Tenggara Barat (NTB) tersebut.

Begitu juga ketika di Surabaya, sama. Acara, sedianya di Gedung Juang. Tetapi ditutup sama yang demo, bukan dibatalkan. “Tetapi, kami bersama Prof Wahab dan sejumlah ulama sambil menunggu di sebuah tempat (kantor KADIN Zabal Nur red), tiba-tiba ada demo. Acara KAMI dibubarkan. Saya bilang: Jangan marah kepada Pak Polisi. Karena Pak Polisi ini kan bawahan. Hatinya juga tidak mau, tetapi karena terpaksa, dia lakukan. Kita jangan marah,” jelas Gatot.

Begitu juga ketika menyaksikan para peserta demo. GN mengingatkan, bahwa, kondisi ekonomi negeri ini sedang sulit. Banyak orang susah (cari duit). “Di Bandung, ada seorang mahasiswa. Saya percaya karena yang bilang itu dosennya. Sampai dia bilang ‘saya malu’. Mereka menerima 100 ribu untuk demo. Tetapi, kita jangan melihat itunya. Mungkin saja dia dalam kondisi susah, orangtuanya kerja, tetapi di PHK. Ada peluang dari orang ‘baik hati’ untuk mendemo KAMI. Akhirnya diterima,” jelasnya.

Dan, lanjut Gatot, KAMI tidak boleh melawan. Kita yang berada di KAMI, punya kelebihan. Minimal punya hati. “Makanya, kalau KAMI mau dibubarin, ada demo seribu atau sepuluh ribu, kita tidak pernah takut. Justru kita bersyukur, jangan dilawan, kita doakan. Ya Allah lindungilah mereka. Mereka ini kasihan. Hati mereka mungkin menangis, tetapi, karena mereka perlu uang, maka, itu terima untuk demo. Dengan demikian, hati kita tidak kotor,” jelas GN.

Kecuali, jelas GN, “Kecuali! Ada yang demo Ganti Pancasila, Bubarkan Indonesia. Maka, hanya satu: Allahu Akbar, habisin. Kalau itu yang terjadi, tidak usah banyak  mikir! Allahu Akbar habisin. Tetapi kalau yang didemo KAMI, mereka itu hanya karena tidak tahu saja. Atau tadi, dia teriak tetapi hatinya menangis. Kasihan kan,” tegasnya. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry