SURABAYA | duta.co – Pekan kemarin warga nahdliyin mendapati video pendek, durasinya 00:16 detik. Video dan suaranya bikin merinding warga nahdliyin. Gambar yang mucul lelaki berbaju NU, lalu menuangkan minuman keras, bir. “NU lek, NU tukang tuang Bir,” demikian komentar seorang lelaki dalam video itu.

Karuan, video tersebut viral. “Jangan sampai kita biarkan. Video semacam ini jelas menyakiti nahdliyin dan muassis NU. Kita harus peduli, harus dicari siapa pembuatnya? Kok pakai logo NU, apa benarnya ia warga NU. Atau ada agenda adu domba sesama umat Islam,” demikian H Tjetjep Mohammad Yasien, SH, MH kepada duta.co  usai menerima video itu.

Hari ini, Rabu (4/1/23) duta.co mendapati kisah tersebut di akun facebook Generasi Muda NU Pusat (@Gemunu Pusat). Intinya, ada lelaki yang minta maaf karena telah membuat video dan mengomentarinya, lalu menyebarkan ke publik. Padahal, isinya, diakui sangat mendiskreditkan NU.

Sayang, lelaki itu tidak tampak jelas identitasnya. Ia sempat menangis dan minta maaf. Itu terlihat dari akun facebook Gemunu Pusat bertajuk “Nangis, pelaku pembuat dan penyebar video yang memojokkan Nahdlotul Ulama meminta maaf setelah diciduk di kediamannya…”.

Lelaki itu kemudian membaca teks permintaan maaf. Katanya, seseorang yang menggunakan baju berlogo NU itu bernama Siswanto. Berikut pernyataannya: “Dengan ini saya menyatakan, mengakui kesalahan saya atas video yang sudah viral. Yang isinya……” katanya sambil menahan tangis.

“Isinya mempertontonkan warga NU yang bernama Siswanto sedang menuangkan minuman keras beralkohol, dengan menggunakan baju berlogo NU. Ada pun saya yang membuat video (shooting) tersebut dan itu (benar) suara saya,” katanya.

Untuk itu, jelasnya, atas perbuatan yang telah mendiskreditkan lembaga Nahdlatul Ulama dari tingkat Pusat (PBNU sampai tingkat ranting, baik struktur maupun non-struktural: “Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, dan saya berjanji tidak akan mengulangi perbuatan tersebut lagi.  Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dengan sadar, tanpa ada paksaan,” pungkasnya.

Ini Pola PKI
Gus Yasien (kanan) saat bersilaturrahim dengan Cak Anam (kiri). (FT/duta.co)

Menurut Gus Yasien, panggilan akrab H Tjetjep Mohammad Yasien, pembuat dan penyebar video itu tidak cukup hanya menangis, minta maaf. “Ini masalah serius. Menimbulkan saling curiga. Saya justru khawatir ini dilakukan oleh kelompok yang ingin NU terpecah belah. Ingat tahun 1965. Ini (mirip) pola PKI yang sibuk mendiskreditkan Masyumi. Sampai sekarang (dampaknya) masih terasa, ada yang ingin membenturkan NU dengan Masyumi,” tegasnya.

Gus Yasien mengapresiasi langkah Generasi Muda NU Pusat. Karenanya, ia usul agar identitas laki-laki itu muncul ke publik. Jangan sampai tertutup, biar umat paham. “Dengan begitu, semakin jelas, kelompok mana yang ingin mengadu-domba nahdliyin. Sehingga, kita tidak saling curiga,” pungkasnya. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry