SURABAYA | duta.co – Hari ini, Selasa (25/10/22) Fraksi PKS kembali membuka (launching) Lomba Baca Kitab Kuning (LBKK). Ini yang keenam kalinya, sudah melibatkan 7.926 santri se-Indonesia. Seperti biasa, LBKK ini dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN), kali ini bertepatan dengan Milad ke-18 FPKS.

Sambutan pembukaan KH Dr Jazuli Juwaini, Lc MA, Ketua Fraksi PKS, mendapat apresiasi para santri. Dalam sambutannya, ia menegaskan, bahwa, FPKS siap berada di garda terdepan untuk membumikan Kitab Kuning.

Dr Jazuli menegaskan, bahwa, santri merupakan elemen penting di negeri ini. Bukan saja menjaga kesatuan republik Indonesia.  “Lebih dari itu, santri dan ulama telah menghadirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mereka tidak bisa dipisahkan dari berdirinya negara yang bernama Indonesia,” jelasnya.

Masih menurut Dr Jazuli, tidak boleh ada sejarah yang terputus, atas peran dan kepedulian mereka dalam melahirkan Negara Kesatuan Republik Indonesia. “Hari Santri ditetapkan, itu merujuk kepada Resolusi Jihad Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama,” tegasnya.

“Suka atau tidak suka, diakui atau tidak diakui, orang yang pertama kali mengusulkan Hari Santri harus merujuk kepada Resolusi Jihad Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari adalah kader PKS, yaitu Dr Muhammad Hidayat Nur Wahid, yang kemudian diterima oleh semua pihak,” tambahnya.

Lomba Baca Kitab Kuning ini, jelasnya, ditujukan kepada seluruh rakyat Indonesia, agar mampu menghargai santri, mampu menghargai ulama. Kepada para pengambil kebijakan di negeri ini, agar supaya  bukan hanya menjadikan pesantren sebagai obyek dalam kontestasi demokrasi. “Tetapi secara serius dan sungguh-sungguh, kita harus memberikan perhatian yang serius kepada pesantren, ulama dan santri,” urainya.

Negara Harus Hadir

Masih menurut Dr Jazuli, ulama itu harus kita hargai. Jangan biarkan ulama mendatangi kantor-kantor karena membutuhkan sesuatu bantuan. Negara mestinya yang harus hadir. Pemerintah pusat, provinsi, kabupaten inilah yang harus hadir dan memperhatikan mereka. Karena peran dan jasa mereka sangat luar biasa dalam menghadirkan NKRI, menjaga NKRI dengan tulus dan ikhlas.

“Karena itu, FPKS termasuk fraksi yang gigih dalam menyelesaikan Undang-undang Pesantren. Undang-undang ini tidak (bisa) diselesaikan satu fraksi saja, dan itu sangat tidak mungkin. FPKS berjuang terdepan untuk membahas UU ini. tujuannya agar perrintah hadir dalam dunia pesantren,” tegasnya.

LBKK, tambahnya, dihadirkan pertama kali oleh PKS. Karena PKS ingin Parlemen RI juga bisa menghargai dunia santri, pesantren dan para ulama. “Ingat, mereka bisa duduk di Parlemen, DPR, itu karena Indonesia merdeka. Dan, Indonesia bisa merdeka, ini bukan saja karena keringat, tenaga, tetapi juga darah para ulama dan santri, selain (tentu) juga komponen bangsa lain,” jelasnya.

Apresiasi Santri

Dr Mukhrojin, Dosen Pendidikan Agamna Islam di Universitas 17 Agustus 1945 (Untag Surabaya) memberikan apresiasi kepada FPKS yang terus berkomitmen menjaga eksistensi Kitab Kuning. LBKK telah menjadi kebanggan santri dan dunia pesantren.  “Luar biasa komitmen PKS dalam mengawal eksistensi Kitab Kuning. Semoga upaya ini mendapat jalan terbaik,” demikian Dr Mukhrojin kepada duta.co, Selasa (25/10).

Pengasuh Pondok Pesantren Bismar Almustaqim Surabaya ini, juga sibuk dengan kajian kitab kuning, yang merupakan khasanah klasik pesantren. “Kami terus mengkaji dan mengembangkan isi sejumlah kitab kuning. Selain itu, juga ada reformulasi pemaknaan kitab kuning dengan  bahasa Indonesia. Karena anak-anak sekarang cenderung tidak menguasai bahasa Jawa,” tegasnya.

LBKK FPKS ini, tandasnya, merupakan langkah tepat untuk ikhtiar menjaga eksistensi Kitab Kuning. Di samping itu, tentu, untuk mengajak generasi muda lebih mengenal kitab kuning. “Kami sempat melihat langsung prosesi LBKK di Museum NU Surabaya. Luar biasa, semoga memberi banyak manfaat,” pungkasnya.  (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry