Djoko Edhi Abdurrahman, Wasek LPBH PBNU (youtube)

SURABAYA | duta.co – Berkumpulnya banyak tokoh, lalu mendeklarasikan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) karena menganggap, negara saat ini sudah melenceng jauh dari yang dicita-citakan pendiri bangsa, mendapat komentar serius Djoko Edhi Abdurrahman, Wasek LPBH PBNU yang notabene mantan Komisi Hukum DPR RI.

Menurut Djoko Edhi, mau digandakan puluhan tokoh, dua ratus tokoh, tiga ratus tokoh, atau bahkan ribuan tokoh, kalau akar masalahnya tidak diselesaikan, juga percuma.

“Kalau dalam otak saya, seluruh masalah itu ada di Jokowi. Turunkan dulu Jokowi. Di situ rumpun masalah. Kalau itu dihilangkan, hilang semua,” demikian Djoko Edhi Abdurrahman sebagaimana diunggah channel youtube @Kabar dari Kami, 2 Agustus 2020.

Djoko Edhi, yang diujuluki salah satu media online sebagai tokoh kritis, super pedes level 9, ini dalam video berdurasi 5 menit 11 detik tersebut juga menjelaskan, bahwa, kerusakan Indonesia saat ini sudah parah.

“Belum covid saja sudah sangat parah. Pertumbuhan ekonomi cuma 4,9 persen, sebelum kena covid 3 persen, begitu kena covid, habis. Jadilah minus 4 persen. Jadi secara ekonomi, Jokowi sudah tidak boleh lagi di situ,” jelasnya.

Nasih menurjut Djoko Edhi, berkumpulnya para tokoh itu, menunjukkan sudah habis kesabaran orang, kesabaran masyarakat untuk menunggu presiden berubah. Tetapi, nyatanya, semakin parah. Kena covid, malah semakin terbenam. “Anehnya tidak berubah. Nah, yang dicari rakyat sekarang adalah jalan keluar,” tegasnya.

Maka, sejumlah tokoh berkumpul dan mendeklarasikan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI). Beberapa tokoh seperti Din Syamsuddin, Rocky Gerung, Refly Harun, Ichsanuddin Noorsy, Abdullah Hehamahua hingga Said Didu, nampak hadir. Mereka menyatakan koalisi ini merupakan gerakan moral yang terbentuk atas keresahan bersama terhadap kondisi bangsa terkini.

“KAMI, Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia, pada pemahaman saya adalah sebuah gerakan moral seluruh elemen-elemen dan komponen bangsa lintas agama, suku, profesi, kepentingan politik kita bersatu. Kita bersama-sama sebagai gerakan moral untuk menyelamatkan Indonesia,” kata Din saat hadir dalam deklarasi di kawasan Fatmawati, Jakarta Selatan, Minggu 2 Agustus 2020.

Mantan Ketua Umum Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini mengibaratkan, Indonesia bagaikan kapal besar. Namun saat ini kapal itu sedang goyang dan hampir karam.

Kondisi sekarang, kata dia, terlihat dari jutaan orang yang masih kelaparan, kehilangan pekerjaan, dan praktik korupsi yang terus berjalan. Ia juga menyebut, koalisi ini berupaya menyelamatkan negara agar tidak dikuasai oleh oligarki dan dinasti politik.

Dalam koalisi nanti, disebutkan bahwa akan banyak lagi tokoh yang siap bergabung dan bersama-sama di KAMI. Beberapa nama disebut seperti mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dan ekonom senior Rizal Ramli. “Saya sampikan bahwa kiblat bangsa ini telah melenceng,” katanya.

Sementara itu, mantan Sekjen Kementerian BUMN Said Didu, mengajak semua pihak bersuara. Termasuk para pekerja perusahaan milik negara dan birokrat. Sebagai mantan petinggi di Kementerian BUMN, ia melihat momentum saat ini sudah saatnya meluruskan kembali kebenaran.

Dia mengaku, kalau teman-temannya yang masih di BUMN saat ini sudah merasa bahwa pembangunan di negara ini sudah berbelok dari cita-cita sebenarnya. “Saya kira itu saja. Karena saya tahu teman-teman saya di birokrat dan BUMN mereka juga merasa,” kata dia. (youtube,viva)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry